Setelah perdebatan sore itu masing-masing dari mereka pulang dan menyisakan Galen yang memang tinggal di markas. Setelah mengantarkan Zeea pulang Galen memutuskan untuk bersantai di balkon markas, ditemani sebuah kopi dan Vape rasa vanilla untuk menenangkan pikirannya.
Matahari perlahan terbenam terganti dengan malam yang menenangkan, suara knalpot dan lampu kelap-kelip menjadi temannya malam itu. Sesekali juga kunang-kunang terbang dan hinggap di gelas kopi yang ia taruh di meja. Hembusan Vape yang ia hisap mengurangi beban pikirannya saat ini. Matanya sesekali terpejam menikmati suasana malam itu. Namun sesuatu mengusik ketenangannya. Ada sekitar 5 orang pria berbadan kekar memasuki markas The Moonlight. Penutup wajah yang mereka kenakan menyulitkan Galen mengetahui identitas mereka. Dengan keberanian penuh Galen menuruni tangga dan menghampiri 5 orang pria yang akan membuat onar.
"Hey kalian siapa ajg? Mau apa kesini?" sentak Galen, rahangnya mengeras, matanya merah menyala.
Bug!
Seseorang memukulnya mengenakan balok dari belakang. Galen langsung tersungkur ke tanah, lalu memegangi punggungnya yang terkena balok, sakit rasanya.
"Arghhhh," erang Galen. Sedangkan ke 5 pria itu tertawa puas.
Galen bukan seseorang yang sekali tumbuk langsung menyerah. Galen bangkit, menampilkan senyuman miringnya, meludah ke sembarang arah.
"Ck! Pengecut! bisanya main keroyokan, kalau kalian berani by one tangan kosong ajg!" amarahnya kini bener-bener memuncak tak kendali.
Tanpa basa-basi lagi Galen menghajar para pria itu satu demi satu. Walaupun jumlahnya tidak seimbang. Namun Galen tidak takut dan membabat bersih para pria itu.
Setelah dirasa mereka semua tumbang, Galen mendekati satu pria yang menurutnya sebagai ketua dari komplotan itu.
"Apa tujuan lo ke sini?"
"Siapa yang nyuruh lo ajg!"
"Jawab!"
Galen mencecar pria itu dengan beberapa pertanyaan. Namun pria itu tetap bungkam dan tak berniat untuk menjawabnya. Galen terus saja menghajarnya agar pria itu mengaku. Alih-alih mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, salah satu dari mereka menarik tubuh Galen lalu mengunci tubuhnya dan yang lainnya menghajar Galen secara bergiliran. Ketua meraka bangkit dan memukul Galen tepat di bagian perutnya hingga Galen memuntahkan segumpal darah kental dari mulutnya.
Setelah dirasa telah menyakiti Galen, para pria itu berhenti lalu menjatuhkan Galen yang sudah tak berdaya lalu pergi begitu saja.
Galen cukup terluka beberapa kali ia memuntahkan darah dari mulutnya dan seketika hilang kesadaran.
...
*Sisi lain
Pandu dan Medina masih berada di jalan pulang setelah seharian penuh berada di markas.
"Gue ga nyangka ka Dean bisa sekejam itu, nyesel gue suka sama dia dulu," celetuk Medina.
"Lagian lo ngapain juga suka sama dia gada untungnya, mending sama gue yang jelas banyak untungnya," jawab Pandu, menyombongkan dirinya.
"Dih najis lagian apa untungnya lo?" tanya Medina, meragukan.
"Gue bisa anter jemput lo tiap hari, gue bisa sayang sama lo dan yang lebih pentingnya gue bisa nyembuhin trauma lo,"
Medina terdiam dan sedetik kemudian tersenyum tipis.
"Yakin lo bisa nyembunyiin luka gue?"
"Gue yakin dan gue bakal buktiin, boleh gue temu nyokap lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeea untuk Galen
RomanceMenceritakan tentang Zeea Paradisa sebagai seorang cewe abnormal yang ugal-ugalan mengejar cinta seorang ketos dingin yaitu Galen Sadipta. Bersekolah di SMA Dirmaga hanyalah alasannya, tujuan utamanya adalah mendekati Galen. Setiap hari, bahkan seti...