"Hyung!"
"Lo dimana?!""Dirumah, kenapa?"
"Oke, nih gue didepan pintu rumah lo, bukain dong Hyung."
"Kan lo tau kata sandi rumah gue, langsung masuk aja."
"Males Hyung."
Arbi menutup panggilan telponnya. Arbi menghela napas lelah, ini hari minggu dan dia nggak ada jadwal piket Dirumah sakit. Niatnya Arbi ingin bersantai Dirumah aja, tetapi kedatangan Adiknya, apakah Arbi bisa bersantai dengan tenang.
Arbi berjalan untuk membukakan pintu.
"Hyung!" adiknya langsung memeluk Arbi begitu saja ketika pintu sudah terbuka.
Arbi hanya bisa pasrah.
"Tumben lo kesini Ga?" tanya Arbi setelah melepas pelukan Adiknya."I baru dapat jatah libur setelah berhasil mengungkap kasus, Hyung." Ucap Haga.
"Hyang Hyung Hyang Hyung! gaya bicara lo benerin." Tegur Arbi. "Bahasanya campur-campur, pusing gue dengernya."
Arbi masuk kedalam di ikuti Haga.
"Ini namanya bahasa gaul, Hyung."
Arbi duduk, Haga juga ikut duduk.
"Hyung, kemarin mother telpon I, katanya you sudah cerai ya?"
Arbi mengambil bantal kecil yang ada di sofa, lalu memukul wajah Haga menggunakan bantal itu.
"Ngomong yang benar Ga, lo kalau sama penjahat ngomongnya kayak gitu juga?" tanya Arbi.
"Jawab pertanyaan gue Bang."
Arbi kembali mengambil bantal bekas ia pukulkan kewajah Haga tadi, lalu bantal itu ia taruh diatas pahanya, kemudian Arbi bersandar kebelakang sambil mengganti saluran Tv.
"Iya." Jawab Arbi singkat.
"Lo libur bukannya kerumah Mama malah kesini." Arbi melirik sebentar ke Haga."Males Hyung, kalau gue kesana yang ada disuruh siramin tanaman mulu seharian."
Mama mereka tinggalnya di pedesaan karena katanya disana pemandangannya lebih Asri daripada tinggal di kota yang banyak polusi nya.
Di depan rumah Mama tuh penuh dengan tanaman bunga karena Mama memang hobi mengoleksi berbagai macam tanaman.
"Makan sana Ga, gue baru bikin spaghetti pagi tadi." Suruh Arbi.
"Hyung," panggil Haga.
Arbi tak menyahut sama sekali dan memilih fokus menonton serial komedi.
"Bang!"
Barulah Arbi menyahut, "apa?"
"My baby beautiful Jelita dirawat Dirumah sakit lo ya?"
"Iya." Jawab Arbi singkat.
Ini yang Arbi maksud kalau ia mempunyai Adik yang begitu menggemari Jelita. Sampai-sampai Adiknya punya panggilan sendiri pada sang Atlet cantik itu. Bahkan admin fanbase terbesar Jelita itu adalah adiknya sendiri.
"Gara-gara sibuk sama kasus kemarin, gue jadi ketinggalan berita tentang My baby beautiful Jelita." Gerutu Haga.
Arbi hanya mengangguk mendengar Adiknya yang menggerutu. Pantas aja Adiknya nggak menelpon dia waktu Idolanya itu masuk rumah sakit, ternyata lagi sibuk sama pekerjaannya.
"Lo kecewa juga nggak sama Jelita? kayak penggemarnya yang lain."
Haga menggeleng, "nggak Bang." Ucapnya dengan nada yang tiba-tiba serius.
"Karena gue tau Jelita nggak mungkin menggunakan doping untuk menang."
"Gue udah nonton siaran ulangnya di youtube, disitu gue menemukan hal yang aneh Bang."
"Gue juga liat pertandingan ulangnya di youtube, nggak ada hal yang aneh. Dia lari kencang banget sampai tersandung kaki sendiri dan mengakibatkan kakinya patah." Sahut Arbi.
"Bukan kesandung Bang!" sela Haga.
"Kalau lo liat lebih jelas, itu kayak ada yang sengaja deketin Jelita buat nyandung kakinya. Kalau kesandung kaki sendiri nggak mungkin sampai patah Bang."Haga menyalakan ponselnya lalu membuka youtube, dia membuka siaran ulang Olimpiade lari.
"Nah Bang, biasanya Jelita kalau lari cepat banget, kemarin malah nggak terlalu cepat." Ucap Haga menunjuk layar ponsel.
Tetapi di mata Arbi, si Atlet itu larinya cepat kok, banget malah, apanya yang nggak cepat.
"Nah nah ini," Haga menunjuk kembali layar ponselnya dengan heboh, "banyak yang mendekat ke Jelita, bahkan ada yang sengaja menghalangi Jelita bukannya lari lebih dulu. Nah terus waktu Jelita kesamping buat menghindar, tiba-tiba aja dia langsung terjatuh ketanah." Jelas Haga.
Arbi terdiam karena tidak mengerti.
"Dari pandangan gue ya Bang, sebenarnya kondisi Jelita ini nggak baik sebelum pertandingan. Wajahnya pucat, larinya juga nggak secepat tahun kemarin, banyak yang mengganjal Bang." Sambung Haga.
"Si Jelita pasti udah di tes darah, dan katanya dia beneran memakai doping." Ucap Arbi.
Haga menyandarkan tubuhnya kebelakang, banyak yang mengganjal sebenarnya. "Bang, Bang." panggil Haga.
"My baby beautiful Jelita pasien lo?" tanya Haga.
Arbi mendengus, "lo lupa gue Dokter spesialis anak?"
"Terus siapa Dokter yang merawat My baby beautiful Jelita?" tanya Haga lagi.
"Aren."
Haga menepuk dahinya sendiri. "Ouh iya gue lupa, brother Aren kan Dokter spesialis tulang." Ucapnya.
"Emang kenapa?" tanya Arbi.
Haga terdiam sebentar, "coba lo suruh brother Aren buat nanya ke Jelita tentang cerita yang sebenarnya. Kalau ada yang mengganjal, gue langsung selidiki kasusnya secara diam-diam tanpa ketahuan atasan gue."
"Susah Ga, Jelita aja lebih banyak diam katanya, di tanya juga kebanyakan ngangguk sama geleng-geleng. Gue juga liat kemarin dia minta Aren buat dirinya disuntik mati aja." Terang Arbi.
"Aren juga pengen tau cerita Jelita, tapi untuk saat ini Jelita lagi sensitif banget, makanya Aren tahan." Sambung Arbi.
"Oh my baby Jelita!" pekik Haga.
"Datang aja ke rumah sakit, ntar gue suruh Aren buat temenin lo jenguk Jelita. Biar lo bisa kasih dia semangat secara langsung." Suruh Arbi.
Haga langsung menggeleng, "nggak bisa gue Bang." Tolaknya.
"Gue masih belum siap bertatap muka langsung sama my baby beautiful Jelita."
***
vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNITE?
General Fiction@vsoo Katanya Reporter dan Atlet tidak bisa bersatu, tapi bagaimana dengan Dokter dan Atlet, apakah bisa bersatu? ── Menceritakan tentang jatuhnya karir sang atlet secara tiba-tiba karena mengalami kecelakaan saat bertanding, disitu pula tanpa sad...