...
Kini Galen bisa bernafas lega dengan semua masalah yang telah selesai. The Ragon, maupun Dean kini telah berada dipenjara dan telah dijatuhi hukum atas apa yang mereka perbuat.
Mungkin hukuman The Ragon tidak setimpal dengan apa yang mereka perbuat tapi setidaknya Galen bisa sedikit bernafas lega karena rasa tanggung jawabnya kini telah tuntas dan tidak lagi terbayang-bayang oleh The Ragon atas kematian Gendhis.
Begitu pula Dean tidak ada lagi teror setelah itu dan anak-anak The Moonlight bisa beraktivitas seperti biasanya. Bahkan plusnya masyarakat tidak lagi mengecap The Moonlight sebagai anggota gang yang arogan. Plusnya lagi Shinta kini telah terbebas dari tali belenggu Ardi, KDRT yang ia sembunyikan selama ini telah membuat setengah hidupnya hancur dan frustasi.
Kabar Dean dipenjara pun tersebar luas di SMA Dirmaga. Semua orang menyetujui keputusan Dean dipenjara karena dia memiliki sikap angkuh yang membuat banyak para siswa SMA Dirmaga membencinya.
Kini Galen hanya menunggu kelulusannya saja karena tepat hari ini adalah hari terakhirnya ujian. Dan di hari terakhir ini, mereka berkumpul di kantin sekolah hanya sekedar berbincang dan mengisi perut.
"Akhirnya hari terakhir juga gue udah enek sama beberapa soal dan praktek tadi," ujar Pandu dengan memperagakan org yg sedang muntah-muntah.
"Cemen lo ndu baru gitu aja. Gimana lo nanti mau ngadepin masa kuliah, masa kerja?" ledek Kai, dengan menggelengkan kepalanya.
"Gue sih anak orkay yah jadi gue ga kerja dan males juga kuliah. Paling gue mau ngabisin duit bokap aja," ungkap Pandu, dengan sedikit angkuh.
"Anjayy," puji Kai namun sedetik kemudian meremehkan Pandu,"Dasar gatau diri, cowok ga punya pendirian," ejek Kai, dengan menjulurkan lidahnya.
Yang dibalas sebuah tamparan kecil dari Pandu, sementara itu Galen tengah termenung entah apa yang ia pikirkan saat ini. Namun bukan Pandu dan Kai jika tidak mengganggu bos satunya ini.
Pandu hendak mengagetkan Galen yang tengah melamun, namun bukannya berhasil, Pandu malah mendapat satu tatapan sinis dari Galen yang sudah tersadar.
"Mau ngapain lo?" ketus Galen.
"Em-anu gue ga ngapa-ngapain bos," gelagap Pandu, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Lo udah lulus mau gimana bos?" tanya Kai, mengalihkan pembicaraan.
Galen mengangkat kedua bahu lalu berkata,"Gue kerja mungkin. Yah karena gue cuman punya diri gue saat ini dan gue harus bertahan sebisa mungkin, gue juga harus bisa hidupi diri gue sendiri," jawab Galen, menampilkan senyumnya yang kecut.
Sadar jika pertanyaannya salah, Kai meminta maaf kepada Galen. Namun reaksi Galen seolah pasrah dan memang benar itu kenyataannya walaupun pahit tapi Galen tetep harus bisa menjalaninya.
"Niat gue mau cari sampingan dulu terus ngiket Zee diacara prom night nanti setelah itu gue mau nyari kerjaan tetap," ungkap Galen terang-terangan yang membuat kedua sahabatnya ini bersorak kegirangan.
"Ciee dah bener cinta nih sama Zee?" komen Pandu, dengan menyenggol-nyenggol lengan Galen.
"Gila sih lo keren banget gini nih pria sejati," tambah Kai seakan mengejek ke arah Pandu.
Pandu yang merasa tersindir menatap tidak suka ke arah Kai lalu berkata,"Apa lo, gue juga mau tembak Medin diacara prom night nanti. Lo gapunya pasangan yakan haha?" kini Pandu balik meledek Kai.
Sedangkan Kai yang diledek, hanya bisa memalingkan wajahnya. Karena faktanya itu memang benar adanya Kai tidak pernah mempunyai pasang dan tidak pernah berpacaran dengan siapapun itu.
Namun saat Kai memalingkan wajahnya itu, ia melihat Sasa yang sedang berjalan ke arah kantin. Ide muncul dipikiran Kai, senyumnya mengembang.
"Gue ada pasangan nanti prom night gue bawa," ujar Kai, merasa dirinya menang dari Pandu.
Galen dan Pandu saling menatap dan meragukan perkataan Kai barusan.
"Udah-udah kalau ga percaya liat aja entar, btw gue punya temen dibidang fotograper, gue juga suka bantuin dia dan gue rasa lo cocok jadi model deh gimana?" tawar Kai sekaligus mengalihkan pembicaraan. Galen hanya membalas dengan anggukan kepala.
...
Cekrek! Cekrek!
Suara kamera dan flash saling bersahutan disebuah ruangan berukuran 10x5 m. Di hiasi dengan lampu kilat, payung studio, kit pencahayaan, tripod dll. Ruangan tersebut seakan dipenuhi barang-barang saja sedangkan jumlah orangnya hanya sekitar 4 orang saja beserta modelingnya.
Terlihat seorang wanita tengah berpose dengan casual ala korea dilengkapi topi penghias yang berada dicepolan rambutnya. Wanita dengan tinggi kira-kira 180cm menjadi model dengan tubuh yang ideal. Namun wanita ini memiliki wajah yang sinis, alis tebalnya, bibir tipis yang jarang terulas senyuman. Terlihat saat break poto itu.
"Bro," sapa Kai, pada kawan satu hobinya itu yang bernama Irgi.
"Gue bawa temen gue yang gue ceritain itu," Kai menunjukkan ke arah Galen yang tengah planga-plongo melihat studio di sana.
"Wah cocok ini," serobot Irgi langsung menghampiri Galen.
Irgi menepuk-nepuk pundak Galen, mengelilingi Galen berulang kali dan terus menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Seakan kagum dengan penampilan Galen saat itu.
"Oke-oke langsung ganti baju aja, langsung pemotretan yu," ajak Irgi yang sudah tidak sabar melihat Galen mengenakan baju yang ia berikan.
Setelah menunggu hampir 5 menit, Galen keluar dari ruang ganti baju. Mengenakan kemeja hitam dan syal putih yang terbelit di lehernya membuat Irgi takjub dengan apa yang ia lihat.
"Perfect," komen Irgi, memberikan jempolnya pada Galen.
Irgi pun mengarahkan Galen menuju background abu di belakangnya. Memperagakan pose mana yang harus ia ikuti. Galen yang terbilang kaku dan jarang tersenyum itu sangat kesulitan untuk mengikuti semua instruksi yang Irgi berikan alhasil hasil poto tersebut tidak menunjukkan Galen yang tersenyum melainkan wajahnya yang sanggar.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeea untuk Galen
RomanceMenceritakan tentang Zeea Paradisa sebagai seorang cewe abnormal yang ugal-ugalan mengejar cinta seorang ketos dingin yaitu Galen Sadipta. Bersekolah di SMA Dirmaga hanyalah alasannya, tujuan utamanya adalah mendekati Galen. Setiap hari, bahkan seti...