Bazar

49 35 3
                                    

Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu tiba, plang bertuliskan "Selama datang kepada para siswa dan pengunjung di acara bazar sekolah Dirmaga. Selamat bersenang-senang, semoga kalian suka Dengan acara kami." terpanjang kokoh di atas gerbang sekolah. Stand booth berjejer memenuhi seisi lapangan sekolah.

Sekitar 50 stand booth para siswa dengan berbagai macam kreasi yang mereka buat. Ada yang membuat rajutan baju, tas yang terbuat dari bahan alami, makanan ringan sampai makanan berat pun ada di sana.

Zeea dan Medina mempersembahkan martabat mini dan kreasi lampu bentuk dari plastik.

"Medin, Zee suka deh sama hasil kelas kita unik. Lampu-lampu kek gini lucu," ucap Zee yang sedang menata satu persatu lampu tersebut.

"Yah dong, ide siapa dulu coba," Medina menunjuk dirinya sendiri dengan bangga.

"Iya deh, Medin juara banget kalau soal ide. Tapi Zee minta satu yah yang ini buat ale," Zeea memegang satu lampu bentuk love di tangannya, dengan wajah yang sedikit memelas dan berhasil membujuk Medina untuk memberikannya secara cuma-cuma.

"Makasih Medin, sayang bangett," decit Zeea dengan memeluk Medina.

Setelah dirasa cukup menata, Zeea, Medina dan anggota kelasnya mulai mempromosikan jualannya kepada kelas yang lain dan pengunjung di sana.

"Lampu uniknya yoo, ada martabak mini juga yang lucu dan imut kek Zee yo di beli," teriak Zeea di balik toa yang ia pegang.

Beberapa orang yang tertarik mendekati stand booth milik Zeea, termasuk Dean yang sedari tadi melambaikan tangannya dari jauh.

"Hai Zee," sapa Dean, ketika sudah berada di hadapan Zeea.

"Halo kaka, udah lama ga liat kaka," jawab Zeea.

"Iya nih gue sibuk akhir-akhir ini sorry yah, btw gue mau dong lampu uniknya sama martabak kejunya satu deh," ujar Dean, yang tengah melihat-lihat stand booth milik Zeea.

"Oke ka bentar yah," jawab Zeea, langsung menyiapkan pesanan Dean.

Sekitar 10 menit Dean menunggu akhirnya martabak keju selesai Zeea buat.

"Nih ka," menyodor Zeea dengan membawa lampu bentuk awan dan martabat keju.

"Tapi gue mau yang bentuk love itu," tunjuk Dean pada lampu love yang berada terpisah dari lampu lainnya.

"Em- sorry ka itu buat ale,"

"Ale?" tanya Dean heran.

"Ka Galen," singkat Zeea.

"Lo udah jadian sama dia?" tanya dean yang nampaknya shock berat mendengar hal tersebut.

"Hehehe," jawab Zeea cengengesan.

Dean mengepalkan tangannya, wajahnya berubah seketika,"Oh syukur deh, akhirnya lo bisa jadian sama tuh orang,"

"Gue juga berarti dapat pj nya dong hhe," alih Dean.

"Em boleh, itu buat kaka aja nanti Zee yang bayar,"

Melihat Zeea dan Dean mengobrol akrab membuat Medina yang tengah melayani pembelian memanas saat itu juga, tak munafik Medina menyukai Dean pada pandangan pertama. Namun ia ragu menyampaikannya, yang sepertinya Dean menyukai Zeea.

...

*Sisi lain di stand booth kakel

"Len, lo ga mampir stand gue?" tanya Sasa sedikit berteriak ke arah Galen yang tengah mundar-mandir mengecek satu persatu stand yang ada di sana.

"Gue ke sana bentar lagi," jawab Galen tanpa menoleh.

Setelah mengecek 2 stand di pinggir Sasa. Akhirnya Galen sampai pada stand Sasa yang bernuansa serba pink, dengan hasil rajutan tersusun rapih di rank kecil dan beberapa orang yang tengah merajut di sana.

"Len, gue buatin ini khusus buat loh terima yah," menyodorkan rajutan kupluk berwarna biru Dongker.

"Oke thanks sa," jawabnya singkat dan langsung berpatroli ke stand lain, tapi sebelum Galen benar-benar melangkah pergi, Sasa mengungkapkan perasaan yang dia pendam selama ini.

"Len, sebenernya gue suka sama lo dari dulu cuman gue ga berani bilangnya, gue berani bilang sekarang karena gue takut keburu lulus dan nyesel ga ngungkapin ini ke lo,"

Galen menghela napas,"Sa sorry yah, gue gabisa. Gue udah nganggep lo partner kerja gue, lo selalu dukung program-program gue dalam OSIS, lo selalu siap siaga dalam apapun itu. Tapi sorry kalau soal ini gue gabisa sa,"

Sasa menyekat air matanya dan berkata,"Oke gue ngerti len, gue ngerti banget kalau lo juga lagi deket sama murid baru bernama Zeea kan?"

"Gue paham ko, kalian cocok. Gue gakan gangu lo lagi sorry Len,"

Setelah mengatakan itu Sasa langsung pergi begitu saja meninggalkan Galen yang sama sekali tidak peduli padanya.

"Enaknya jadi lo banyak cewek-cewek yang ngantri deketin lo," bisik Dean yang tiba-tiba berada di samping Galen.

"Lo belum cek stand pacar lo? Dia nunggu di sana tuh," ejek Dean, sambil melangkah pergi meninggalkan Galen.

Galen lagi-lagi menahan amarahnya, walaupun tangannya mengepal pulpen dengan kuat, matanya menyala menatap kepergian Dean.

...

Kini Galen berada di stand milik Zeea, cukup lama Galen melihat stand tersebut tapi dia tidak menemukan keberadaan Zeea. Biasanya Zeea akan langsung menghampirinya, berprilaku abnormal, mengikutinya layaknya hantu yang bergentayangan tapi kali ini tidak, aneh.

"Ka Galen ka...," teriak Medina dari kejauhan.

"Lo kenapa?"  tanya Galen heran.

"Zee kemana?"

"Huh... Zee ka Zee," sahut Medina ngos-ngosan.

"Zee kenapa?" tanya Galen sedikit khawatir.

"Tadi Zee promosiin stand kita, dia teriak-teriak gitu. Gue ga sempet merhatiin banget karena banyak pelanggan tadi. Tapi pas gue liat lagi Zee udah gada di tempat. Gue udah cari kemana-mana gada ka. Please bantuin gue kaa," rengek Medina dengan menyatukan keduanya tangannya memohon pada Galen.

"Oke gue bantu cari lo Zee, jagain aja stand lo,"

Tanpa berpikir panjang Galen berlari mengitari satu persatu stand di sana untuk mencari Zeea. Namun nihil Galen tidak menemukan Zeea di manapun itu.

Sebegitunya khawatir Galen dengan Zeea, sampai-sampai ia mengerahkan seluruh OSIS untuk mencari keberadaannya menyisir area sekolah dan liar sekolah.

"Arggh lo di mana sih kunti bogel?" tanya Galen mengacak rambutnya frustasi.

Di tengah kerumunan orang di sana, ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Zeea bahkan tidak seorang pun melihatnya.

"Bos, gue sama Kai nemuin ini," teriak pandu terburu-buru.

Galen mengambil sebuah poto dari pandu yang berisikan poto dirinya dan Zeea yang berada di taman kala itu. Namun poto Zeea di lingkali dan di belakang poto tersebut tertuliskan the next target must die.

Matanya menyala padam, rahangnya mengeras, amarahnya menuncak, tangannya meremas poto tersebut. Sepertinya dia tau siapa yang berani menculik Zeea.

"Bangsat," teriak Galen menghempaskan poto itu ke tanah.

...

Zeea untuk Galen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang