chapter 13 : Dear God, one more time

3.7K 36 16
                                    

Uwaaaaaaaah senang sekali rasanya kalian begitu menikmati alur yang aku berikan di ff ini. Aku sedikit takut kalian akan pergi karena kebosanan. Apa alur ini terlalu monoton seperti sinetron? Semoga tidak. Karena aku membenci sinetron. Aku ingin menyuguhkan sesuatu yang romantis, dan aku berharap kalian bisa menangkapnya dari kata2yang aku suguhkan. Semoga lanjutan ini masih menarik untuk kalian. Aku senang sekali melihat komentar yang begitu banyaknya…. Kamsahamnida. Rasanya kalau aku menyebut 1-2 orang tak akan adil karena kalian semua mau menyisihkan waktunya untuk membaca ini. Ah sudahlah…. Aku terlalu banyak bicara disini. Yang jelas, aku sayang kalian semua, chingu… gomawoyo….

            ---

*Yuuna POV*

Aku ingin menyusul omma. Aku ingin sekali memeluk erat omma dan sedikit menceritakan bagaimana keadaanku disini. Tapi disisi lain, aku tak ingin mengganggu omma. Aku disini satu2nya gadis dan aku tak tahu bagaimana baiknya. 2 orang yang aku sayang pergi dari sisiku dengan sengaja meninggalkanku disini. Aku mengidap penyakit yang aku sendiri takut memikirkannya, kapan sebenarnya aku akan pergi dari dunia ini selamanya. Aku menyayangi orang yang tak mungkin melirikku. Sudahkah Tuhan melirikku untuk diberikan sesuatu yang menyenangkan?

Sore ini baru saja aku mengantar personil subgrup SJM yang baru untuk pergi ke Cina. Aku semakin merindukan Hankyung oppa. Personil subgroup SJM asli ada 7 orang, dan sekarang bertambah 1 orang. Singkatnya ada 2 orang yang masuk ke subgroup ini setelah Hankyung oppa keluar. Yakni sungmin sshi dan eunhyuk sshi. Aku melambai ke arah oppa yang berjalan menuju pesawatnya. Yesung sshi berada di sampingku dan tangannya melingkar di pundakku, aku tak keberatan. Aku melihatnya lagi. Haneul yang datang untuk melepas Kyuhyun, memeluk tubuh Kyu sshi erat dan menciumnya. Yesung sshi menarik tanganku pergi dari bandara menuntunku menuju mobilnya. Tak ada yang bisa kulakukan, dan kebetulan aku ingin sekali pergi dari sana. Sebelum sembilu yang belum sempat aku lepas menancap semakin dalam.

“kau mau panggil aku dengan ‘oppa’?” Yesung sshi memecah keheningan saat kami berada di perjalanan menuju dorm

“ne Yesung oppa…. Gomawoyo….” Aku tak keberatan, karena dia yang menenangkan getaran tubuhku saat mengantar kepergian Kibum oppa. “apa kau akan pergi juga?”

“anio…. Aku ada disini kalau donghae tak ada menjagamu. Aku sudah berjanji pada Kibum dan diriku sendiri untuk menjagamu, kalau kau tak keberatan”

“kau tak perlu melakukan itu, oppa…. Aku bisa menjaga diriku sendiri”

“aku tak apa, Yuuna-ah”

“arasseo… gamsahamnida, oppa” dan kami kembali terdiam

Kalau saja…. Kalau saja Kibum oppa ada disini. Dengan tak perlu aku bicara bagaimana sakitnya itu, pasti Kibum oppa mengerti. Tapi ‘kalau saja’ tak akan membuatnya kembali. Bandara…. Aku tak sempat melepasnya pergi. Aku tak sempat mengucap ‘annyeonghi gashipshiyo’ (selamat tinggal), ‘haeng-uneal bireoyo’ (semoga beruntung), atau ‘dasi bwayo’ (sampai jumpa lagi). Aku ingin melepasnya pergi. Seperti aku melepas Hankyung oppa pergi. Walau rasanya sakit, setidaknya aku bisa memeluknya. Ciuman Kyuhyun sshi dan Haneul tadi…. Masih terasa nyeri disini, di hatiku.

Kami berdua berjalan memasuki dorm dan aku dengan malas duduk di ruang tamu. Aku begitu ingin duduk. Tubuhku tak memberiku kesempatan untuk melakukan apapun sekarang. Sebelum aku ambruk tak dapat melakukan apa2, sebaiknya aku istirahat. Yesung oppa memberikan minum dan tas merahku…. Waktunya aku meminum obat2yang menyiksaku selama ini.

“sejak kapan kau tahu kau mengidap kanker darah?”

“aku tak ingat tepatnya kapan. Yang jelas, sewaktu aku masih ada di US. Aku curiga pada tubuhku yang gampang sekali pingsan. Dokter mengajurkanku untuk melakukan kemoterapi. Tapi oppa tahu bagaimana sakitnya, kan? Dan aku tak ingin uang yang donghae oppa kirimkan untukku habis untuk berobat. Jadi lebih baik aku kembali kemari.”

Neorago [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang