9. Senang, tetapi juga sedih

14 4 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV dari buku diary Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari buku diary Sisilia)


Happy Reading 🤗👋


-----




07 Oktober 2018

Di dalam kamar yang terkunci rapat, seorang gadis tampak sedang serius membaca sebuah novel. Ia juga menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone yang sudah tersambung dengan ponsel miliknya. Memutar lagu-lagu favorit. Dan sesekali ikut bersenandung. Tetapi meski begitu, sepasang matanya masih terus fokus menelusuri dan memahami setiap susunan kata. Sepertinya isi cerita dalam buku itu benar-benar sangat bagus. Sehingga Sisilia begitu tertarik.

"Kenapa ceritanya sedih sekali." lirihnya. Sisilia sudah berderai airmata sejak 1 menit yang lalu. Menurutnya, kisah si pemeran utama sangatlah menyedihkan. Benar-benar menyentuh relung hatinya. Membuat gadis itu sudah berkali-kali mengusap air mata yang jatuh. Tetapi sayang sekali cairan bening dari matanya itu tetap tidak mau berhenti.

Dalam cerita di novel itu, mengisahkan seorang anak perempuan yang ditinggalkan ayahnya di usia yang masih sangat kecil. Membuatnya hidup hanya bersama ibunya. Mereka tinggal hanya berdua saja dalam sebuah rumah gubuk di dekat wilayah persawahan. Sedikit jauh dari rumah orang-orang. Mereka adalah keluarga yang selalu terlihat ceria. Walaupun hidupnya sering tidak tercukupi. Setidaknya mereka masih bersyukur dan bahagia bersama. Bahkan setelah sang ayah pergi, ibunya tampak semakin menyayanginya.

Tetapi semuanya berubah ketika seorang wanita yang dia sebut ibu itu bertemu dengan seseorang. Seseorang yang telah membuat hati ibunya terbuai. Hingga pada suatu hari, sang ibu yang berpamitan pergi bekerja itu tidak pernah lagi pulang ke rumah. Karena khawatir dan takut terjadi sesuatu, gadis kecil itu terus mencoba mencari keberadaan ibunya. Menyusuri kota selama 10 hari, tidak memberikannya kabar baik sama sekali. Sampai pada hari ke-11, ia berhasil bertemu ibunya. Tetapi sang ibu bersikap seolah-olah tidak mengenalinya. Dia terus diusir dari sana saat itu. Lalu setelahnya, anak itu hanya bisa menatap ibunya yang pergi bersama seseorang yang tampak asing di matanya.

Sejak hari itu, mereka tidak pernah lagi bertemu. Dan si anak menyadari bahwa ibunya memang sengaja meninggalkannya hari itu. Hatinya hancur berkeping-keping. Dengan berat hati, ia harus berusaha sendirian agar bisa tetap hidup. Berhenti dari sekolah dan setiap hari dia harus mencari uang dengan memunggut barang bekas lalu menjualnya. Di usia yang seharusnya hanya sibuk belajar dan bermain, ia sudah harus berusaha keras untuk bertahan hidup.

Sayangnya, kehidupan yang keras itu merenggut semua impian masa depannya di usia yang masih 10 tahun. Bahkan saat ia menghembuskan napas terakhirnya, tidak ada yang seorangpun di sampingnya. Tubuh kecil itu benar-benar meringkuk sendirian di tengah gelapnya malam dan dinginnya angin yang bertiup.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang