MPLS

117 74 3
                                    

SMA Dirmaga hari ini terlihat begitu ramai dan dipadati siswa baru, tas selempang berisi makanan tak lupa mereka bawa, nametag dari kardus dan tali tergantung dileher para siswa. Berbagai hiasan aneh mereka pakai sebagai syarat MPLS.

Tidak jauh beda dengan yang lain, Zeea dengan rambut kuncir dihiasi pita-pita kecil, nametag bertuliskan kunti bogel, menenteng beberapa tas selempang menambah kerembongan seorang Zeea dimata Medina,"Rembong banget emak-emak satu ini," sindir Medina sambil menepak jidat sangking tidak bisa berkata-kata lagi.

"Kita MPLS tuh lama Medin jadi harus bawa banyak makanan biar ga lemes. Zee juga bawain ka Galen 1 tas makanan wlee," jawab Zeea sambil menjulurkan lidahnya mengejek Medina.

"Serah lo, capek gue," keluh Medina.

Tak lama setelah itu Galen dkk melewat tepat di depan Zeea dan Medina,"Ka Galen," panggil Zeea. Galen berhenti, Zeea menghampiri dengan sedikit berlari. Medina hanya memperhatikan.

"Ka Galen Zee bawain ini buat ka Galen," menyodorkan 1 tas penuh makanan ringan. Galen menatap lekat Zeea, mengamati dari ujung rambut sampai ujung kaki, menggeleng tanpa menerima tawaran Zeea.

"Zee ikhlas ko ngasih ini, jadi ka Galen terima yahh," bujuk Zeea, tangannya masih menyodorkan 1 tas selempang.

Salah satu kaki tangan Galen bernama Pandu Laksamana mengambil tas selempang itu,"Kalau Galen gamau buat gue aja,"

"Ihh enak aja, ini buat ka Galen," menyambar selempang dari Pandu lalu mengambil tangan Galen, dan letakkan selempang itu ditangan Galen.

"Ka Galen jangan lupa baca surat di dalamnya yah," seru Zeea yang langsung berlari setelah itu. Disusul Medina mengikuti Zeea. Galen memberi tas selempang itu kepada Pandu lalu pergi tanpa sepatah katapun. Pandu tentu dengan sukarela menerima sekantong penuh makanan yang sudah ia incar dari awal.

"Rezeki anak sholeh Kai," sahut pandu kepada Kai Wirana.

"Sikat ndu," jawab Kai.

...

Acara pertama MPLS diisi sambutan-sambutan oleh orang-orang penting, perkenalan para guru, pengenalan lingkungan sekolah, tata tertib, aturan yang harus di taati, dan beberapa ekstrakulikuler yang harus diikuti para siswa.

"Acaranya kapan selesai, Zee udah gakuat," keluh Zeea.

"Bukannya lo suka karena ada ka Galen?" tanya Medina.

"Iya suka, tapikan yang ngisi acara bukan ka Galen," desis lesu Zeea.

"Ka Galen baca surat Zee ga yahh, aww Zee malu banget rasanya," lanjut Zeea,"Kira-kira ka Galen mau ga jadi pacar Zee,"

"Halu lo ketinggian Zee, lo liat kan reaksi ka Galen tadi gimana? Ngomong sama lo aja engga,"

Sial fakta itu menyakiti hati Zeea yang membuatnya semakin lesu seiring acara berjalan.

"Zee itu ka Galen," sergap Medina. Zeea yang tertunduk lemas bangkit penuh semangat,"Mana ka Galen?"

Nampak siluet Galen dengan perawakan gagah, rambut berantakan terulas keringat. Ide aneh Zeea muncul,"Medin, Zee mau nyamperin ka Galen dulu yah. Tapi medin jangan bilang siapa-siapa kalau Zee keluar aula," titah Zeea.

Zeea untuk Galen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang