iv: kabur dari bokem

25 11 6
                                    

"Di aku, guyssss!" seorang gadis tiba-tiba muncul di sebelah Mustafa dengan berteleportasi, sekantong telor gulung ada di tangan kirinya, dan wristwatch ada di tangan kanannya. Mustafa biasanya selalu merasa terganggu dengan kehadiran Bunga, namun kali ini, ia merasa Sangat bersyukur gadis itu datang.

"Jangan khawatir! Bapak ojek ini kesini bareng aku kok!"

Sontak, tatapan menilai mereka menjadi rileks, mereka kemudian terkekeh. "Bunga, ternyata kamu. Wristwatch kan gaboleh dilepas!"

"Iya, iyaa, bawel. Aku yang lepas, tadi rusak sedikit," Bunga menjulurkan lidahnya.

Setelah Bunga sedikit berceloteh dengan mereka, murid-murid sekitar pun kembali ke kesibukan mereka masing-masing. Ada siswa-siswi yang bergerombol dan makan bareng, ada siswa-siswa yang memainkan digital tab-nya sambil mabar game berjudul 'fri fayer' kemudian tantrum karena kalah, ada guru honorer yang tetap bekerja meski dengan gaji tidak manusiawi, sambil makan soto yang tinggal setengah dengan laptop di depannya, ada wibu ansos yang nonton anime di digital tab-nya.

"Kamu!"

"OW, ow! Bunga, hentikan!"

Lelaki berkacamata itu mengaduh ketika telinganya ditarik oleh Bunga. Ia menghela nafas dan memberikan wristwatch tersebut ke arah Mustafa sambil mengedipkan sebelah matanya. Mustafa langsung paham dan menggunakannya dengan sangat terpaksa.

Wristwatch itu ternyata dalam keadaan mati. Mustafa tidak tahu bagaimana Bunga bisa mendapatkan barang seperti ini, taapi yah, yang penting, Mustafa tidak dikeroyok 1 sekolah berisi anak-anak berkekuatan super...

"Bisa-bisanya kamu mengatakan hal seperti tadi, sengaja ya!" Bunga mengomelinya.

"Duh. Kamu ini anak kecil ya? Kok main jewer-jeweran sih?" Laki-laki itu memegangi telinganya yang memerah. Ia kemudian memandang Mustafa dengan tatapan penasaran. "Soalnya kamu bawa pelanggar hukum ke sekolahan yang penuh dengan Purifikators, menurutmu apa yang akan terjadi?"

"Kalau menurutku... kamu jangan ikut campur urusan orang lain,"

Baru kali ini, Mustafa mendengar ucapan dengan nada seserius ini dari gadis yang biasanya asal bunyi. Ia cukup mengerikan juga jika marah.

Laki-laki itu seperti membaca sesuatu di pikiran Bunga. Ia kemudian menghindari tatapan Bunga.

"Baiklah, maaf," ia mengatakan, kemudian melihat ke arah Mustafa. "Pak, kenalin, saya Faldo. Saya barusan baca pikiran Bunga. Dia pengen... bawa Bapak kemana-mana. Tolak aja ya Pak, emang hobinya ngerepotin." Faldo menjelaskan. Ia kemudian mengaduh ketika tangannya dicubit oleh gadis itu.

"Ampun deh, memang kedengaran merepotkan sih." Mustafa menghela nafas.

"Kemudian, maaf soal tadi, ya Pak? Saya penasaran aja, kenapa orang yang ogah jdi Purifkator kaya Bapak ke sekolah penuh Purifikator. Saya pikir Bapak pengen lihat-lihat dulu sebelum akhirnya jadi Siswa dengan umur tertua di sini."

"Kamu... kalau baca pikiran orang nggak minta izin dulu ya?" Mustafa merasa pusing, kekuatan Faldo benar-benar menjengkelkan. Kan ia normalnya tidak akan memberikan informasi sebanyak itu ke orang yang barusan ia kenal. Seorang bocah, lagi!

"Hehe." hanya itu jawaban Faldo.

"Ya sudahlah!" Bunga tiba-tiba berucap. "Yang penting, sekarang udah enggak ada anomali yang tiba-tiba muncul!"

Suara dari megaphone tiba-tiba muncul.

"Teruntuk para Purifikator Outside Wall, Anomaly level 2, Anomaly #80: "The Weeping Lady", telah diturunkan di dekat 'wall' jenis monster ini adalah monster yang dapat menimbulkan gangguan mental berupa halusinasi terkait orang terdekat mereka. Diharapkan agar para Purifikator waspada dengan kedua tangannya yang dapat menimbulkan luka cakar yang cukup dalam.

PurifikatorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang