03

2.8K 450 104
                                    

Malam sudah tiba, jam menunjukkan pukul 20.45. Shani baru saja pulang berkerja, wanita itu masuk ke dalam rumahnya dengan pandangan yang melihat kesana kemari, mendengar suara televisi Shani langsung saja ke ruangan TV.

"Loh kok kosong? Pasti Azizi lupa nih matiin TV nya hadeh... kebiasaan," Shani pun mencari letak keberadaan remote TV dan mematikan televisinya.

Setelah itu ia langsung keluar, pandangannya kini tertuju pada meja makan yang terlihat berantakan. Helaan nafas lolos dari mulutnya.

"Gracia sama Zee baru selesai makan malam? Tapi kok tumben ngga di habisin?" tanyanya pada diri sendiri.

Shani tipikal orang yang rapih, jika melihat berantakan seperti ini tangannya pasti gatal ingin membereskan. Ia pun menaruh sejenak tas serta membuka blazer nya lalu mengambil satu persatu piring bekas makan itu dan langsung ia buang. Shani berpikir mungkin masakannya kali ini rasanya kurang, jadi kedua adiknya itu tidak menghabiskannya.

Padahal, tidak tahu saja dia kejadian siang tadi Zee yang memilih pergi ke kamarnya juga dan membiarkan makanannya nganggur begitu saja. Bahkan di biarkan terbuka begitu saja, tidak ada tudung saji yang menutupi.

"Tapi kok masih banyak banget ya makanannya? Apa tadi waktu siang mereka GoFood?" malas menebak-nebak lagi Shani memilih meneruskan kegiatannya saja, setelah membuang dan mencuci piringnya Shani mengelap meja makan yang sedikit kotor setelah itu akhirnya selesai.

Shani kini naik ke lantai atas menuju kamarnya, ia ingin segera bersih-bersih lalu pergi ke kamar Zee seperti yang di janjikan tadi siang.

45 menit kemudian Shani selesai, tubuh lelahnya kini sudah lebih fresh dan ia pun sudah nyaman memakai piyamanya. Segeralah melangkah keluar dari kamarnya, sebelum ke kamar Zee Shani ingin mengecek kamar Gracia terlebih dahulu.

Cklek.

Shani hanya mengintip sedikit, ternyata di dalam Gracia belum tertidur, dia sedang memainkan handphonenya. Melihat sang Cici membuka pintunya, Gracia memutar bola matanya.

Shani hanya tersenyum, itu sudah biasa. Ia memilih melangkah masuk karena ingin mengucapkan sesuatu.

"Ngapain masuk?" tanya Gracia sewot.

"Cuma mau bilang makasih aja kok," sahutnya.

"Hm, udah sana keluar."

"Iya. Sekali lagi makasih ya, maafin Cici tadi udah bentak kamu." ucapan Shani tiba-tiba saja membuat hati mungil Gracia terhenyak.

Melihat Gracia yang diam, kening Shani jadi mengernyit heran. "Ge? Kok diem?"

"Emang kenapa kalo diem? Salah mulu aku perasaan," katanya malas.

"Hadeh, ngga jadi deh. Yaudah aku keluar dulu, kamu jangan tidur malem-malem dan jangan pernah beli obat tidur lagi." perintah Shani tegas.

"Hmmm."

"Sekali lagi maafin Cici ya, Gege." Shani menyempatkan mengecup dahi Gracia sebelum ia benar-benar keluar.

"Ci..."

Gracia memanggilnya, ia pun menengok. "Kenapa, Ge?"

"Cici mau tidur?"

"Iya, Ge. Udah malem, Azizi minta di temenin tidur juga malam ini."

"Oh," sahut nya singkat seraya membaringkan tubuhnya lalu menutupnya dengan selimut membuat Shani geleng-geleng melihatnya.

"Ck, Ci Shani pake tidur sama anak itu segala sih, terus gue gimana?" batinnya kesal, ia harus berusaha sendiri agar bisa tidur dengan nyenyak.

Dear Azizi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang