10. Serba salah

13 3 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah POV Sisilia)


Happy Reading, teman-teman :)

✨🤗

-----




Bintang terlihat diam saja. Ada begitu banyak hal yang berlarian di pikirannya. Dan yang seperti kita tau, beberapa menit yang lalu Semesta membawa Sisilia pergi. Sedangkan Bintang tidak melakukan apapun untuk mencegah mereka berdua pergi bersama. Sekarang laki-laki itu merutuki sikapnya. Ada rasa penyesalan dalam hatinya. Harusnya dia yang pergi bersama Sisi.

"Bintang, kenapa diam saja?" tanya Flora.

"Menurutmu, apa Semesta benar-benar peduli dengan Sisi?" Masih dengan tatapan lurus, Bintang melontarkan pertanyaan itu kepada lawan bicaranya.

"Kau menyesal membiarkan mereka pergi bersama?"

Bintang menghela napas kasar. "Ayo! Kau bilang ini beli sesuatu." Laki-laki tinggi itu tidak menjawab pertanyaan Flora dan memilih mengalihkan pembicaraan.

Selama berjalan berdampingan menyusuri area pusat perbelanjaan, dua orang itu benar-benar hanya diam. Tidak ada yang membuka suara. Mereka sama-sama terjebak dalam pemikiran tentang Sisilia. Bintang yang terus membayangkan apa yang terjadi dengan Sisi selama pergi bersama Semesta. Sedangkan Flo yang masih terus memikirkan bagaimana cara dia menjelaskan kepada Sisi soal situasi yang terjadi tadi.

"Mau sampai kapan kau terus mengabaikan Sisi. Ayolah! Kalian harus berbaikan. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman seperti ini," tutur Flora. Akhirnya ada juga yang memulai pembicaraan dan memecahkan keheningan yang terjadi di antara dua insan itu.

"Bintang!"

"Kita sudah sampai di toko yang kau mau," tunjuk Bintang.

"Tujuan aku mengajakmu ke sini juga untuk membicarakan soal kau dan Sisi. Agar kalian berdua bisa berdamai kembali. Tetapi kenapa kau terus mengalihkan topik itu, Bintang."

"Masuklah! Setelah ini ayo pulang. Aku sudah lelah berjalan mengelilingi tempat ini sejak tadi." Lagi-lagi Bintang Pradipta mengabaikan ucapan Flora.



-----





Di sisi lain, suasana dalam mobil Semesta juga terasa sangat canggung. Sisi bingung, mau memulai pembicaraan dari mana. Dia juga merasa gugup sekarang.

"Kau habis menangis?" Semesta mengeluarkan suaranya.

Sisilia mengangguk pelan. "Iya, karena membaca novel sedih."

"Bukan karena Bintang Pradipta?"

Pertanyaan itu sontak membuat Sisi menatap ke arah Semesta yang sedang serius menyetir di sebelahnya.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang