Ketiga

379 73 3
                                    

Arbi dan Aren lagi jalan menyusuri koridor rumah sakit. Keduanya sama-sama ada kegiatan dimalam hari. Aren piket malam, sedangkan Arbi ada operasi tengah malam nanti.

"Perceraian lo gimana? sudah selesai?" tanya Aren.

"Iya, sudah katanya."

"Cepat juga prosesnya."

Arbi meregangkan badannya yang terasa pegal sambil terus berjalan. "Kedua belah pihak sama-sama setuju dan nggak ada yang di proteskan, di tambah gue sama dia nggak ada anak, jadi prosesnya langsung cepat."

Aren mengangguk kemudian menoleh ke Arbi. "Lo tau pasien gue yang atlet?"

"Tau, kenapa?" tanya Arbi.

"Gue khawatir kondisi dia. Sudah 3 hari sehabis operasi, dia cuma makan 1 suap 1 hari Bi. Gue sudah suruh orang tuanya buat hasut dia biar makan banyak, tetap aja gagal. Orang tuanya ngelapor ke gue kalau dia di tanyain cuma diam, nggak banyak ngomong, seharian cuma ngelamun sambil liat jendela." Jelas Aren.

"Teman-temannya gimana?" tanya Arbi. "Biasanya Ren, pasien bakal semangat kalau ada teman-temannya yang datang disaat posisi dia sedang down." Sambung Arbi lagi.

"Nah itu, gue sudah tanya sama orang tuanya Jelita, apa teman sesama atletnya nggak ada yang jenguk dia gitu, di jawab sama mereka katanya nggak ada."

Arbi mengangguk, "dia kena denda karena kasusnya?" tanyanya.

"Iya. Orang tuanya cerita sama gue, katanya piala kemenangan dia di cabut, dia juga kena denda sesuai gaji yang di terimanya. Tapi untungnya dia nggak didiskualifikasi, cuma dilarang mengikuti kompetisi dulu." Jelas Aren.

Aren tiba-tiba berhenti, membuat Arbi juga ikut berhenti berjalan.

"Tapi Bi, menurut gue ada yang mengganjal tentang Jelita ini." Ucap Aren.

"Mengganjal?" tanya Arbi yang bingung dengan perkataan Aren.

"Itu ke─‌─‌"

Ucapan Aren terpotong karena ada Dokter residen yang menyapa Arbi.

"Malam Dokter!"
"Eh ada Dokter Aren juga, malam Dokter."
Sapa Dokter residen itu dengan riang.

"Malam Mira,"
Aren dan Arbi membalas sapaan Mira.

"Malam Mira," Aren dan Arbi membalas sapaan Mira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu piket malam Mir?" tanya Arbi.

Mira menggeleng, "besok Dok." Jawabnya.

"Kok belum pulang?" tanya Arbi lagi.

"Aku mau makan malam dulu di kantin, ayo makan bersama Dok, ada Dokter residen lainnya juga kok." Tawar Mira.

Arbi menggeleng, "kalian aja Mir, saya makan sama Aren nanti." Tolak Arbi dengan halus.

"Okedeh! kalau gitu aku permisi dulu ya Dok," pamitnya. "Mari Dokter Aren." Mira juga berpamitan dengan Aren, lalu ia berjalan melewati Arbi dan Aren.

"Mira dekat sama junior lo." Arbi berbisik ke Aren.

UNITE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang