6.

142 15 0
                                    

"Anda tidak bercanda dengan ini semua? Tolong anda baca lagi, ini sangat merugikan saya!" ucap Aruna tegas, menatap nyalang kearah Ganendra yang tampak angkuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda tidak bercanda dengan ini semua? Tolong anda baca lagi, ini sangat merugikan saya!" ucap Aruna tegas, menatap nyalang kearah Ganendra yang tampak angkuh.

"Kamu mendapatkan uang sebesar itu tiap bulannya dan merasa dirugikan?" Jawab Ganendra mengangkat satu alisnya.

"Saya tidak butuh uang sepersen pun dari anda! Disini saya merasa dirugikan jadi saya tidak akan menandatangani kontrak ini!" Ucap Aruna menggeser map berisi kontrak pernikahan.

Ganendra menghela nafasnya, berusaha sabar. "Oke, kontrak mana yang menurutmu merugikan?"

"Baca ini, semua ini saya merasa dirugikan anda akan tetap berhubungan dengan pacar anda sedangkan saya? Nama baik saya akan tercoreng, suami saya malah bermain perempuan disaat sudah punya istri? Lucu sekali?"

"Kamu bisa berkencan dengan pria manapun juga, tapi tidak di ruang terbuka yang akan menimbulkan banyak spekulasi, apalagi kamu itu seorang publik figur jadi saya sudah mempertimbangkan ini semua."

"Justru itu! Karena saya ini publik figur, mereka semua pasti tau kalau anda itu suami saya!" Ucap Aruna sambil menekan semua kalimat yang dia ucapkan.

"Saya akan bilang ke orang tua saya kalau pernikahan ini akan dirahasiakan dari publik, tidak ada berita atau apapun informasi tentang pernikahan ini nantinya, jadi kamu bisa tetap aman," jawabnya tenang sekali, seolah-olah memang semuanya akan berjalan dengan lancar.

"Oke, kalau sampai ini semua sampai terembus oleh media, atau kalau anda melanggar kontrak ini, saya mau ada konsekuensinya. 5% saham perusahaan setiap satu kali pelanggaran kontrak, kalau saya jelas tidak akan melanggar apapun yang ada di dalam kontrak ini," kata Aruna percaya diri.

"Kalau itu yang kamu mau baik, akan saya turuti, karena saya sendiri juga tidak akan melanggar kontrak ini," jawabnya tak kalah percaya diri. Aruna berdecih, lihat saja nanti, Aruna punya banyak rencana licik.

"Oh untuk poin ke 3 saya mau itu dihapus, saya tidak akan mengijinkan wanita penghibur anda masuk kedalam rumah, itu sangat menjijikkan sekali. Anda bisa bawa wanita itu kemanapun anda mau kecuali rumah yang saya tempati, kalau anda masih kekeuh tidak mau ya sudah, saya bisa membeberkan semuanya ke publik dan citra keluarga beserta pacar anda akan menjadi taruhannya," ucapnya menatap langsung manik mata Ganendra yang sepertinya terpancing amarah.

"Benar-benar wanita licik," ucap Ganendra.

Aruna tersenyum miring, ya memang dari dulu Ganendra kemana saja, dia berhasil memimpin perusahaan milik sang Papa juga karena otaknya yang pintar dan licik ini.

"Gimana Bapak Ganendra? Kalau tidak mau ya sudah buang-buang waktu saja saya disini," ucap Aruna berdiri, lalu dengan gerakan cepat tangan Ganendra menahannya.

"Oke, akan saya hapus point ke 3 kamu bisa coret sendiri disana," ucap Ganendra menyodorkan kembali map berisi perjanjian nikah kontrak tadi.

"Maaf Pak Ganendra, saya ini orangnya rapi, jadi Bapak bisa hapus dulu ini dan print ulang. Bapak bisa kirim langsung nanti ke kantor saya baru bisa saya tanda tangani, terimakasih sudah buang-buang waktu saya yang sangat berharga, sampai jumpa nanti Bapak Ganendra terhormat," ucap Aruna menunduk menatap wajah Ganendra yang sialnya memang sangat tampan. Aruna mendongak kembali, lalu berjalan keluar, meninggalkan Ganendra yang sudah mengepalkan tangan.

*****

"Run, lo kenapa deh muka lo bahagia bener keknya," ucap Sarah melihat Aruna yang senyam-senyum sendiri.

"Gue seneng bisa buat si Ganendra sombong itu kalah omong sama gue, mukanya Mbak, duh lo pasti ketawa deh, salah sendiri ya seorang Aruna kok dilawan," jawabnya kembali tersenyum senang mengingat kejadian tadi.

"Oh iya, lo ketemu ya sama calon suami, gimana dah tuh perkembangannya?" ucap Sarah kepo, mendekat ke arah Aruna.

"Dia ajuin kontrak pernikahan sama gue, isinya ya kayak kita bakal nikah satu tahunan, terus gak sekamar, dia juga mau masih bisa berhubungan sama si Asha itu, kita juga gak bakal tidur sekamar, gitu-gitu lah Mbak," ucap Aruna.

"Terus lo terima?"

"Ya iya, dia kasih gue uang bulanan seratus juta, biar nurut kali ya, tapi lumayan sih, gue cuma nolak satu poin yang menurut gue gila kalau sampai gue setuju," adunya.

"Apa emang?"

"Dia mau Asha nanti bisa bebas keluar masuk rumah yang akan gue tempati sama dia, gila bener tuh si Ganendra, gue gak masalah kalau dia mau pakai Asha di manapun asal gak di rumah yang gue tempatin juga lah jijik gue," katanya sambil bergedik.

"Hah? Bener-bener si Ganendra itu terus lo apaain dia?" ucap Sarah masih sangat kepo.

"Ya biasa dong Mbak, lo tau sendiri ya gue gimana, terus dia nahan marah gitu, tangannya udah kayak orang pengen jotos, gue ketawa aja terus cabut," jawab Aruna terkikik.

"Pasti lo ancam gamau tanda tangan ya? Terus mau sebar aib-aib dia sama pacarnya?" Tebak Sarah sudah hafal betul dengan otak licik Aruna.

"Aduh pintar sekali Mbak Sarah ini, ya jelas dong."

"Good job girl, terus dia gak ada nulis tentang hubungan suami istri gitu?"

"Jelas ada, di kontrakannya dia bilang gak akan nyentuh gue, ini sangat menguntungkan tentu saja," jawabnya.

"Lo gak pengen cobain si Ganendra apa? Ganteng tuh harusnya lo lihat barangnya se-ganteng orangnya gak," ucap Sarah ketawa-ketawa yang langsung di geplak oleh Aruna.

"Otak lo ya! Selalu aja begitu!" Ucap Aruna ngomel-ngomel.

"Ya kan gue penasaran sih, siapa tau jadi tuh gue punya ponakan," ucapnya menggoda.

"Mbak, lo tau sendiri ya, gue gak suka Ganendra sama sekali, amit-amit lah," katanya.

"Gak usah sok benci gitu, nanti jadi cinta mampus lo."

"Bisa gak ya diam aja lo Mbak? Sana kerja deh, daripada banyak bacot," katanya ngambek.

"Iya-iya sorry, terus gimana, kalau ada yang melanggar bakal dikenai sanksi apa?" tanyanya masih kepo.

"Karena poin-poinnya banyak yang merugikan bagi gue, jadi gue bilang ke Ganendra itu, kalau sampai dia melanggar satu kontrak saja, dia harus kasih gue 5% saham perusahaannya atas nama gue, pintar kan?"

"Pinter banget! Kalau gitu lo goda aja si Ganendra buat dia bertekuk lutut terhadap lo, ini kesempatan emas Aruna, kapan lagi lo punya perusahaan cuma hanya lo ngangkang," ucap Sarah lalu lari keluar ruangan sebelum dirinya dipukul habis-habisan oleh Aruna.

"Brengsek lo Mbak! Gila aja!" Sini lo berani-beraninya kabur!" Teriak Aruna yang diiringi tawa cekikikan dari Sarah. Aruna menghela nafasnya, geleng-geleng kepala melihat kelakuan Sarah, dia lalu lanjut bekerja. Ada beberapa informasi tambahan juga tentang Asha yang membuat dirinya sedikit shok, Aruna tidak menyangka ini sama sekali, awal karir Asha berawal dari?

******

Hallo, semoga suka ya, untuk perjanjian nikah kontraknya itu, aku buat secara fiksi ya, jadi bener-bener murni buatanku, hanya fiksi belaka.

 Holding you [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang