Kangen

37 27 0
                                    

Hari ini Galen telah kembali bersekolah. Semua urusan mengenai pengunduran dirinya telah di ACC oleh kepala sekolah sehingga Dean telah menggantikannya selama Galen di RS Kartini.

Tidak ada berangkat pagi lagi, tidak ada tanggung jawab lagi sebagai ketos. Kewajibannya saat ini adalah menjadi murid pada umumnya.

Sesampainya di sekolah, Galen langsung memarkirkan motornya bersampingan dengan motor milik pandu dan Kai.

"Wihh pak bos kita dah baean nih," antusias Kai, memberikan jempolnya pada Galen.

Galen membuka helmnya, memperlihatkan mata pandanya yang menghitam, bibirnya yang pucat, dan tubuhnya yang lulai tanpa ada semangat hidup lagi.

"Astaga! Lo kenapa bos kek hantu," cetus Pandu.

Kai menyiku lengan Pandu lalu berkata,"Lo kalau masih sakit jangan maksain bos," tambah Kai prihatin.

Galen hanya terdiam, tak berniat menjawab pertanyaan mereka sama sekali.

Sedetik kemudian sebuah mobil yang mereka kenal mengalihkan perhatian mereka. Zeea keluar dari mobil itu dan tampak sumringah melihat Galen telah kembali bersekolah. Namun Ariny keluar, menampilkan wajah yang tidak suka kepada Galen.

Terlihat juga Ariny berbicara sesuatu pada Zeea, yang membuat Zeea menundukkan dan tak berani menjawab. Hanya anggukan kecil yang ia buat.

Setelah itu Zeea berjalan meninggalkan Ariny, melewati Galen tak biasanya. Di samping itu juga Ariny terus memperhatikan Zeea dari mobilnya.

Pandu dan Kai saling bertatapan, seperti berkomunikasi lewat tatapan.

Setelah dirasa cukup, Zeea telah menghilang dari penglihatan. Ariny pun bisa pergi dengan tenang.
Saat itu juga waktu yang tempat untuk Pandu dan Kai bertanya.

"Situasi macam apa tadi? Ko gue ngerasa ada yang aneh," to the point Pandu.

"Bos lo kalau ada masalah cerita sama kita, kita juga udah bagian dari keluarga lo kan?" tanya pesimis Kai.

Akhirnya Galen menceritakan semua fakta yang terjadi di RS kala itu, bagiamana dirinya di usir dan di mana dirinya tinggal saat ini. 

"Kenapa lo ga bilang ke kita sih, lo selalu sembunyiin semuanya dari kita. Lo anggap kita apa sih?" kesal Pandu.

Galen menundukkan kepalanya lalu berkata,"Sorry," singkat.

"Kalau masalah diusir gue ga masalah gue bisa tingal di markas atau gue bisa cari tempat lain tapi...," perkataannya tergantung.

"...Gue gatau harus seneng apa sedih kalau gue pisah sama kunti bogel,"

Pernyataan Galen sontak membuat Pandu dan Kai yang awalannya kesal jadi menahan tawa saat ini.

"Maksud lo, lo udah bisa ngerasain kehilangan yang di sebut juga kangen?" ejek Kai.

"Bangsat lo, gue cuman ngerasa aneh aja gabisa gitu," gugup Galen.

"Lo adalah manusia tergengsi yang pernah gue kenal. Lo udah nurunin rasa ego lo, gue salut sama lo. Yang harus lo lakukan sekarang adalah turunin rasa gensi lo itu," sahut Pandu.

"Dih paan sih, gue gasuka yah di suruh-suruh. Udahlah gue mau masuk," lengos Galen.

"Bos kita udah mulai mengenal cinta Kai," nyinyir Pandu.

"Karena cinta datang pada semua insan, dan semua orang dapat merasakannya," puitis Kai keluar.

...

Setelah pertikaian 5 hari itu, kini Zeea benar-benar di larang Ariny untuk dekat-dekat lagi dengan Galen. Setiap berangkat sekolah Zeea selalu di temani Ariny untuk memastikan Zeea tidak mendekati Galen dan ketika Ariny tidak berada di dekat Zeea seperti jam istirahat, dan jam pulang. Ariny pasti akan menelpon Zeea via video call untuk memastikan Zeea benar-benar tidak mendekati Galen lagi dan itulah yang membuat Zeea frustasi diambang kebingungan dalam hatinya.

"Arghh Zee cuman pusing," gerutu Zeea.

"Kamu pusing kenapa Zee?" tanya guru yang sedang menulis di depan.

"Em- Zee pusing bu, ga enak badan. Izin ke UKS,"

"Oke kalau begitu silahkan,"

"Mau aku temenin ga?" sergap Medina.

"Gausah Medin, Zee bisa sendiri ko,"

Zeea berjalan dengan sempoyongan layaknya orang sakit, namun saat berhasil keluar dari kelas Zeea berlari, mengendap-endap menuju kelas Galen tentunya hhe.

Zeea mengirimkan beberapa pesan ke akun milik Galen sebelum dirinya menunggu di depan kelasnya.

Ting! Ting!

Bunyi notif Galen berbunyi, di tengah dirinya mengerjakan soal dari guru.

"Paan sih ini berisik," Galen merogoh ponselnya di kantong, membaca pesan yang ternyata dari Zeea.

Galen membulatkan matanya, dalam hatinya Galen begitu senang tapi sisi lain dia ingat bahwa Ariny sangat membencinya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galen membulatkan matanya, dalam hatinya Galen begitu senang tapi sisi lain dia ingat bahwa Ariny sangat membencinya sekarang. Galen tetap menemui Zeea walaupun dengan perasaan yang berkecamuk.

"Bu saya izin ke toilet sebentar," tutur Galen, lalu dianggukan singkat oleh guru tersebut.

Galen pun beranjak keluar menemui Zeea, yang sedari tadi duduk selonjoran di depan kelas Galen.

"Ngapain lo di sini," bisik Galen.

Zeea membuka mulutnya besar-besar hendak berbicara keras namun Galen tahan dengan cara menutup mulutnya.

"Kalau lo berisik gue pergi," Zeea mengangguk tanda mengerti.

Galen melepaskan bekapan tangannya lalu Zeea pun berbicara,"Muka Alee kenapa masih sakit yahh?" tanya khawatir Zeea, meraba wajah Galen lembut.

"Zee kangen banget sama Alee," lontar Zeea, sambil memeluk Galen dengan posisi duduk.

"Lo gila yah," ronta Galen menolak pelukan Zeea.

"Udah Alee diem, kasih waktu Zee peluk alee bentar," pinta Zeea yang masih memeluk Galen.

Galen terdiam, membiarkan Zeea memeluknya sepuas mungkin. Ada rasa risih dalam dirinya, tapi juga ada rasa senang akhirnya Galen bisa bertemu lagi dengan Zeea dan membalas pelukannya.

"Zee binggung, sisi lain Zee kaget karena tante Shinta adalah penyebab ayah pergi tapi sisi lain juga Zee gabisa jauh dari Alee. Zee gatau harus kek gimana?" tanya Zeea melepaskan pelukannya, menatap lekat mata indah milik Galen.

"Lo nurut aja kata Bunda, gimana pun juga yang Bunda lakuin itu bener. Lo seharusnya ga deket gue sekarang," jawab Galen pelan.

"Kan yang salah tante Shinta kenapa Alee yang jadi korban juga,"

"Bukannya kemarin-kemarin tuh Bunda suka yah sama Alee tapi sekarang kenapa beda?"

"Alee juga luka karena selamatin Zee, tapi kenapa Bunda ga liat itu?"

"Kenapa Alee? Kenapa?" beo Zeea.

Galen menempelkan telunjuknya pada bibir kecil Zeea lalu berkata,"Stt udah yah, lo mending masuk ke kelas sekarang. Itu nanti jadi urusan gue,"

Zeea mengangguk patuh, lalu berdiri, melangkah pergi meninggalkan Galen yang masih terduduk di lantai.

"Gue juga kangen lo," cicit Galen setelah Zeea pergi jauh.

...

Zeea untuk Galen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang