Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hubungan mereka berjalan semakin baik setelahnya.
Sunghoon beberapa kali sering menghabiskan waktu bersamanya, walau Sunghoon tidak akan pernah lupa pada Hyejin. Mereka bercerita banyak hal setelah itu, namun Sunghoon masih menjadi pribadi yang sulit ditebak. Masih ada banyak hal yang Sunghoon sembunyikan pada Jake, pemuda itu hanya bercerita jika pernikahannya dengan Hyejin baru menginjak usia dua tahun. Dan selama itu pula mereka belum dikaruniai seorang anak.
Tapi Sunghoon pernah berkata bahwa ia sama sekali tidak mempermasalahkannya. Hanya itu yang Sunghoon ceritakan padanya, walaupun sebenarnya masih banyak hal yang ingin Jake tahu dari Sunghoon, tapi setidaknya ia bersyukur Sunghoon sudah mau menganggapnya ada. Itu membuatnya sedikit lebih baik.
"Aku tidak akan pergi bekerja hari ini" ucap Sunghoon disela-sela sarapan mereka, inilah kegiatan mereka yang saat ini sering dilakukan. Sarapan bersama. saat-saat seperti ini adalah waktu yang Jake sukai, karena ia bisa menatap wajah Sunghoon dan mengobrol lebih dekat dengannya.
"Kenapa?"
Sunghoon diam. Ia tampak ragu dan salah tingkah untuk menjawabnya, membuat Jake mengernyit melihatnya.
"Sebelumnya, apa kau akan ke kantor hari ini?"
"Hm, sepertinya tidak. Sekertarisku akan membawakan semua pekerjaanku kerumah, aku sedang malas dikantor" jawab Jake, membuat Sunghoon menangguk.
"Akuㅡ ingin mengajakmu pergi. Apa kau ada waktu?"
Jake menghentikan kunyahan makannya.
Tidak pernah sekalipun ia berharap jika Sunghoon akan mengajaknya pergi seperti ini. Mendengar itu, Jake tersenyum lebar, tanpa pikir panjang ia langsung mengangguk cepat. Membuat Sunghoon diam-diam ikut tersenyum melihat tingkah Jake.
Hari itu, untuk sejenak, Sunghoon melupakan keberadaan Hyejin.
***
"Kau senang hari ini?" tanya Sunghoon, matanya melirik Jake yang hanya diam sambil tersenyum disampingnya.
"Hm.." dia hanya menggumam, membuat Sunghoon balas tersenyum melihatnya. Jujur saja, mengenal Jake setelah beberapa bulan ini membuat dia nyaman, membuatnya sedikit mengerti bagaimana sifat Jake yang sebenarnya.
Tangan Sunghoon terangkat, mengelus permukaan pipi halus Jake. Pemuda manis itu mendongak, mendapati Sunghoon yang serius menatapnya. Terlihat keningnya mengkerut dalam, apa yang Sunghoon pikirkan? Kenapa ia sampai berpikir keras seperti itu?
Namun perhatian Jake teralih saat Sunghoon tiba-tiba mengecup bibirnya. Membuat pemuda manis itu terdiam kaku ditempatnya.
"Bolehkah aku.." Sunghoon terlihat bingung untuk mengatakannya. Tapi, Jake seolah mengerti tentang arah pembicaraan Sunghoon, ia sedikit ragu, namun Jake mencoba bertanya.
"Sunghoonㅡ kau yakin? Apa kau sudah mencintaiku?" tanya Jake dengan berbinar, tangannya menangkup kedua pipi Sunghoon, membuat pemuda itu menatapnya.
"Akuㅡ tidak tahu.."
Jake harus menelan kekecewaannya. Ia seharusnya mengerti, tidak mudah bagi Sunghoon untuk jatuh cinta padanya. Apalagi Sunghoon bukanlah gay, lalu untuk apa perhatian-perhatiannya selama ini?
Melihat Jake yang tampak murung, Sunghoon beralih menggenggam tangan Jake.
"Aku akan berusahaㅡ mencintaimu"
Jake terdiam, menatap binar mata Sunghoon yang penuh dengan keraguan. Ia juga terlihat bingung dengan tatapan kosong, Jake hanya mengangguk mengerti setelahnya. Sejujurnya, ia juga menginginkan hal ini, ia juga ingin merasakan hidup sebagai pasangan suami istri lainnya. Melupakan fakta bahwa bukan hanya dia istri dari Sunghoon.
Jake tersenyum, mendorong tubuh Sunghoon diatas ranjang dengan dia yang berada diatasnya, membuat pemuda tampan itu sedikit terkejut.
"Kau mau melakukannya denganku, kan?" bisik Jake. Sunghoon terdiam beberapa saat.
"Tapiㅡ aku takut menyakitimu"
"Aku yakin kau tidak akan menyakitiku"
Jake tersenyum, membuat kepala Sunghoon sedikit pening. Ia mencintai Hyejin, tapi tidak dipungkiri jika mengenal dan hidup selama beberapa bulan bersama Jake membuatnya merasa nyaman dekat dengan pemuda manis itu.
"Satu hal yang harus kau tahu, Sunghoon. Akuㅡ bisa mengandung"
Sunghoon tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia tidak percaya jika Jake benar-benar memiliki rahim, karena Jake itu pria, bagaimana bisa ia mengandung? Namun disisi lain, ia begitu ingin mempunyai anak karena Hyejin tak juga kunjung mengandung, mungkin jika bersama Jake, ia bisa memiliki seorang anak?
Tangan Sunghoon terangkat, mengelus pipi Jake.
"Katakan jika aku menyakitimu nanti"
Jake mengangguk.
Malam itu, adalah malam yang sangat berkesan baginya. Walau dibagian hati yang paling dalam, Jake tetap merasa sedih kerena Sunghoon belum benar-benar mencintainya. Apakah yang mereka lakukan ini benar? Tentu benar, mereka suami istri. Bukan begitu?
Disisi lain, Sunghoon merasakan hatinya bersalah begitu mengingat wajah Hyejin yang tersenyum berputar dipikirannya.
***
Jake duduk terdiam sambil menatap selembar kertas ditangannya. Ia tidak tahu apakah ini hanyalah mimpi atau kenyataan. Bibirnya yang tebal itu tak henti-hentinya terus tersenyum.
Dia hamil.
Usia kandungannya menginjak dua minggu.
Pemuda manis itu melipat kertasnya, menyimpan kertas yang seolah barang berharga itu kedalam saku celananya. Ia akan memberi tahu Sunghoon setelah suaminya itu pulang kerja. Sunghoon pasti bahagia, dia pasti senang karena saat bersama Hyejin ia belum juga memiliki anak, tapi hanya beberapa bulan bersamanya? Jake bahkan sudah hamil.
Diam-diam Jake tersenyum, ia memiliki alasan kuat untuk meminta Hyejin agar menceraikan Sunghoon. Ia akan melakukannya hari ini, ia akan menemui wanita itu untuk segera menceraikan suaminya.
Jake melirik kunci mobilnya yang berada diatas meja, sebelum ia sempat mengambilnya, tiba-tiba bell rumahnya berbunyi dengan keras. Karena ia berada diruang tengah dan dekat dengan pintu utama, Jake memutuskan untuk membuka pintu itu sendiri.
Saat pintu terbuka, matanya menyipit saat melihat seorang gadis yang masih sangat muda, penampilannya begitu mewah dengan barang-barang bermerk yang menempel ditubuhnya. Ia tahu gadis ini berasal dari keluarga kaya, tapiㅡ siapa gadis ini?
"Apa benar namamu Jake?" tanyanya langsung. Jake menaikkan sebelah alisnya.
