***
Celine terduduk dengan sebuah kasa yang masih dia pegang untuk menutupi luka pada dahinya. Senyumannya penuh kemenangan dan sesekali juga dia memasang muka kesakitan agar orang-orang kasian padanya.
Di sisi lain Jessi dan para adik Shani menatap Celine dengan tatapan jengkel. Mereka sudah benar-benar dongkol dengan sikap Celine akhir-akhir ini, selalu saja membuat keadaan seakan Shani hanya miliknya sampai tak ada waktu untk para adiknya dan diri sendirinya sendiri.
Tebak diantara mereka siapa yang paling marah? Tentu saja Zee, jika saja tidak ada Mamihnya di disini sudah dia tonjok muka Celine. Atau mungkin Jessi sudah mencakar-cakar wajahnya. Mereka diam bukan berarti mereka tidak tahu apa yang Celine lakukan pada Shani, entah apa juga yang Shani takutkan sampai diam saja.
Jika salah satu alasannya mereka, justru mereka baik-baik saja dari pada harus mengorbankan Shani seorang.
"Shan duduk!" Perintah Isabella penuh penekanan saat Shani datang setelah mencuci sikutnya yang terluka.
Saat mengejar Jessi tadi, dia tidak sengaja terjatuh dan sikutnya tergores. Karena itulah Jessi memilih berbalik untuk menolong kakaknya itu.
Sesuai perintah dari Isabella, Shani terduduk di bagian sofa lainnya. Jelas dia menghindari Celine kali ini, dia tak mau sepupunya itu macam-macam padanya di depan orang tuanya.
"Kamu kenapa mendorong Celine?" Tanya Isabella dengan nada suara yang lebih tenang dari sebelumnya.
Shani tak langsung menjawab, dia menatap ke arah Celine dan melihat bagaimana manifulatifnya Celine. "Aku..."
"Bukan Ci Shani—"
"Jessi, Mamih lagi gak bicara sama kamu" Potong Isabella dengan cepat membuat Jessi seketika bungkam, sedangkan Shani mulai mengepal tangannya tak terima adiknya kena dampaknya juga.
"Karena dia menyebalkan!" Kata Shani spontan membuat Celine tak percaya jika Shani seberani itu.
"Aku ngapain emangnya sampe kamu bilang nyebelin?" Tanya Celine dengan nada memelas sambil terus berakting kesakitan.
"Kamu... Kamu..." Shani kelimpungan untuk menjawab, dia tidak mau jika semua orang tahu apa yang terjadi padanya selama ada Celine. Itu terlalu memalukan baginya walaupun dia tahu satu-satunya untuk keluar dari perangkap Celine adalah dengan membongkar semuanya.
"Aku apa? Ci Shani emang gak pernah suka sama aku" Keluh Celine dengan wajah sedihnya.
Melihat itu Shani benar-benar kesal, dia sampai mengigit bibir bawahnya sendiri dan mengepalkan tangannya kuat. Kenapa sekarang dia yang terpojokkan? Sungguh sangat tidak adil baginya.
"Jadi kamu ada masalah apa sama Celine? Kalian itu sepupu, kenapa malah bertengkar?" Tanya Isabella, "Mamih tahu kamu masih kesal karena putus sama Gita, tapi—"
"Kok bawa-bawa masalah itu? Gak ada hubungan sama sekali sama Gita" Potong Shani tak terima dengan apa yang hendak Mamihnya bicarakan.
"Tapi kan Cici pernah nyalahin aku terlalu dekat sama Gita, tanya aja Christy!" Balas Celine memanfaatkan keadaan.
"Itu karena..." Lagi-lagi Shani tidak bisa berkata apa-apa, "Terserah padamu!" Lanjut Shani akhirnya menyerah, dia menjatuhkan badannya untuk bersandar pada sofa dan menyilangkan kedua tangannya.
"Toya, kamu emang beneran liat ci Shani marah ke Ci Celine soal kak Gita?" Tanya Zee pada Christy yang ada di sebelahnya dan dibalas anggukan kepala oleh Christy.
Siang tadi Christy dengan jelas melihat Shani marah dan memperingatkan Celine untuk tidak dekat-dekat dengan Gita. Dan dia kira juga jika Shani cemburu karena Celine dekat dengan Gita. Melihat anggukan kepala Christy membuat Shani memutarkan matanya malas sedangkan Celine tersenyum penuh kemenangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of VS || GitShan [Season 2] [ON HOLD]
FanfictionGita sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi murid biasa saja. Dia bertekad menjadi siswi biasa saja yang tidak terlalu menonjol, dia sudah tidak peduli lagi dengan kegiatan organisasi atau pun lomba-lomba yang sebelumnya sudah dia rencana...