💎 Dirty Diamond (1)

469 38 4
                                    

Mata itu menatap lurus kearah rumah makan sederhana di sebrang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata itu menatap lurus kearah rumah makan sederhana di sebrang jalan. Bibir tebal dan berwarna merah muda itu sesekali tersenyum tipis, jari-jari rampingnya saling bertautan satu sama lain diatas pangkuan.

Rambut sewarna almond yang terlihat halus itu membingkai wajahnya yang manis untuk ukuran seorang pria, sementara kemeja mahal berwarna hijau tua membalut tubuh mungilnya. Dialah Jake Shim, si berlian sempurna. Orang-orang memanggilnya begitu, dia kaya, cerdas, manis dan tampan di waktu bersamaan. Semua orang menginginkannya, semua orang ingin menjadi temannya, semua orang ingin dekat dengannya.

Tapi sayang, Jake pemilih. Tidak sembarang orang bisa mendapatkan perhatiannya. Jake hanya memiliki tiga orang sahabat yang benar-benar dekat dengannya setelah kepergian orang tuanya. Oh, apakah mereka masih pantas disebut sebagai orang tua? Jake bahkan hanya anak yang dilahirkan sebelum menikah, Ibunya diperkosa tanpa tahu siapa lelaki yang melakukan itu.

Frustasi, sang Ibu malah memberikan Jake pada Kakeknya setelah ia dilahirkan sebelum wanita itu pergi entah kemana. Jake tidak pernah berniat untuk mencari, baginya Kakek adalah orang yang paling berjasa dalam hidupnya, namun lima tahun yang lalu Kakek tiada dan meninggalkan Jake dengan banyak warisan yang seluruhnya jatuh atas nama Jake. Walau begitu, ia tetap bersyukur karena wanita itu mau membiarkan dia hidup, setidaknya dia tidak membunuhnya.

Tumbuh tanpa kasih sayang Ibu membuat sikap Jake dingin dan apatis. Hanya dengan orang-orang dikasihinya Jake akan bersikap benar-benar peduli.

"Tuan Muda, apa anda mau memesan makanan?" tanya supir pribadinya, Jung Ahjussi namanya. Bukan tanpa alasan Jung Ahjussi menanyakan itu, karena hampir setahun belakangan ini Jake terus memintanya menghentikan mobil di depan rumah makan sederhana itu, entah apa yang ia inginkan. Tuan mudanya itu hanya diam tanpa melakukan apapun.

"Tidak"

Jake menjawab sambil terus menatap rumah makan sederhana itu, ah tidakㅡ lebih tepatnya dia menatap salah satu pegawai disana, Park Sunghoon namanya. Sosok yang membuatnya hampir berubah menjadi siswi remaja yang sedang kasmaran.

Ya, Jake jatuh cinta.

Dia mencintai Park Sunghoon, pria sederhana yang sayangnya sudah beristri.

Tapi siapa yang peduli? Apapun bisa ia dapatkan, apapun bisa ia wujudkan, termasukㅡ memiliki Park Sunghoon yang sudah beristri.

***


"Ahjussi, bisakah kau menungguku disini?"

"Apa tidak sebaiknya saya saja yang membelinya kesana? Biar Tuan menunggu di dalam mobil"

"Tidak. Aku tidak ingin membeli apapun, aku hanya ingin menemui seseorang" jelas Jake merapikan kembali penampilannya, walau nyatanya ia sudah terlihat begitu sempurna.

"Ah, baiklah. Kalau begitu saya akan menunggu disini"

Jake mengangguk, ia berbalik dan menyebrang jalan menuju rumah makan sederhana yang terus menjadi perhatiannya akhir-akhir ini. Setelah sekian lama hanya diam-diam melihat dari jauh, kali ini Jake memberanikan diri untuk menemui Sunghoon. Ya, Jake akan benar-benar menemuinya saat ini.

"Permisi"

"Y-Ya?"

Salah satu pegawai rumah makan itu menyambut Jake dengan tatapan kagum dan salah tingkah. Dipikirannya, ia hanya bingung kenapa seseorang yang terlihat sempurna seperti Jake mau makan ditempat kecil seperti ini.

Beberapa pengunjung yang sedang asyik makan disana juga perhatiannya sedikit teralihkan pada sosok Jake yang bagaikan berlian diantara emas murahan. Mereka bahkan melupakan makanan lezat yang sedari tadi dilahapnya dan lebih memilih menatap Jake yang tampak acuh.

Tanpa senyuman dan basa-basi apapun, Jake mulai mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, berharap sosok yang dicarinya ada disana. Tapi nyatanya? Ia sama sekali tidak menemukan sosok tampan itu.

"Kau tahu dimana Park Sunghoon?"

"P-Park Sunghoon?" pegawai itu tampak terkejut. Mungkin karena mereka bingung bagaimana bisa sosok seperti Jake mengenal Park Sunghoon? Semua pegawai disini tahu jika Sunghoon hanyalah pria miskin yang bahkan memohon-mohon pada Bos mereka untuk diberikan pekerjaan dirumah makan ini.

"Kenapa kau mencarinya? Apakah kau penagih hutang?"

Jake berdecak. Apakah ia terlihat seperti seorang rentenir? Tolong, dia bukan Jay, sahabatnya yang menjabat sebagai lintah darat.

"Jadi Sunghoon ada atau tidak? Aku tidak punya banyak waktu" Jake mulai kesal.

"A-Ah, tapi hari ini dia sedang izin. Kami tidak tahu dia kemana" jawabnya yang sukses membuat kening Jake mengkerut. Sunghoon izin? Kemana?

Karena tidak mendapatkan jawaban apapun, Jake memilih membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar meninggalkan rumah makan itu. Dipikirannya, banyak hal berkecamuk mengenai kenapa Sunghoon sampai meminta izin, padahal saat setiap hari ia diam-diam mengintai, Sunghoon selalu ada dan tidak pernah terlihat absen.

Ketika hampir menyebrang jalan untuk memasuki mobilnya, ponsel milik Jake tiba-tiba berdering keras. Sebelum akhirnya ia merogoh saku celana dan mengambil benda persegi itu, alisnya naik saat melihat nama 'Jungwon' disana.

"Jake, kau dimana?" suara Jungwon terdengar lebih dulu.

"Kenapa sih?"

"Jangan bilang kau lupa janji hari ini!"

Janji? Oh,

Jake meringis kecil. Ia bahkan melupakannya karena terlalu bersemangat untuk menemui Sunghoon.

"Kau lupa, kan? Dasar! Sudah cepat ke rumah Jay, kami menunggumu"

"Iya, cerewet!"

Jake menghembuskan nafas sebelum mematikan sambungan teleponnya, ia menyebrang jalan dan langsung memasuki mobil menuju kediaman Jay.

>>>

Setelah menyuruh supirnya untuk langsung pulang dan tidak perlu menunggunya, Jake langsung berjalan memasuki gerbang rumah mewah milik Jay. Langkahnya begitu anggun, membuat tatapan dua orang satpam yang berjaga dipos menatap Jake tanpa berkedip, ia memang sering sekali berkunjung kerumah Jay, namun Jake sama sekali tidak pernah berbasa-basi dengan semua orang-orang yang bekerja dirumah Jay, Bodyguard Jay, termasuk beberapa Maid dirumah Jay. kecuali kedua orang tua Jay tentunya. Ia masih memiliki sopan santun.

Tangannya yang indah itu mengusak pelan rambut miliknya, saat ia hampir sampai di depan pintu milik Jay, langkah Jake mulai melambat. Matanya menyipit dengan sendirinya, memastikan jika apa yang dilihatnya saat ini bukanlah mimpi, bukanlah sebuah halusinasi semata.

Disana,

Jake bisa melihat dengan jelas sosok Sunghoon berada dihadapan Jay.

Tepatnyaㅡ Sunghoon yang sedang berlutut didepan wajah angkuh milik Jay.

Kenapa ini? Bagaimana bisa Sunghoon ada disini?

To Be Continue..

𝗦𝘂𝗻𝗴𝗝𝗮𝗸𝗲 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗖𝗼𝗹𝗹𝗲𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang