✨️ Without Light

564 46 4
                                    

Aku lagi-lagi tersenyum hanya dengan memandangnya dari jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku lagi-lagi tersenyum hanya dengan memandangnya dari jauh. Rambut berwarna hitam itu terlihat sangat berkilau di bawah cahaya matahari, kulitnya yang putih terlihat bersinar di mataku. Inilah kegiatan rutinku setiap hari, dan ini sudah terjadi selama satu minggu.

Namaku Park Sunghoon, aku berasal dari Seoul. Namun saat ini, aku tengah menikmati masa libur kuliah. Dan tempat yang aku datangi adalah rumah Bibiku di Jeju. Aku suka sekali pemandangannya, masih begitu asri dan belum tersentuh. Lalu saat ini, aku tengah melukis seperti biasa. Melukis sosok cantik yang berada tepat di sebrang rumah Bibiku.

Dia pemuda yang manis, sejauh ini aku hanya mengetahui namanya. Jake Shim, nama si manis itu adalah Jake. Dia pemuda yang benar-benar mengalihkan seluruh fokus milikku, setiap hari aku selalu melukisnya yang tengah menyiram taman bunga didepan rumah, atau sesekali ia bermain dengan anjing Border Collie miliknya.

Aku menatap lukisan buatanku, lukisan yang kubuat selama seminggu ini berjumlah empat buah. Dan semua lukisannya adalah wajah Jake dengan berbagai ekspresi. Aku menyukainya, bagian favoritku adalah ketika melihat bibirnya tersenyum dengan kedua matanya yang berbinar cerah.

Tanganku bergerak mengambil satu-satunya lukisan yang paling bagus ㅡmenurutku, dan rencananya aku akan memberanikan diri memberikan lukisan ini untuk Jake. Sudah cukup aku hanya melihatnya dari jauh selama seminggu ini, aku akan menemuinya sekarang. Kebetulan, Bibi juga menyuruhku untuk mengatarkan kue kerumah Jake, dan itu adalah kesempatan emas bagiku.

Sekali lagi, aku menatap lukisan ditangaku. Aku harap Jake menyukainya, aku harap mata itu akan kembali berbinar cantik karena melihat lukisan dariku.

***

Sunghoon berjalan menuju gerbang rumah Jake, bisa ia lihat jika Jake sedang tertawa sambil bermain-main dengan anjing miliknya didepan teras. Pemuda itu tertawa, dan untuk kesekian kalinyaㅡ Sunghoon kembali terjatuh dalam pesona Jake, rambutnya bergerak tertiup angin, terlihat halus dan lembut. Bisakah suatu hari ia menyentuh rambut itu?

Pemuda itu menggeleng, tersenyum kecil memikirkannya. Hanya dengan melihat Jake saja sudah membuat hatinya berdebar seperti ini, apalagi jika mereka saling bertatapan secara langsung? Apa ia akan mati? Konyol, sejak kapan ia menjadi melankolis begini?

Kakinya melangkah memasuki gerbang rumah Jake, ia sengaja tidak membuat suara agar tidak menganggu Jake. Namun sial sekali, kakinya tersandung dan membuat suara yang sedikit gaduh, Sunghoon meringis. Benar-benar memalukan! Matanya mendongak, menatap Jake yang kini sudah menatapnya, sial! Apa Jake melihatnya tersandung?

"Siapa?"

Suara halus itu menyapa telinganya, bukan hanya wajahnya, suaranya juga terdengar sangat indah. Baginya, Jake adalah definisi dari kata sempurna. Sunghoon berdehem, berusaha menghilangkan rasa gugup yang menyerangnya, ia menatap Jake yang hanya diam di tempat, tapi mata itu terus melihat kearahnya. Kenapa Jake menatapnya seperti itu? Apa wajah tampannya benar-benar membuatnya terpesona?

"Akuㅡ Park Sunghoon" pemuda tampan itu tersenyum lebar, ia berjalan lebih dekat kearah Jake membuat anjing dalam pelukkan Jake menggonggong keras.

"Jangan seperti itu, Layla" Jake mengelus bulu cream milik Layla, membuat hewan itu tenang seketika "Maaf, tapiㅡ aku baru mendengar namamu. Kau warga baru?"

"Ah ya, ituㅡ aku keponakan Bibi Lee. Rumahnya didepan rumahmu"

"Oh, Bibi Lee? Aku mengenalnya, salam kenal. Aku Jake" Jake tersenyum kecil, dan Sunghoon tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya saat melihat senyuman manis Jake.

Ia ingin, Jake juga tersenyum saat melihat lukisannya nanti.

"Salam kenal. Aku kemari untuk mengantarkan kue"

"Tunggu sebentar" Jake bangun dari duduknya, mata Sunghoon tak pernah lepas untuk melihat setiap gerak-gerik Jake, termasuk saat pemuda manis itu mengambil sebuah tongkat di belakang kursinya.

Dengan sedikit tertatih, Jake berjalan dengan bantuan tongkat di tangannya. Sementara matanya, tetap menatap lurus ke depan.

Tanpa sadar, lukisan ditangan Sunghoon terjatuh. Membuat Jake kaget dan bertanya apa yang terjadi, apakah Sunghoon baik-baik saja atau ada yang terluka. Tapi, Sunghoon hanya diam. Ia hanya diam menatap Jake yang saat ini menampilkan raut wajah bertanya-tanya, wajahnya terlihat khawatir, namun tatapan mata itu masih sama.

Kosongㅡ dan tanpa cahaya.

Jakeㅡ

Dia buta.

𝗦𝘂𝗻𝗴𝗝𝗮𝗸𝗲 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗖𝗼𝗹𝗹𝗲𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang