Perjodohan| 13. Menyatakan Perasaan

156 26 22
                                    

Semenjak kejadian itu Hugo sudah sangat menyadari jika dirinya sudah jatuh cinta kepada Gladis. Ia tidak akan mengelak dan menyembunyikan perasaannya.

Melihatnya menangis seperti beberapa hari kemarin, Hugo merasa sangat bersalah. Hingga ia memeluknya dan membuat Hugo merasa ingin melindungi Gladis dan memberinya penuh akan perhatian.

Jam melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan shiftnya akan berakhir. Ia pun bergegas melepaskan jas dokternya, membereskan meja kerjanya, dan bergegas keluar dari ruangan.

Hugo berniat untuk menjemput Gladis di kantornya hari ini.

Cindy tak sengaja berpapasan dengan Hugo. Ia pun memberikan salam kepadanya "Sore dokter" Hugo menghentikan langkahnya sedikit terkejut.

"Eh— sore dokter Cindy. Maaf saya buru-buru, permisi" Hugo pun kembali berjalan menuju lift. Cindy hanya terdiam menatap kepergian Hugo.

Jalan raya begitu padat dengan kendaraan roda empat dan roda dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalan raya begitu padat dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Suara klakson saling bersahutan dan lampu lalu lintas masih betah dengan warna merahnya.

Hugo mendesah kesal. Ia melirik kearah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia berharap jika Gladis belum pulang dari kantornya.

Salahnya juga tidak memberi tau Gladis jika ia akan menjemputnya. Tapi mau bagaimana, niatnya ingin menjemput Gladis juga dari pikiran dadakan yang tak sengaja terlintas dipikirannya.

Lampu lalu lintas sudah berganti warna hijau. Kendaraan pun mulai bergerak begitu pun mobil Hugo.

Semenjak kejadian Gladis datang ke arena balapnya. Gadis itu meminta kepada Hugo untuk tidak mengendarai motornya lagi. Hugo pun menurut, dan hari ini ia mengendarai mobil salah satu milik ayahnya.

Sampai lah mobil hitam tersebut terparkir di lobby kantor Gladis. Hugo keluar dari mobilnya.

Beberapa karyawan keluar dari dalam gedung tersebut. Hugo merasakan bahwa para karyawan di perusahaan tersebut sudah pulang setengah jam yang lalu hingga gedung tersebut sudah terlihat sepi.

Wajahnya terlihat kecewa dan frustasi. Ia melihat kearah dalam gedung tersebut. Berharap sosok Gladis keluar dari dalam gedung.

"Hugo?" Hugo menoleh kebelakang dengan cepat. Melihat siapa yang memanggilnya.

Ternyata Gladis lah yang memanggilnya. Kedua matanya tiba-tiba berubah menjadi berbinar dan ia pun tersenyum lega.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Gladis heran. Ia berjalan mendekat ke Hugo dan Hugo pun berjalan mendekat ke Gladis. Mereka berdiri berhadap-hadapan. Sangat terlihat kontras perbedaan dari ekspresi wajah mereka.

Gladis yang masih keheranan sedangkan Hugo tersenyum bahagia.

"Gua mau jemput lo"

"Huh?" Kedua alisnya menukik bingung. Melihat ekspresi Gladis membuat Hugo menggigit pipi dalamnya.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang