Setelah pulang dari rumah sakit. Biasanya Hugo akan pulang ke apartemennya yang dekat dengan rumah sakit. Namun hari ini ia akan pulang ke rumah, mengingat ucapan Miko semalam.
Ketika masuk ke dalam rumah, Hugo terheran melihat kedua orang tuanya sedang berada di ruang tengah.
Jam dinding menunjukkan pukul 9 pagi. Seharusnya kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Mereka akan ada di perusahaan kakek untuk mengurus pekerjaan disana. Dimana papa menjadi CEO dan sedangkan sang mama menjadi sekertarisnya.
"Loh ma, pa kok tumben udah di rumah?" Hugo menghampiri kedua orang tuanya dan duduk di sebelah sang mama.
"Kami nunggu kamu" Jawab sang mama.
"Nunggu aku? Kenapa?"
Tiba-tiba papa menaruh beberapa lembar foto di atas meja. Foto-foto tersebut ternyata dirinya ketika di arena balap. Kedua bola mata Hugo melotot terkejut, ia menoleh kearah kedua orang tuanya sembari memegang foto-foto tersebut.
"Ma... pa..."
"Kamu ini gak tau umur ya... kamu memang punya hobi balap tapi nggak balap liar Hugo! Dan lagi pula umur kamu itu udah gak muda lagi, seharusnya kami sudah menimang cucu!" Ujar sang papa.
"Kamu juga seorang dokter, kamu kalau ketahuan melakukan itu. Nama baikmu jadi taruhannya!" Mama hanya diam tanpa berniat untuk ikut campur mengomeli sang anak.
"Kalau gini terus kamu papa sama mama mau jodohin kamu!" Lagi-lagi kedua mata Hugo melotot terkejut.
"Pa! Kok jadi di jodohin??"
"Biar kamu disiplin, punya tanggung jawab, dan kamu bisa berpikir secara dewasa. Gak kayak gini buang-buang waktu yang bikin kamu celaka sendiri!"
Hugo mendesah kesal "Pa, aku bakal berenti balap. Tapi jangan jodohin aku"
"Go, kamu mau sampai kapan gak nikah? Umur kamu udah 32 tahun. Kamu mau sendirian terus sampai kapan?"
"Pa aku sendirian terus tapi aku bahagia pa..."
"Tapi papa sama mama khawatir sama kamu, Hugo. Kamu semakin tua, semakin kayak anak baru pubertas! Sifat kamu seenaknya, keras kepala, dan suka balapan. Gimana papa sama mama gak khawatir??"
"Gak mau tau pokoknya kamu harus nurut kali ini! Semua yang kamu mau selama ini, papa dan mama kabulin. Dulu papa pengen kamu nerusin perusahaan kakek, tapi kamu mau jadi dokter kayak Jordy, abang kamu. Kami kabulkan! Sekarang mama sama papa minta kamu buat ngejalanin perjodohan, dan kamu harus nurut!" Setelah sang papa berucap, ia beranjak dari sofa pergi menuju kamar.
Sang mama mengelus lembut punggung sang anak "Sekali aja ya nak. Ini permintaan pertama kami dan terakhirnya" Perasaan Hugo seketika melunak. Ucapan sang mama membuat ia merasa tak enak jika memaksakan kehendaknya secara keras.
Hugo dengan terpaksa, mengiyakan permintaan kedua orang tuanya untuk melaksanakan perjodohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ✅
FanfictionSebuah cerita perjodohan dari dua manusia yang tak sama sekali mengenal. Mereka dipaksa untuk melaksanakan perjodohan karena umur mereka sudah tak lagi muda. Dituntut untuk menikah adalah sesuatu hal yang mereka kesalkan. Apalagi dengan manusia ya...