Mana ne yang merong-merong bab loncat kemaren. Eke kasih urutan, lah dese malah sembunyi kaga komen lagi.
🤣 bacot la ya
Sekarang bab 78 di sebelah. Mo bab 79 bentar lagi tamat.
Banyak yang doain ga jadi ama Babas. Lah emang kaga sama Babas dia. Kafka dapat papa baru😂😂
***
29 Kasmaran Paling Depan
Tidak seperti biasa, Baskara Dierja jadi orang yang paling pertama tiba di kantor, mendahului OB yang paling rajin di tempat itu. Dia sengaja tidak pulang ke rumah orang tuanya dan memilih untuk bermalam di apartemen miliknya sendiri usai Mayang menyuruhnya pulang segera setelah wanita itu selesai mengobati Baskara.
Baskara sedang tidak ingin melihat ibunya. Dia tidak yakin bisa menjaga emosi bila berhadapan dengan Reva Dierja. Tapi, perbuatan yang dilakukan oleh sang ibu telah membuat hatinya terluka lebih dari apa pun. Bagaimana bisa dia tidak mengetahui fakta ini selama bertahun-tahun? Bahkan, dia sendiri tidak mengerti sikap Kinara yang amat tidak masuk akal di matanya dan kini setelah tahu, dia merasa tidak punya muka lagi menghadapi semua orang di keluarga Sutomo.
Lalu Kafka, Baskara hampir selalu menangis setiap mengingat bocah malang tidak bersalah itu. Hingga malam tiba dan sudah waktunya mereka kembali, Kinara tidak mau bantuan Baskara untuk mengantarnya pulang. Mereka berdua kembali ke ruko naik taksi dan Baskara hanya bisa memantau dua ibu dan anak itu dari kejauhan.
Kafka masih sangat curiga kepadanya. Si tampan mungil itu tidak mengizinkan Baskara mendekati ibunya. Dia juga tidak ingin pria yang membuat kakeknya marah dan neneknya menangis tersedu-sedu itu datang kepadanya. Di matanya, Baskara adalah musuh dan dia tidak ingin Kinara menangis karena kedatangan pria sinting yang berwajah penuh luka itu telah membuat suasana di kamar rawat neneknya menjadi kacau balau.
Baskara mengepalkan tangan dan rasanya dia ingin sekali memukul meja. Tapi, dia tahu, sia-sia saja melakukannya. Semua telah terjadi tanpa dia sadari, sebuah kebodohan di masa lalu yang tidak dia sangka telah membuat satu keluarga hancur lebur dan masa depan seorang anak yang tidak bersalah sudah pasti tidak bakal sama seperti orang lain. Lahir tak berayah dan selama dua tahun terakhir, dia mesti terpisah dari Kinara karena wanita itu berpikir akan ada masa depan yang indah buat anaknya.
“Lo sudah punya Sintya …”
Kata-kata Mayang membuat Baskara teringat lagi dan dia menoleh ke sebuah pigura kecil dekat dengan siku kanannya. Ada foto dirinya dan Sintya saat sedang berada di Singapura. Mereka sempat berwisata ke Universal Studio tahun lalu dan Sintya sendiri yang memasang foto tersebut sebagai pengingat bahwa petualangan mereka sangat menyenangkan dan juga sebagai tanda kalau ada hati lain yang menunggu Baskara di tempat lain.
Baskara baru akan menyentuh permukaan pigura tersebut sewaktu getar notifikasi ponsel terasa hingga membuatnya menoleh. Seperti jodoh, nama Sintya tertera di bagian atas sekali pesan Whatsapp yang membuatnya kemudian menyusuri beberapa nama yang sejak tadi malam mengirimkan pesan untuknya. Namun, seperti Sintya yang sudah mengirimkan beberapa pesan yang tidak dia jawab sama sekali, orang-orang selain kekasihnya juga bernasib sama. Hanya ada satu nama yang sudah beberapa kali dia kirim pesan, akan tetapi, hingga detik ini, hanya membuatnya melihat centang satu tanda pesan itu masih melayang-layang di udara. pemiliknya seperti biasa, seakan tidak peduli sama sekali dengan gemuruh yang melanda hati seorang Baskara Dierja dan lebih suka membuatnya menderita, menahan perasaan malu karena pernah berbuat dosa kepadanya, kepada wanita yang sejak dulu selalu dia sayangi melebihi adik perempuannya sendiri.
***
Baskara terbangun ketika Yoyo, seorang OB yang bertugas membersihkan ruangannya, mengetuk pintu dan izin hendak masuk. Pria itu kemudian mengangkat kepala dari kursi kerjanya yang empuk dan mahal, lalu mengangguk dan mempersilahkan Yoyo untuk bersih-bersih ruang tersebut. Baskara kemudian memilih bangkit dan mengusap wajahnya. Bengkak-bengkak di pelipis dan pipi mulai membiru. Sebelah kanan matanya masih belum bisa membuka secara sempurna dan Yoyo yang pertama kali melihatnya langsung khawatir.