🌶 Daddy

711 47 4
                                    

"Aku bosan! Kenapa kita terus belajar kelompok dirumah Felix?" Chenle mengeluh pelan, ia memanyunkan bibirnya sambil melirik Felix yang sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan pemuda Zhong itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bosan! Kenapa kita terus belajar kelompok dirumah Felix?" Chenle mengeluh pelan, ia memanyunkan bibirnya sambil melirik Felix yang sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan pemuda Zhong itu. Felix malah mengangguk menyetujui.

"Kau benar. Aku juga bosan belajar kelompok dirumahku" jawab Felix, ia melirik Chenle sejenak "ㅡDan juga bosan dirumah Chenle" lanjut Felix yang langsung disetujui si pemuda Zhong.

Jake menatap kedua sahabatnya, ia tersenyum kaku.

"Laluㅡ kita belajar dimana?"

Felix dan Chenle saling pandang, aliran listrik imajiner seolah saling terhubung dari kedua mata mereka. Chenle memutuskan kontaknya lebih dulu, ia menyeringai kearah Jake.

"Bagaimana, jika di apartemenmu?"

Jake menelan ludahnya. Sudah ia duga, pasti akan seperti ini jadinya. Seharusnya ia diam saja dan tidak perlu bertanya.

"K-Kok jadi aku? Kalian tahu sendiri jika aku tidak pernah membersihkan apartemenku. Ituㅡ berantakkan sekali, kalian pasti tidak nyaman belajar disana" jelas Jake. Namun Chenle dan Felix jelas tidak langsung percaya begitu saja.

"Ayolah Jake, ini sudah yangㅡ kedua puluh lima kalinya kau menolak untuk belajar kelompok di apartemenmu. Apa kami begitu hina hingga kau tidak ingin kami mengunjungi apartemenmu?" Felix membuat wajah sedihnya, Jake tahu Felix tidak sungguh-sungguh untuk mengatakannya. Tapiㅡ tetap saja ia merasa tidak enak.

"Baiklah. Mungkin kau tidak benar-benar menganggap kami teman" Felix mengangkat bahunya, ia menarik Chenle untuk segera pergi. Jake terkisap, refleks ia menarik lengan Felix hingga pemuda itu menghentikan langkahnya.

"O-Okay. Sekarang, di apartemenku"

Felix dan Chenle saling menatap, sebelum keduanya tersenyum penuh kemenangan.

>>>

"Kau bercanda? Apartemenmu sangat bersih dan mewah! Dan kau berkata pada kami jika apartemenmu berantakan? Kau benar-benar pembohong" Felix mendengus, Jake hanya diam saja tidak mampu menjawab. Ketiganya berjalan memasuki apartemen Jake, Chenle tampak antusias melihat-lihat isi apartemennya.

"Serius Jake, aku tidak tahu kau sekaya ini" gumam Chenle, tangannya menyentuh sebuah guci mahal dengan hati-hati.

"Biasa saja" Jake melempar tasnya kearah sofa, ia melirik jam yang masih menunjukkan pukul dua siang.

'Masih ada waktu tiga jam lagi sebelum dia pulang'

"Jake, kau memiliki banyak kopi disini. Sejak kapan kau suka kopi?"

Jake tersentak ketika mendengar suara Felix dari dapur, ia langsung menyusul Felix kesana dan melihat pemuda itu tengah melihat beberapa jenis kopi yang berada didalam toples kaca.

"Felix, kenapa kesini? Kita belajar diruang tengah"

"Sejak kapan kau suka kopi? Apa kau tinggal bersama orang lain disini?" Mata Felix memandang penuh selidik kearah Jake, pemuda mungil itu menggeleng cepat.

"T-Tidakㅡ aku sendiri, maksudkuㅡ aku memang menyukai kopi" balas Jake, Felix tampak tidak percaya namun Jake langsung menarik lengan pemuda itu agar keluar dari dapur.

Pada akhirnya, mereka belajar bersama diruang tengah. Felix dan Chenle sedang sibuk saling adu pendapat, sementara Jake terus gelisah ditempatnya sambil melirik kearah jam dinding didepannya.

"Bagaimana menurutmu, Jake? Bukankah pendapatku lebih masuk akal?" Chenle bertanya, namun Jake tetap fokus menatap jam hingga Chenle menepuk lengannyaㅡ membuat Jake terlonjak kaget.

"Kau melamun?"

"T-Tidak. Tadiㅡ kau bertanya apa?"

"Sudah jelas kau melamun" Chenle mendengus. Jake meringis, mengelap kedua tangannya yang basah pada celana sekolahnya.

Tiba-tiba, pintu apartemen terbuka.

Seorang pria jangkung dengan setelan jas kantoran masuk setelahnya. Jake menegang, ia melirik pria itu dengan tangan saling meremas satu sama lain.

'Kenapa dia sudah pulang?!'

"Ohㅡ Jake, siapa dia?" Felix terkejut melihatnya, ia menatap pemuda tampan itu sebelum berbisik pada Jake. Chenle bahkan tidak mampu untuk mengedipkan matanya.

"D-Diaㅡ"

"Bukankah kau bilang tinggal sendiri? Lalu bagimana bisa dia masuk?"

"Akuㅡ"

"Maaf mengganggu. Aku Park Sunghoon, sepupu Jake, kebetulan aku ingin mengunjunginyaㅡ makannya aku kemari" jelas pria itu sambil tersenyum. Jake menelan salivaㅡ baginya, senyuman itu memiliki banyak arti "Kami ada perlu, dan harus bicara berdua sekarang. Ini sangat penting" jelasnya lagi.

Felix dan Chenle saling pandang, tanpa disuruh mereka langsung membereskan peralatan sekolah miliknya masing-masing yang terlihat berantakan dimeja. Setelah selesai, keduanya melirik Jake sambil tersenyum.

"Sepertinya, belajarnya sampai disini dulu. Kami tidak tahu Jake akan kedatangan tamu, kami permisi" Felix membungkuk sopan sebelum menarik Chenle keluar dari apartemen Jake.

Meninggalkan si tampan dan si manis berdua didalam apartemen.

Sunghoon melempar tas kerjanya ke arah sofa, ia menutup pintu apartemen dengan kaki kirinya. Lelaki itu melonggarkan dasi sebelum berjalan mendekati Jake yang masih duduk diam di lantai.

"Bangun"

Jake menelan ludah. Ia mengigit bibir bawahnya.

"Kau tuli, hm? Aku bilang bangun" suara Sunghoon terdengar lebih berat. Dengan gugup, Jake bangun dari posisinya, pemuda manis itu menundukㅡ ia tidak berani untuk menatap wajah pemuda didepannya.

Sunghoon mendekat, merengkuh pinggang mungil Jake hingga berada dalam dekapannya. Bibirnya mengecup pelan pipi Jake sebelum turun kearah dagunya, lalu naik lagi dan mengigit pelan telinga Jake.

Pemuda manis itu gemetar, tangannya naik dan meremas pinggiran jas mahal milik Sunghoon.

"Apa yang kukatakan tentang tidak boleh membawa orang asing ke apartemen kita"

"Tapiㅡ mereka bukan orang asing, mereka temanku" Jake mendongak, Sunghoon mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir tebal Jake yang sedikit terbuka.

"Bagiku mereka tetap orang asing"

Jake menunduk, ia tidak bisa bicara lagi jika Sunghoon sudah menatapnya seperti itu.

"Maaf"

"Kau tahu peraturannya"

Jake mengangguk kecil. Sunghoon tersenyun puas, memainkan helaian rambut Jake yang mulai memanjang dengan jarinya.

"Ready for your punishment?"

"Yes, Daddy"

𝗦𝘂𝗻𝗴𝗝𝗮𝗸𝗲 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗖𝗼𝗹𝗹𝗲𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang