Ketigabelas

246 62 18
                                    

Satu hari sudah berlalu. Banyak Dokter, pasien dan keluarga pasien yang berlalu lalang Di rumah sakit, termasuk Arbi.

Arbi berjalan santai sambil terus menyapa orang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Pekerjaan dipagi harinya sudah selesai, yaitu konsultasi umum dengan para pasiennya.

Dihari penangkapan managernya Jelita, Arbi memiliki 2 operasi yang harus ia kerjakan. Jadi saking sibuknya kemarin, Arbi jadi tidak sempat menemui Jelita yang habis dari kantor polisi. Jadi karena sekarang senggang, dia langsung mau ke kamar inap Jelita.

"Lah lo berdua ngapain disini?" tanya Arbi ketika melihat Haga dan Jairi berdiri didepan kamar inap Jelita.

"Disuruh atasan kami untuk berjaga disini selama seminggu Hyung. Karena takut kerabat Ardi(manager Jelita) ingin mencelakai Jelita." Jawab Haga.

Arbi mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arbi mengangguk. Iya sih, lebih baik berjaga-jaga dulu, karena kita tidak tau, kali aja ada yang dendam karena penangkapan, apalagi katanya kekasih managernya Jelita belum ketangkap, entah melarikan diri kemana.

"Dokter sendiri ngapain disini?" celutuk Jairi.

"Mau senam zumba." Jawab Arbi secara sembarangan.

Ini kan rumah sakit tempat Arbi bekerja ya, terus Arbi juga Dokter. Jadi, kenapa Jairi nanya dia ngapain disini kalau tidak bekerja. Aneh-aneh aja.

"Maksud gue, Jelita kan bukan pasien Dokter, jadi kenapa kesini." Tanya Jairi lagi.

Ouh pertanyaan itu, bilang dong dari tadi.

"Iya juga ya, gue ngapain kesini." Ucap Arbi sambil berpikir.

Haga menyipitkan matanya menatap Arbi. "Mau modus lo ya sama my baby beautiful Jelita?" tukas Haga kepada Kakaknya.

"Gue mau nambah kawan doang, modus apanya?!" sanggah Arbi.

"Gue masuk ya Detektif." Sambung Arbi.

"Tapi Hyung,"

Haga mau mencegah, namun Arbi sudah membuka pintu kamar inap Jelita.

"Didalam masih ada orang." Sambung Haga.

Aren, Ruka, dan Dio si Dokter magang langsung menengok ke arah Arbi yang berada di depan pintu.

"Ganggu ya?" tanya Arbi.

"Iya." Jawab Aren.

Terlihat Ruka sedang mengganti perban di kaki kanan Jelita.

"Ada apa Dok?" tanya Jelita.

"Lanjutin aja dulu." Ucap Arbi.

Arbi kembali menutup pintu kamar inap Jelita. Arbi pun bersandar ke dinding dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku jas Dokternya, Arbi berdiri disamping Haga.

"Hyung," panggil Haga.

"Hm?"
Arbi merespon tanpa menengok ke Haga.

"Shani Nona ngirimin gue pesan terus." Haga memberitahu dengan suara yang pelan, agar Kakaknya aja yang bisa dengar.

UNITE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang