episode 23 (last part) : neorago

4.6K 83 46
                                    

 pict : suju no other

video jadul : neorago

dedikasi : SEMUA YANG UDAH MAU BACA-FANNING-KOMEN-VOTE!!! LOVE YA :D :*

-----

*Yuuna POV*

Masih berlari. Aku tak berani menatap belakang. Aku tak tahu apa yang sekarang merasuk ke pikiranku. Aku tak mau lagi kembali ke Korea kalau seperti ini. Aku tak sanggup kalau harus melakukan ini semua.

Aku mengeluarkan koper yang berada di bagasi mobil Siwon. Aku harus pergi sekarang juga. Aku tak peduli dengan semuanya sekarang. Hatiku hancur, aku bahkan hampir tak sanggup bernafas. Semuanya terlalu gelap untukku berlari. Semuanya terasa berat. Apa benar? Apa benar tadi yang dikatakan Kyuhyun? Apa telingaku merespon sesuatu yang nyata tadi? Apa dia mengatakannya? Tapi walau benar, semuanya terasa terlambat sekarang.

Aku berjalan cukup jauh sekarang ini. Bahkan kaki ini pegal untuk melangkah. Tapi aku ingin meringankan semua sakit kepala yang tiba2menyerangku. Aku tak ingin terus terdesak di dalam mobil. Aku tak ingin sopir melihatku aneh dari spionnya dan menanyakannya. Semua pertanyaan tentang kyuhyun sekarang ini begitu tak ingin kudengar.

Kenapa aku tak sanggup menghirup oksigen?!! Tanganku bergerak di atas dadaku yang makin menyempit. Tangisku tak dapat menyeruak keluar, aku hanya menyamarkan semua sesenggukkan yang kulakukan. Pikiranku terbang lagi. Hinggap di sebuah memori yang ingin aku hapus. Memori saat aku tersenyum di depan wajahnya. Saat lengannya dengan lembut mengangkatku. Lagi, saat wajahnya tersenyum membuat semua lampu yang menerangiku dini hari itu semakin terang. Dia terbangun dari tidurnya menghampiriku, membantuku masak, dan makan bersamanya, hanya berdua. Tangannya yang hangat menggenggam tanganku. Bergerak melindungiku dari es yang licin. TUHAN.... Hanya dia.... Hanya dia yang aku sayang, aku mencintainya dari pertama kali aku melihatnya. Dari pertama kali pandangan matanya menangkapku.

*Siwon POV*

Kyuhyun menangkap pandangan mataku. Aku tahu ini semua akan terjadi. Untuk apa aku disini kalau bukan untuk menyaksikan ini semua? Untuk apa aku tetap mencegah Yuuna pergi kalau bukan karena aku tahu pertunangan ini pasti batal? Kyuhyun boleh menganggapku sebagai laki2tak berperasaan atau apapun itu. Tapi aku tetap hyungnya. Aku tetap akan mengalah kalau memang aku tak bisa. Lebih baik aku yang terus menangis, aku yang terus merasakan perih daripada melihat orang yang kusayang seperti itu.

Aku yang merencanakan semuanya tentu saja. Semua foto, wartawan, ciuman itu, Haneul, dan sesuatu yang telah aku siapkan di dalam jas yang sedang dipakai Kyuhyun. Malam itu aku menghubungi Haneul memintanya datang ke taman. Aku tahu dia suka padaku, dan tak mungkin dia menolakku. Aku yang menghubungi wartawan itu. Aku yang merencanakan bagaimana Haneul menciumku.

>FLASH BACK<

"kalau memang aku sudah bertunangan dengan kyuhyun, aku masih mencintaimu, oppa.... aku sungguh mencintaimu melebihi kyuhyun"

"jeongmal (benarkah)? Waeyo (kenapa)? Bahkan kau tak tahu kalau aku juga menyayangi Yuuna" kataku sedingin mungkin

"aku tak peduli. Aku tak peduli kau sayang pada siapa. Aku ingin kau menjadi milikku, kalau kau mau, aku bisa membatalkan pertunangan itu sekarang" katanya dengan semangat

Beberapa saat kemudian aku melihatnya, Wartawan yang tadi aku hubungi. Aku tahu sekarang dia sedang bersembunyi tepat di belakang tempat aku dan Haneul duduk. Dia benar2terkejut melihat tunangan Kyuhyun ini bersamaku, selamat datang.... Batinku tersenyum.

"kalau begitu, kenapa kau sama sekali belum pernah menciumku?" kataku memancingnya

Haneul kaget. Aku tak tahu apalagi yang bisa kulakukan untuk meyakinkan drama ini. Tak ada cara lain selain menciumnya. Wajahnya tiba2berada tepat di depan wajahku. Dia menutup matanya, sedangkan aku sama sekali tak menutup mataku. Kami berciuman. Aku tak dapat merasakannya. Ciuman ini begitu tak berasa. Sama sekali tak membekas di hatiku. Setelah beberapa lama, aku memalingkan wajahku darinya. Dia kaget tapi kemudian tersenyum.

Neorago [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang