Penyekapan

47 34 0
                                    

Kain penutup kepala Zeea dibuka seseorang yang nampak asing baginya,"Siapa kalian? Ngapain kalian bawa Zee ke sini?" sentak Zeea, menampilkan wajahnya yang ketakutan.

Seseorang dengan Jersey hitam bertuliskan The Ragon, memakai masker, dengan codak di bagian mata bernama Jefran Erlangga dan ke tiga anggota The Ragon mengerumuni Zeea yang terlihat sangat ketakutan pada saat itu.

"Keliatannya dia polos banget, mau kita apain nih bos?" tanya salah satu anggota The Ragon.

"Yah seperti biasa, sama dengan kejadian taun lalu," jawab Jefran, tersenyum lebar penuh arti.

"Kalian mau apain Zee?"

"Lepasin Zee please Zee ga salah apa-apa,"

"Pala Zee sakit di pukul tadi," rengek Zeea meronta-ronta berusaha melepaskan tali yang mengikat tubuhnya.

"Lo lucu banget deh, gue ga sabar nikmatin tubuh lo hahaha," goda jefran mencengkram kuat pipi Zeea, menatap Zeea layaknya harimau yang mendapatkan mangsanya.

"Sakit," rintih Zeea, meneteskan airmatanya karena cengkraman tangan Jefran.

Jefran menghempas cengkraman tangannya dengan kuat membuat Zeea menoleh ke kiri dan meninggalkan bekas di sana.

"Lo tunggu di sini yah, siapin tenaga lo. Gue harap lo kuat untuk beberapa ronde nanti hahaha," cibir Jefran penuh semangat, lalu meninggalkan Zeea sendirian disekap dengan penerangan yang minim.

"Aleee tolong Zee," jerit Zeea menjadi-jadi.

...

Tanpa pikir panjang, Galen mengendarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi ke warung kecil di mana ia menemukan Eza waktu itu, sesampainya di warung tersebut Galen menemukan Eza yang tengah menyeruput kopi, pandangannya kosong lurus ke depan, tanpa sepatah kata pun Galen menghajar Eza tanpa mendengar penjelasannya.

Bug! Bug!

Mbok pemilik warung itu berhamburan keluar, ketika mendengar seseorang berkelahi.

"Tunggu len,"

"Gue bisa jelasin,"

Bug! Bug!

"Gue tau apa yang lo cari, gue tau di mana cewe itu," jawab Eza yang seketika berhasil menghentikan pukulan Galen terambang di udara.

"Di mana lo sembunyiin dia?" Hentak Galen.

Eza menceritakan kejadiannya di mana ia disuruh Jefran untuk menculik Zeea di sekolah lalu mengantarkannya ke markas setelah itu Eza tidak tau apa yang Jefran lakukan.

"Gue cuman disuruh doang, gue gatau apa yang dilakukan jefran selanjutnya," kekeh Eza.

"Gue sebenernya bukan anggota resmi The Ragon, gue terpaksa ngikutin semua perintah Jefran karena dia selalu ngancem gue dan keluarga gue,"

"Gue mohon sama lo jangan bilang gue yang ngasih tau lokasi markas itu, bisa-bisa gue mati di bunuh jefran," lanjut Eza menuh memelas.

"Gue ga peduli, lo pantes mati," sembur Galen.

Galen segera pergi setelah mengetahui di mana markas The Ragon, tanpa memberitahu Pandu dan Kai. Galen nekat menghampiri markas The Ragon sendirian.

Disepanjang perjalanan Galen tidak hentinya memikirkan Zeea, dirinya takut kejadian satu tahun yang lalu pada Gendhis terjadi pada Zeea.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Galen akhirnya sampai disebuah rumah tua terbengkalai yang di kelilingi ilalang liar, letaknya tersembunyi jauh dari pemukiman warga dan nyaris tidak ada yang tau tempat tersebut dan tidak bisa disebut markas sangking buruknya tempat tersebut.

Zeea untuk Galen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang