3

145 23 5
                                    

Cklek


Pintu kamar terbuka perlahan. Seonghwa mengintip ke dalam, melihat Mingi yang masih terlelap dengan tenang, wajahnya hampir tenggelam di balik bantal.

"Mingi bangunlah. Ini sudah siang," Seonghwa memanggil lembut sambil mendekat, menggoyangkan bahu adiknya yang masih terlena dalam mimpi. "Aku sudah membuat sarapan."

Mingi hanya menggumam pelan, nyaris tidak terdengar, dan tanpa membuka mata dia semakin merapatkan pelukan pada bantalnya, jelas tidak berniat bangun.

"Kau ingat kan hari ini kau janji akan pergi dengan Yunho?" lanjut Seonghwa sambil berjalan menuju jendela.

Dengan gerakan yang cekatan, dia membuka jendela kayu itu, membiarkan cahaya matahari menerobos masuk ke dalam kamar yang remang-remang.

"Sebentar lagi Hwa..." jawab Mingi dengan suara berat, setengah terbangun saat wajahnya sedikit terpapar sinar matahari.

Seonghwa mendesah pelan, lalu berdecak kesal. "Mingi! Cepat bangun! Kau juga harus membantuku mengangkat pot di depan. —ish!"

Tanpa pikir panjang, Seonghwa menaiki tempat tidur Mingi, menarik selimutnya dengan cepat. Sudah menjadi kebiasaan Mingi untuk susah dibangunkan, dan Seonghwa tidak habis pikir bagaimana adiknya ini bisa bangun pagi saat masih sekolah di KQ.

"Ah Seonghwa, menyingkirlah," gerutu Mingi sambil menarik selimutnya kembali, "Aku akan bangun sebentar lagi."

Seonghwa memandangi Mingi dengan tatapan kesal. Wajah Mingi yang terlelap membuatnya semakin kesal.

Tanpa berpikir panjang, Seonghwa mengeluarkan elemennya dan menyemprotkan air langsung ke muka Mingi.

Byurr!

"YAA!" teriak Mingi sambil terlonjak kaget.

Seonghwa hanya tertawa puas sambil berlari keluar dari kamar, meninggalkan Mingi yang basah kuyup di tempat tidur.

...

Beberapa menit kemudian, Mingi muncul di ruang makan, sudah segar setelah mandi. Dia menarik kursi dan duduk, matanya menatap Seonghwa yang sedang menyusun makanan di atas meja.

"Kau hari ini tidak ingin pergi ke mana-mana?" tanya Mingi sambil mengambil piring.

Seonghwa menggeleng, "Tidak, aku ingin di rumah saja menanam bunga—oh nanti jangan lupa minta bibit bunga matahari pada Yunho ya? Aku ingin menanamnya di samping kolam."

Mingi melirik kakaknya dengan skeptis. "Ayolah Hwa. Rumah kita hampir penuh dengan tanaman."

Seonghwa menatap Mingi tajam, suaranya berubah dingin, "Ya, memang kenapa?"

"Y-ya, tidak apa-apa," jawab Mingi cepat-cepat. "Jangan suka marah-marah, nanti si pendek itu bosan denganmu."

Mingi memang senang menggoda Seonghwa, menikmati saat-saat ketika kakaknya kesal dan mulai marah.

"Kau!" Seonghwa menunjuk Mingi dengan tatapan menusuk. "Nanti akan kubilang pada Yunho kalau kau masih suka ngompol saat tidur!"

Mingi terbelalak kaget. "Jangan, Hwa! Aku bercanda tadi, maafkan aku!" rengeknya sambil mengikuti Seonghwa ke dapur, berharap bisa meluluhkan hati kakaknya.

...

Mingi berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan penuh gaya. Pakaian yang dikenakannya benar-benar menunjukkan usahanya untuk tampil sempurna hari ini.

Kemeja biru muda yang dipilihnya pas di badan, menonjolkan bahunya yang lebar. Celana panjang hitam yang rapi membalut kakinya. Sepatu kulitnya yang mengkilap melengkapi penampilan formal tapi tidak terlalu kaku. Rambutnya yang biasanya acak-acakan kini tertata rapi, sedikit gel di ujung rambut memberi efek berkilau yang pas.

URBAN ARCANA [ Ateez BXB ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang