The Crazy Killer Whale's Favourite Penguin Favorit Paus Pembunuh Gila

Bab 1 Prolog

***
Novel Terjemahan ini hanya untuk
bersenang - senang. Dont Report!!!
Jangan Lupa Vote dan Komen di setiap episodenya!!! Gomawo💙💙💙
***

Aku diculik.

Sudah satu jam sejak aku kabur dari rumah.

Bukan hanya pergelangan kaki dan tanganku yang diikat, tetapi mulutku juga disumbat oleh para penculik. Aku hanya bisa menangis tidak berdaya.

'Apakah ayahku benar-benar akan menemukanku?'

Kemungkinan besar, dia tidak akan melakukan itu.

Karena ayahku belum pernah melihat wujud manusiaku.

Ini pertama kalinya aku keluar sendirian setelah merasuki karakter dalam novel ini, jadi aku tidak tahu kalau dunia ini adalah tempat yang menakutkan.

Lagipula, siapa yang mengira bahwa hari ini aku akan tiba-tiba menjadi manusia?

'Sungguh malang nasibku. Sekalipun aku bereinkarnasi, aku terlahir kembali sebagai binatang, bukan manusia, dan menderita seperti ini...!'

Saat itu juga kereta yang tadinya berderak tiada henti itu pun menjadi tenang, seolah telah sampai di tempat tujuannya.

"Kyahahaha! Bahkan setelah melunasi utang judi, aku bisa hidup bertahun-tahun tanpa perlu khawatir soal uang!"

"Kita sungguh beruntung."

"Setelah menemukan makhluk setengah binatang itu, berapa kali aku membenturkan kepalaku karena mengira aku sedikit mabuk?"

"Jika kamu lebih mabuk, aku bisa saja memonopoli uang hadiahnya, sayang sekali! Haha."

"Hei, kenapa kalian mengatakan hal-hal menyedihkan seperti itu di antara kita?"

"Itulah mengapa kita di sini bersama? Mari kita bagi dua sama rata!"

Para penculik itu tertawa cekikikan di antara mereka sendiri lalu meninggalkanku di dalam kereta.

Berapa banyak waktu yang telah berlalu saat aku berada di gerbong yang gelap itu?

Bersamaan dengan suara langkah kaki beberapa orang, samar-samar terdengar para penculik sedang berbicara dengan seseorang.

Aku berusaha menenangkan jantungku yang berdebar-debar dan memfokuskan telingaku pada sumber suara.

"Aku membawa makhluk setengah binatang yang kuinginkan ke sini, jadi uangnya..."

"Aku akan memeriksanya dulu."

Terlepas dari apakah orang yang mereka putuskan untuk menjualku itu seorang wanita berwenang atau tidak, ada nada intimidasi dalam suaranya yang tidak bisa diabaikan.

"Ya Tuhan, demi keselamatanku sendiri, mana mungkin aku berani berbuat curang?"

"Yah, aku sudah melihat banyak orang besar yang pernah ke sana."

Saat itu, sebuah suara maskulin namun menyenangkan menyela pembicaraan.

"Itu bisa berbahaya, jadi aku akan memeriksanya terlebih dahulu, Ibu."

"Bisakah kamu?"

Di akhir kata-kata itu, terdengar suara langkah kaki mendekat dari kereta.

Lambat laun kehadiran itu semakin dekat, dan pintu kereta terbuka dengan bunyi berderak tiba-tiba.

Dengan berlinang air mata, aku menatap lelaki yang membuka pintu kereta.

Tentu saja, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika aku melotot padanya, jadi dengan ekspresi tidak berbahaya di wajahku dan dengan kekuatan sesedikit mungkin.