Sehabis dari Rumah sakit, Haga dan Jairi langsung balik ke tempat kerja mereka dan masuk ke dalam kantor kepala Polisi.
"Ada apa?"
"Kami membawa 1 kasus menarik yang akan membuat nama Bapak naik." Ucap Haga.
Kepala Polisi mengangkat kedua kakinya ke atas meja kaca. "Kasus apa?"
"Fakta tentang kasus atlet lari, Jelita Ghania." Haga juga mau ikut menaruh kedua kakinya di atas meja kaca, namun langsung kena tegur Jairi. "Maaf sunbae, kebawa suasana." Bisiknya.
"Fakta? fakta apa?"
Haga dan Jairi pun mulai menunjukkan semua bukti yang mereka punya tentang Jelita yang tak bersalah sama sekali.
"Gimana Pak? menarik kan?" tanya Jairi.
"Kalau kita mengungkapkan kasus ini ke publik, Kepolisian kita akan mendapat pusat perhatian karena telah mengungkap fakta yang sebenarnya tentang aset negara, terus nama anda juga bakalan naik." Timpal Haga.
Haga dan Jairi tau persis sama sifat kepala Polisi mereka yang haus akan perhatian dan pangkat. Pasti kepala Polisi akan menyetujui rencana Haga dan Jairi.
Karena bagaimanapun juga, Jelita ini adalah seorang Atlet berprestasi yang artinya dia adalah aset negara. Namun namanya tercoreng karena telah melakukan hal yang paling harus di jauhi seorang atlet.
Tapi bagaimana jika Polisi tiba-tiba mengungkap kasus yang sebenarnya ke publik tentang Jelita yang dijebak oleh orang terdekatnya, lalu pandangan publik yang awalnya negatif terhadap Jelita menjadi positif karena bukti yang didapat oleh Haga dan Jairi. Otomatis kepala Polisi juga mendapatkan respon yang positif dari publik, dan namanya pun naik karena Jelita.
"Menarik!"
"Jadi rencana kalian apa?"──
Seseorang menggeser pintu kamar inap Jelita, lalu masuk ke dalam.
"Jelita, ayo keluar." Ajaknya.
Jelita menoleh lalu tersenyum tipis. "Kemana?" tanyanya.
"Jalan-jalan sekitaran rumah sakit, lo belum pernah keluar kan lagi."
Yang berada di dalam kamar inap Jelita adalah Managernya sendiri.
Terlihat Jelita nampak berpikir. "Oke. Tolong ambilkan topi sama masker aku." Pintanya pada Manager.
"Kok pakai topi sama masker?"
"Aku takut orang kenal aku." Jawab Jelita.
Tubuh Jelita diangkat terlebih dahulu untuk didudukan di kursi roda. Lalu manager Jelita mengambil topi sama masker sesuai yang Jelita minta.
Manager mendorong kursi roda Jelita untuk keluar dari kamar inap Jelita.
"Kenapa naik lift?" tanya Jelita ketika managernya membawa dia masuk ke dalam lift.
"Jalan-jalan di lantai bawah lebih enak." Jawabnya.
"Diluar ada banyak orang nggak?" tanya Jelita waktu pintu lift tertutup.
"Nggak tau. Gue kan pakai mobil, jadi parkir lewat belakang."
Pintu lift terbuka, dan mereka berada di lantai dasar.
"Itu kenapa diluar banyak wartawan?" tanya Jelita ketika kursi rodanya didorong keluar.
"Bukan mau liput lo kali, udah nggak usah di peduliin."
Jelita terkekeh kecil. Wah, manusia macam apa sebenarnya yang jadi managernya ini. Sudah membuat kaki Jelita lumpuh, menghancurkan karir Jelita, dan sekarang ingin menghancurkan mental Jelita dengan membuat Jelita diserang pertanyaan oleh wartawan. Gila, sesuai rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNITE?
General Fiction@vsoo Katanya Reporter dan Atlet tidak bisa bersatu, tapi bagaimana dengan Dokter dan Atlet, apakah bisa bersatu? ── Menceritakan tentang jatuhnya karir sang atlet secara tiba-tiba karena mengalami kecelakaan saat bertanding, disitu pula tanpa sad...