⚠️🔞
____
Langit malam yang dihiasi gemerlap bintang-bintang, sementara sang bulan bersinar lembut menerangi gunung-gunung yang tersembunyi di balik selimut kabut tipis. Hembusan angin malam membawa serta aroma dedaunan basah, melintasi jejak-jejak sunyi yang tertinggal di tanah.
Daun-daun kering beterbangan, ikut menari dalam irama angin, lalu tersapu masuk melalui jendela kamar yang terbuka, seolah menyusupkan bisikan alam ke dalam keheningan malam.
Bunyi kecipak air dari kamar mandi menggema dalam kesunyian malam, membawa suasana tenang yang hanya dipecahkan oleh desiran air.
Di dalam bak kayu yang besar, Seonghwa perlahan melepaskan tubuh manusianya, mengubah dirinya menjadi sosok duyung yang selama ini tertahan.
Sirip biru yang indah berkilau di bawah cahaya remang-remang, bergerak halus di dalam air.
Senyum bahagia menghiasi wajahnya, seakan beban berat yang selama ini mengekangnya lenyap bersama air yang menyentuh kulitnya.
Di tepi bak, Hongjoong duduk dengan dagu yang bertumpu di atas tangan, matanya tak lepas memandangi kekasihnya. Tatapan dalam penuh kekaguman dan cinta menghiasi wajah Hongjoong, menyaksikan momen Seonghwa yang akhirnya bebas menikmati wujud sejatinya.
Seonghwa tertawa kecil, air membasahi wajahnya yang kini dipenuhi rasa lega dan kebahagiaan.
"Senang akhirnya bisa menjadi dirimu sendiri, hm?" bisik Hongjoong dengan nada lembut.
Seonghwa mengangguk semangat, senyum lebarnya menambah kilau pada wajahnya yang basah.
"Terimakasih, Joong."
Namun, Hongjoong menggelengkan kepalanya sambil berpura-pura memasang ekspresi kesal.
"Tidak, aku tidak mau yang itu."
Seonghwa berhenti sejenak dan bingung, sebelum akhirnya tertawa kecil. Ia segera mengerti maksud Hongjoong dan mendekatkan dirinya ke tepi bak.
"Terimakasih, sayangku..." kata Seonghwa dengan manis.
Seketika wajah Hongjoong berubah cerah, senyumnya melebar, matanya menatap Seonghwa dengan penuh kelembutan.
"Kalau saja bak ini bisa muat untukku juga," gumam Hongjoong sambil menatap air yang bergemericik, "mungkin kita bisa mandi berdua." Ia tersenyum jahil.
Seonghwa tertawa kecil, memercikkan sedikit air ke arah Hongjoong.
"kesempatan."
Tok tok tok
Seonghwa langsung membelalak, terkejut mendengar suara ketukan itu di tengah keheningan malam. Ia menatap Hongjoong dengan panik, sirip birunya masih terlihat berkilauan di bawah air.
"Tidak apa-apa," bisik Hongjoong menenangkan, sebelum beranjak keluar dari kamar mandi. Suara ketukan itu terus berlanjut ketika ia berjalan mendekati pintu.
Saat pintu terbuka, seorang pria dengan pakaian serba hitam berdiri di depan pintu dengan wajah yang setengah tertutupi oleh sebuah kain tebal, dan sebuah pedang panjang tersampir di pinggangnya. Matanya tajam, seperti menilai segala sesuatu dalam satu pandangan.
Hongjoong memandang pria itu dengan waspada.
Belum sempat berbicara, pria itu berkata dengan suara rendah, "Hati-hati dengan pilihanmu, waktu tidak selalu berpihak. Mereka akan segera tahu tentang kalian."
Hongjoong terdiam memproses kata-kata itu. Siapa pria ini? Dan apa maksudnya?
Tanpa menunggu jawaban, pria itu berbalik dan melangkah pergi dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
URBAN ARCANA [ Ateez BXB ]
HorrorDi kota yang penuh dengan kejanggalan, delapan jiwa terpilih berkumpul, masing-masing menguasai elemen yang memancar dalam kegelapan. Di antara bayang-bayang, mereka mencari harapan, bertarung melawan takdir yang tak terlihat dalam labirin yang meme...