23. Festival Bunga

10 2 0
                                    

Absen yukkk, siapa yang bertahan sampai bab ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Absen yukkk, siapa yang bertahan sampai bab ini.

Tulis di komen yaaa...

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari buku diary Sisilia)

-----




10 Februari 2019

Minggu ini, aku ingin mencari suasana baru. Bosan sekali rasanya hanya di kamar seharian. Hanya membaca buku atau bermain ponsel. Seperti tidak ada hal lain yang bisa terjadi dalam hidupku.

Kakakku bilang hari ini ada festival bunga di 'Garden Park', salah tempat yang tidak terlalu jauh. Tempat ini seperti sebuah taman yang berada di tengah-tengah kota. Biasanya orang-orang sering melakukan piknik di sini. Atau hanya sekedar jalan-jalan dan berolahraga.

Festival bunga ini diselenggarakan setiap 6 bulan sekali. Acara yang ditujukan untuk orang-orang yang menyukai bunga. Di sana akan ada banyak penjual bunga yang melakukan unjuk bakat dan mempromosikan toko bunganya.

Masih membayangkannya saja sudah sangat seru...

Sisilia memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang yang akan ia pakai. Tidak lupa membawa buku harian coklatnya dan pena.

Gadis berambut hitam panjang itu terlihat melangkah keluar dari rumah. Berjalan menuju halte bus. Dia terlihat begitu antusias. Tidak berhenti bersenandung senang, selama menunggu bus datang. Saking semangatnya, Sisilia sampai menyapa para penumpang lain dengan senyuman manis yang merekah.

"Kau cantik sekali," puji wanita paruh bayah yang duduk di sebelah Sisi.

"Terima kasih." Adik kandung dari Naufal Adi Pramono itu kembali tersenyum ramah.

"Orang tuamu pasti sangat bahagia punya anak secantik dirimu."

Sisilia seketika terdiam. Tidak tau harus menjawab apa. Karena kenyataanya, orang tuanya justru tidak menyukai keberadaan gadis itu. Pada akhirnya, ia hanya bisa memberikan senyuman tipis sebagai respon dari perkataan lawan bicaranya.

Seringkali aku bertanya-tanya, kira-kira terlihat seperti apa aku di mata orang lain. Hingga orang-orang berpikir kalau hidupku sangat beruntung. Tanpa mereka tau apa yang sebenarnya terjadi.

Sesampainya di halte tujuan, Sisi langsung berjalan menuju lokasi festival. Ternyata ramai sekali. Sungguh di luar dugaannya. Sejak awal Sisilia memang sudah membayangkan bagaimana ramainya tempat ini. Tetapi ia tidak menduga akan seramai ini.

"Wow," kagumnya. Benar-benar menarik sekali, bisa melihat berbagai jenis bunga.

"Sisilia."

Gadis yang berdiri mematung memandang banyak bunga dan keramaian orang yang berlalu lalang itu mengalihkan pandangan. Menoleh ke arah seseorang yang memanggil namanya dari samping.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang