Cek-cok antara Hugo dan Gladis membuat hubungan mereka merenggang. Selama seminggu ini Gladis tidak lagi menghampiri Hugo untuk mengantarkan bekal, bahkan chatnya saja tidak di balas oleh Gladis.
Hugo termenung di sebuah taman rumah sakit sembari memegang cup coffe. Pikirannya sangat penuh tentang penyesalannya kepada Gladis.
Seorang gadis berdiri tak jauh dari Hugo, menatapnya penuh kesedihan. Ia memutuskan untuk menghampiri Hugo setelah memantapkan hatinya.
"Dokter..." Panggil gadis itu.
Hugo mendongak "Dokter Cindy..."
"Saya boleh duduk?"
"Silahkan" Cindy duduk di sebelah Hugo dengan memberikan jarak.
Cindy terdiam, ia menatap kearah cincin emas putih yang melingkar di jari manis.
Hatinya merasa tak kuat menahan rasa kecewa dan sedihnya pada Hugo. Seharusnya ia tak usah kecewa pada Hugo, karena Hugo tidak berkewajiban atas rasa sukanya.
"Dokter saya mundur untuk mencintai dokter. Saya nggak bisa menyaingi tunangan dokter. Melihat tatapan dokter yang begitu dalam kepadanya membuat saya tau, rasa cinta saya ke dokter gak ada apa-apanya ketimbang rasa cinta dokter ke tunangan dokter. Saya ingin egois mengambil dokter dari tunangan dokter, tapi saya nggak bisa" Sebuah senyuman tipis penuh arti akan kerapuhannya.
"Semoga dokter dan tunangan dokter diberi kelancaran untuk hubungannya hingga tahap pernikahan. Saya berterimakasih atas waktu yang dokter kasih ke saya, membiarkan saya mencoba untuk mendekati dokter walaupun dokter sendiri sudah memberikan pengertian agar saya tidak mendekati dokter lagi. Tapi saya sangat keras kepala" Cindy menjulurkan tangannya pada Hugo.
"Selamat atas tunangan dokter..." Ucap Cindy dengan senyuman tulusnya. Hugo melihat itu merasa tersentuh, ia menerima jabat tangan Cindy dan ikut tersenyum.
"Sama-sama. Saya berdoa semoga kamu bisa mendapatkan laki-laki yang pantas untuk kamu" Cindy melepaskan jabat tangannya.
"Terimakasih dokter. Saya pamit" Cindy beranjak dari tempat duduknya, pergi meninggalkan Hugo sendiri.
Hugo terdiam, ia memikirkan ucapan Cindy yang dia ucapkan tadi. Hatinya merasa tergelitik dan entah kenapa rasanya sangat menyenangkan mendengarnya.
"Gua jatuh cinta ke Gladis?"
Hugo mengetuk sebuah pintu. Ketika orang yang berada di dalam ruangan tersebut mempersilahkannya masuk, ia membuka pintu kemudian masuk kedalam.
Jordy menatap Hugo heran "Tumben lo kesini?"
"Gua sering kesini kali bang"
"Iya kalau ada Pia. Duduk sana" Jordy menyuruh sang adik untuk duduk di sofa. Ia membereskan beberapa file dan buku yang ada di mejanya kemudian ia ikut duduk di sofa bersama sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ✅
FanfictionSebuah cerita perjodohan dari dua manusia yang tak sama sekali mengenal. Mereka dipaksa untuk melaksanakan perjodohan karena umur mereka sudah tak lagi muda. Dituntut untuk menikah adalah sesuatu hal yang mereka kesalkan. Apalagi dengan manusia ya...