🌺 Hanahaki Disease (1)

351 36 4
                                    

"Apa kau sedang menyukai seseorang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau sedang menyukai seseorang?"

Jake terdiam ditempatnya. Mata bulatnya mengerjap dan menatap Dokter Heeseung yang kini masih duduk tenang dihadapannya. Rambutnya yang berwarna magenta bergoyang pelan karena kepala Jake terus bergerak gelisah. Rona merah diwajahnya terlihat jelas karena kulitnya yang putih.

Heeseung tersenyum melihatnya. Tanpa Jake berbicara, tanpa Jake menjawab, tentu saja ia tahu jika Jake sedang menyukai seseorang.

"Bagaimana hubunganmu dengannya?"

Jake menghentikan gerakan randomnya, ia melirik Heeseung dengan tatapan tak suka. Kenapa Heeseung bertanya-tanya hal pribadi seperti itu? Bukan apa-apa, namun hal itu membuatnya sedikit terganggu. Memang apa urusannya penyakit yang ia derita dengan masalah percintaannya?

"Dokter, aku kemari ingin tahu penyakitku. Kenapa dadaku sakit dan jika terbatuk mengeluarkan kelopak bunga layu. Bukannya curhat masalah percintaan" balas Jake, alisnya menyatu tanda kesal. Heeseung yang berada di depannya hanya menggaruk pelipis, jemari yang panjang itu membenarkan kacamata miliknya yang tadi sempat melorot.

"Hanahaki Disease"

"Apa?"

Jake mengerutkan kening saat mendengar perkataan Heeseung. Tadi Heeseung bilang apa? Telinganya benar-benar asing mendengar kata aneh seperti itu.

"Hanahami?"

"Hanahaki, Jake"

"Ya itu maksudku. Jadiㅡ apakah aku terkena penyakit itu? Bagaimana cara menyembuhkannya, Dokter? Apa kau punya obatnya? Aku akan bayar berapapun biayanya asalkan aku bisa sembuh dari penyakit ini" Jake menatap Heeseung penuh harap. Ia benar-benar putus asa, di keluarganya tidak pernah ada yang memiliki penyakit aneh seperti dirinya ini.

Maksudnyaㅡ terbatuk lalu mengeluarkan kelopak bunga layu? Bukankah itu terdengar tak masuk akal?

Tadinya, Jake berpikir jika mungkin saja ia terkena guna-guna karena banyak sekali menolak orang-orang yang menyatakan cinta padanya. Mungkin salah satu dari mereka ada yang dendam padanya lalu mengirimkan penyakit aneh ini untuknya. Tapiㅡ saat mendengar Heeseung menyebutkan nama penyakitnya, berarti itu benar-benar ada, kan? Bukan karena ia yang terkena guna-guna karena menolak cinta orang lain, kan?

Sebenarnya, Jake sendiri tidak ingat kapan tepatnya penyakit ini muncul. Yang jelas, penyakit ini sudah ia derita selama kurang lebih enam bulan. Namun Jake tak langsung mencari tahu, ia pikir mungkin hal ini tidak berbahaya. Tapi entah kenapaㅡ akhir-akhir ini batuknya semakin intens, bahkan terkadang ia juga muntah. Dan seperti biasa, kelopak bunga layu yang ia keluarkan, dan itu bertambah semakin banyak setiap harinya. Dadanyaㅡ benar-benar terasa sakit dan sesak.

Untuk itu Jake datang kemari, mencoba mencari tahu penyakit apa yang sebenarnya ia derita. Sungguh, Jake tidak mau mati muda. Masih banyak hal yang ingin ia capai, yang ingin ia raih, termasukㅡ hidup bersamanya.

"Paru-parumu ditumbuhi bunga. Dan jika terus dibiarkan, bunga itu akan terus mekar dan bisa menyumbat pernafasanmu, kau bisa kekurangan oksigen danㅡ meninggal"

"Apa?" Jake menatap Heeseung tak percaya, penyakit macam apa itu? "Dokter jangan bercanda!"

"Hal itu menjelaskan kenapa kelopak bunga layu keluar saat kau terbatuk"

Heeseung tak peduli jika Jake tak percaya. Namun, memang itulah kenyataannya. Melihat Jake yang tidak memiliki tanda-tanda akan kembali bersuara, Heeseung kini mengambil alih, raut wajahnya berubah serius, benar-benar serius.

"Kau harus menjawab pertanyaanku kali ini"

Jake mendongak, menatap Heeseung dengan wajah bingung dan terkejutnya.

"Apa kau menyukai seseorang?"

Pertanyaan itu lagi.

Jake mendesah, memejamkan matanya sebentar dan akhirnya si manis mengangguk pelan.

"Ya, akuㅡ mencintainya mungkin?"

"Lalu bagaimana dengannya?"

"Dia tidak menyukaiku" Jake menunduk memainkan kakinya. Tak mau menampakan wajah menyedihkannya ini di depan Heeseung.

"Berapa lama kau menyukainya?"

"Entahlahㅡ tujuh bulan?"

"Lalu penyakitmu ini, kapan tepatnya dia muncul?"

"Enam bulan yang lalu? Entahlah, aku juga lupa"

Heeseung mengangguk dan menuliskan sesuatu di sana. Jake masih diam dan memperhatikan. Ia benar-benar tak mengerti dengan apa yang ia alami saat ini. Inginnya Jake segera pergi lalu meneriaki Heeseung sebagai Dokter palsu karena bertanya-tanya hal yang pribadi. Bukankah terlihat tidak sopan? Namun, saat melihat raut wajah serius ituㅡ Jake jadi ragu.

"Hanahaki Disaese, penyakit dimana paru-parumu ditumbuhi bunga karena cintamu bertepuk sebelah tangan" Heeseung menghentikan kegiatan menulisnya, ia kini menatap Jake yang masih terpaku ditempatnya "Ada dua caraㅡ untuk menyembuhkan penyakitmuㅡ" Heeseung memiringkan wajahnya dan menikmati bagaimana wajah Jake kini berubah menjadi seperti orang bodoh.

"D-Dokterㅡ"

"Pertama, penyakit itu akan hilang jika seseorang yang kau sukai itu membalas perasaanmu. Kau harus membuatnya jatuh cinta padamu agar cinta dan kerinduanmu terbalaskan" jelasnya, membenarkan kacamatanya lagi, Heeseung kembali melanjutkan "Dan yang kedua, kau harus melakukan operasi. Kami akan mengangkat bunga yang tumbuh diparu-parumu. Tapiㅡ perasaan cintamu padanya akan menghilang"

***

"Sunghoon!"

Jake melambai kecil, Sunghoon yang berada tak jauh darinya menoleh dan balas tersenyum sambil mendekati pemuda manis itu. Tubuh jangkungnya berlari dan berhenti tepat didepan Jake. Disaat seperti ini, proporsi tubuh keduanya benar-benar berbeda jauh. Padahal mereka sama-sama lelaki, bahkan Jake lahir lebih dulu dari pada Sunghoon. Tapi, kenapa tingginya jauh berbeda?

"Kau mau ke kelas? Temani aku ke kantin dulu ya?"

"Maaf Jake, aku harus menemani Sunoo. Dia membawa bekal dari rumah, kami akan makan bersama" Sunghoon tersenyum bahagia, bahkan rona merah terlihat dipipinya.

Jake membuka mulutnya, ingin berkata sesuatu tapi tak ada yang keluar dari sana. Menghembuskan nafas pelan, Jake akhirnya mengangguk. Ia tersenyum lebar seolah tidak ada masalah.

"Baiklah. Pergi sana, jangan buat Sunoo menunggu!" Jake kini memberikan gesture orang mengusir, yang dimana tentu saja membuat Sunghoon langsung berbalik pergi tanpa berpikir dua kali. Menatap punggung lebar itu, Jake kembali menghela nafas.

Bagaimana bisa ia membuat Sunghoon menyukainya jika dia sudah memiliki Sunoo sebagai kekasihnya?

Merasakan sakit di dadanya, Jake refleks menutup mulut dan berlari ke toilet. Saat ia masuk dan bersembunyi di balik salah satu bilik toilet, Jake memuntahkan sesuatu di tangan, saat ia membuka tangan yang menutupi mulutnyaㅡ

Kelopak bunga layu berada disana.

Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗦𝘂𝗻𝗴𝗝𝗮𝗸𝗲 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗖𝗼𝗹𝗹𝗲𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang