Sudah memasuki hari keempat Ethan mengunjungi reality club, semuanya berjalan lancar sesuai dengan yang mereka rencanakan. Stevan tampak nya mulai mempercayai Ethan.
"Mulai aksinya sekarang," perintah Kanaka yang masih setia mengawasi bersama Cora.
Ethan meletakkan gelas vodka yang digenggamnya ke atas meja dan menghela napas, ia melakukanya beberapa kali hingga Stevan memberikan respon.
"Lo kenapa?"
"Duit gue udah menipis, mana bokap motong uang jajan gue karena kemaren rusakin mobil," keluh Ethan.
"Emang duit lo tinggal berapa?"
"Tinggal beberapa ratus juta si, palingan bentar lagi juga habis."
Stevan mendekatkan tubuhnya ke Ethan. "Lo mau tau gak gimana cara bikin uang lo berlipat ganda?"
Dengan antusias Ethan menoleh. "Emang bisa? gimana caranya?"
"Gue sebenarnya kerja jadi bandar judi, lo kalau mau juga bisa, tinggal buka rekening palsu buat deposit."
Ethan memukul bahu Stevan. "Lo kenapa gak bilang dari kemaren-kemaren, tau gitu kan gue gak perlu pusing mikirin uang."
"Gue pikir lo gak butuh uang."
"Siapa sih bro yang gak butuh uang, apalagi buat," Ethan menjeda ucapanya dan bersiul ketika seorang wanita seksi berjalan melewati mereka. "Buat itu tuh." Ethan melirik wanita tadi dengan matanya.
Stevan terkekeh, karena setiap Ethan pulang dari club ia selalu membawa wanita yang berbeda-beda, jadi dari sanalah ia menyimpulkan bahwa Ethan bisa berada disisi yang sama dengannya.
"Akses situsnya udah gue kirim ke lo."
Di sisi lain Alan yang mendengar hal tersebut langsung menyambungkan ponsel Ethan yang terhubung dengan komputernya dan membuka akses yang baru saja di kirimkan Stevan kepada Ethan, ia mengotak atik komputernya untuk beberapa saat hingga Stevan mendapatkan telepon dari seseorang.
Raut wajah Stevan tampak tegang dan matanya mulai menjelajahi club hingga tanpa sengaja matanya bertatapan dengan Kanaka yang kebetulan sedang melihat ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Ethan ketika Stevan kembali meletakkan ponselnya.
"Situs yang baru gue kirim ke lo barusan diblokir," ucap Stevan dan manatap Ethan dengan curiga.
Ethan yang paham maksud tatapan itu pun langsung melihatkan ponselnya yang mati. "Ponsel gue mati, bahkan lo sendiri liat gue dari tadi gaada mainin ponsel," jujur Ethan yang memang tidak melakukan apa pun, karena pada dasarnya Alan lah yang bekerja dibalik semuanya.
"Gue barusan ditelpon bos buat nyari hacker yang bisa ngelindungin situs dan bikin siitus baru, soalnya salah satu anggota kami keluar."
"Gue punya kenalan."
"Yaudah kalau gitu lo suruh dia datang kesini besok."
Ethan pun mengacungkan kedua jempolnya dan kembali meminum vodka nya dengan sesekali merespon gadis-gadis yang menggoda dirinya.
🍀🍀🍀🍀
Keesokan harinya sesuai perkataan Stevan, Ethan membawa Kanaka bersamanya. Stevan melihat Kanaka dari atas hingga bawah, pria itu hanya mengenakan hoodie dan jeans terlebih tangan kanannya di gips, ia lalu menoleh ke arah Ethan.
"Lo serius?" tanya nya dan melirik tangan Kanaka.
"Tenang aja, tangannya gak bakal ngehambat kemampuanya kok."
"Yaudah kalau gitu dia ikut gue, lo tunggu di sini aja." Stevan pun berjalan menuju sebuah ruangan yang ada di sana dan langsung diikuti Kanaka. Cora yang mengawasari dari jauh kini berjalan mendekati Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Destroyer
FantasíaTak hanya punya kekuatan mengubah keberuntungan, tapi Kanaka juga memanfaatkannya untuk meraup kekayaan. Bersama tiga sahabatnya, ia menyelesaikan misi-misi berbahaya demi para klien yang haus keberuntungan. Namun, takdir memiliki rencana lain. Pert...