4

145 23 1
                                    

Mingi dan Yunho kini berada di sebuah kompleks rekreasi yang berada di dalam ruangan yang besar. Di sini banyak ragam permainan dan tempat wisata.

Sebelum mereka sampai di tempat ini, Mingi sempat berbincang dengan ibu Yunho. Ibu Yunho tampak senang melihat mereka pergi bersama, dan Mingi merasa lega karena telah memberi kesan yang baik dan sekarang dia membawa anaknya bersamanya.

Di sampingnya, Yunho tampak begitu antusias. Matanya berbinar saat melihat ikan-ikan berenang bebas di dalam akuarium besar yang mengelilingi mereka.

Tangan mereka saling menggenggam erat dengan sesekali Mingi mencium lembut tangan Yunho.

Namun, apakah Mingi memperhatikan ikan-ikan itu? Tentu saja tidak.

Fokus Mingi hanya pada pria di sampingnya yang terlihat begitu manis hari ini. Bibir Yunho tampak sedikit merah dan mengkilap, tadi Mingi sempat menghapusnya karena mengira itu minyak, tapi Yunho malah memukul tangannya dan menjelaskan kalau itu listiks? Lisbam? Mingi lupa.

Seonghwa juga punya benda seperti itu, tapi Mingi tidak mengerti.

Yunho menarik tangannya, membawa Mingi ke sisi lain akuarium.

"Apa itu? Ikannya jelek sekali," kata Mingi sambil menunjuk ikan dengan benjolan besar di kepalanya.

Yunho langsung mengerutkan kening menatap kekasihnya dengan pandangan protes, "Mingi! Jangan membulinya. Lihat, dia jadi sedih!" Yunho menunjuk ikan itu lagi, "Ini namanya ikan Louhan, kepalanya memang seperti itu."

"Dia pasti habis ditabrak paus, hahaha!" Mingi tertawa sendiri oleh ucapannya.

Sementara Yunho menatapnya dengan raut tak terima. Ia jelas kasihan pada ikan yang diejek oleh Mingi. "Kau ini jahat sekali! Kasihan ikannya pasti dia tersinggung," katanya sambil memandang ikan itu dengan sedih.

Mingi mendekat dan mengintip ke arah ikan itu yang hanya menatap datar ke arah mereka. Mingi menutup mulutnya, masih tertawa kecil.

"Sudahlah ayo keluar, aku ingin ke tempat lain," Yunho menarik tangan Mingi dengan lembut.

Namun Mingi melepaskan genggaman mereka dan berganti melingkarkan lengannya di pinggang Yunho dengan erat. "Mau ke mana?"

Yunho berpikir sejenak. "Hmm... ke mana, ya..." Tiba-tiba, matanya berbinar, "Bagaimana kalau ice skating? Aku ingin main di sana."

Mingi seketika terdiam. "T-tidak terlalu bagus." katanya sambil berusaha mengalihkan pandangannya dari tatapan Yunho yang mulai menyipit penuh selidik.

"Kenapa? Kau tidak suka?"

Mingi mengalihkan pandangannya, mencari alasan. "Eh... bukan itu. Aku hanya... uh..."

"Kau tidak bisa berseluncur, ya?"

Mingi tersipu, tak bisa menyembunyikan rasa malunya. "Ya, begitulah."

"Aku bisa mengajarimu," kata Yunho dengan nada bersemangat tangannya kembali menggenggam erat tangan Mingi. "Ayolah cepat. Tidak susah kok!"

Mingi mencoba mengelak. "Tapi bagaimana kalau kita ke tempat lain saja? Misalnya... itu!" Mingi menunjuk pada sebuah ruangan di kejauhan yang dindingnya dipenuhi grafiti abstrak dan gambar-gambar pistol.

Yunho memutar bola matanya. "Tidak mau. Aku tidak bisa menembak! Lebih baik ice skating saja."

"Tapi aku juga tidak bisa berseluncur sayang," rengek Mingi, mencoba meyakinkan Yunho dengan nada manja.

Yunho tak menggubrisnya dan menarik tangan Mingi dengan kuat. "Aku bilang aku akan mengajarimu! Ayo cepat!"

Mingi sengaja memberatkan tubuhnya berharap Yunho akan menyerah. Namun Yunho langsung memelototinya, membuat Mingi tak punya pilihan selain mengikutinya.

URBAN ARCANA [ Ateez BXB ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang