Gladis dan Hugo sedang berada di taman belakang rumah Gladis setelah perbincangan yang membuat Gladis hampiri terkena serangan jantung.
Mereka duduk di gazebo yang ada disana.
Ia menatap nyalang kearah Hugo dan pemuda itu seperti biasa. Tidak merasa bahwa keputusannya membuat Gladis marah.
Wajahnya terlihat tidak berdosa. Ia hanya menatap ponselnya.
"Maksud lo apaan sih, pake segala ngadain tunangan minggu depan, huh?!"
"Lah emang kenapa? Lebih cepat, lebih baik kan?"
"Gak! Gue tuh gak mau nikah sama lo!"
Hugo menghela nafasnya. Ia menaruh ponselnya ke dalam saku celana jeans hitamnya kemudian ia menatap Gladis malas.
Sebenarnya Hugo tau keputusan ini membuat Gladis akan berubah menjadi singa betina. Tapi mau bagaimana lagi, dari pada ia didekati oleh Cindy. Si dokter muda itu, lebih baik memutuskan untuk tunangan dengan Gladis.
"Yang mau nikah sama lo juga siapa?! Gua cuman mau ngelakuin apa yang orang tua gua mau"
Gladis merenyit kearah Hugo "Bohong! Lo sebenernya udah suka sama gue kan?"
Hugo melotot mendengar ucapan Gladis "Halu! Gak usah kebanyakan halu lu. Gak akan gua suka sama elu! Mendingan gua jomblo seumur hidup"
Gladis bangkit dari posisi duduknya. Ia menghentakkan kaki kesal "Yaudah kenapa lo malah ngajuin tunangan minggu depan?!!! Gue gak mau nikah sama loo!!! Kenapa sih, lo tuh selalu egois, gue benci sama looo!!!" Erangnya.
Hugo menatap aneh kearah Gladis "Kek bocah lu tantruman" Mendengar itu, tak segan-segan Gladis menjambak rambut Hugo hingga pemuda itu mengerang sakit.
"AAAAA CEWEK GILA LEPASIN TANGAN LO DARI KEPALA GUAAA!!!"
"GAK SEBELUM LO BATALIN PERTUNANGAN KITA!!"
"GAK AKANNN!!"
"GUE JUGA GAK AKAN LEPASIN TANGAN GUE!!"
Aura hitam menyebar ke segela arah, raut wajah yang tegas dan galak, serta tatapan yang mengintimidasi. Membuat para karyawan yang berada di divisinya tak berani menegur Gladis.
Ia benar-benar marah kali ini.
Terlihat dua orang karyawan tengah berdiri tak jauh dari meja Gladis. Menatap takut dan segan kearahnya. Gladis merupakan karyawan yang tidak pernah memperlihatkan emosinya. Kalau kesal pun ia akan diam dan murung tidak seperti ini. Jadi, kerabat kerjanya bingung, takut, dan segan padanya.
"Ini gimana gue mau ngasih dia revisian?" Bisik salah satu karyawan.
"Ya lo kasih tau aja. Tapi pelan-pelan" Jawab karyawan satunya.
"Mau sepelan apapun, kalau akhirnya gue di gorok sama dia gimana?!!"
"Yaudah itu takdir lo!"
"Si monyet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ✅
FanfictionSebuah cerita perjodohan dari dua manusia yang tak sama sekali mengenal. Mereka dipaksa untuk melaksanakan perjodohan karena umur mereka sudah tak lagi muda. Dituntut untuk menikah adalah sesuatu hal yang mereka kesalkan. Apalagi dengan manusia ya...