"Didalam apa ada orang yang sedang berkunjung Pak?" Arbi bertanya kepada petugas keamanan yang sedang berjaga di depan kamar inap Jelita.
Karena suruhan secara paksa Adiknya kemarin, mau tak mau Arbi harus menurut. Biar gaya bicara Adiknya aneh, Arbi tetap menyayangi Adiknya dan selalu menuruti keinginan Adiknya.
"Tidak ada yang berkunjung Pak, kedua Orang tuanya pasien sudah kesini pagi tadi." Jawab salah satu petugas keamanan.
"Saya masuk ya, sudah dapat izin dari Dokter Aren." Ucap Arbi.
Hari ini Arbi ada rapat bersama dengan kepala rumah sakit dan direktur rumah sakit di sebuah hotel.
Sehabis rapat, Arbi langsung ke ruangan VIP. Sebenarnya Arbi ingin meminta Aren buat temanin dia, tapi ternyata Aren ada operasi, jadi mau tak mau Arbi sendiri masuk kesini.
Arbi masuk kedalam kamar inap Jelita. Arbi menghampiri Jelita yang sepertinya tak sadar dengan kehadiran dirinya, karena wanita itu terlalu fokus melihat keluar jendela.
Arbi menaruh tangannya di saku celana.
"Merawat jari biar lentik, halo cantik."Jelita menoleh dengan wajah heran. "Kamu siapa?" tanyanya dengan suara pelan.
Arbi belum memperkenalkan dirinya, Jelita sudah langsung menyela saja.
"Kamu mau nikah ya? kok pakai jas."
Arbi terkekeh pelan. "Minta obat mata ke Apoteker, halo Jelita saya seorang Dokter." Ucapnya memperkenalkan diri.
Jelita kembali melihat kearah luar jendela dan tidak tertarik dengan gaya perkenalan Arbi.
"Dokter yang kedua pipinya berlobang terus namanya mirip kopi itu mana?"
Jelita bertanya tanpa melihat ke arah Arbi.Arbi tertawa pelan, "dokter Aren lagi ada operasi."
Jelita menoleh lagi ke Arbi, "kamu yang menggantikan Dokter Aren?"
"Bukan, saya Arbi, spesialis Dokter bedah anak." Jawab Arbi.
"Terus ngapain kesini? aku bukan anak kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNITE?
General Fiction@vsoo Katanya Reporter dan Atlet tidak bisa bersatu, tapi bagaimana dengan Dokter dan Atlet, apakah bisa bersatu? ── Menceritakan tentang jatuhnya karir sang atlet secara tiba-tiba karena mengalami kecelakaan saat bertanding, disitu pula tanpa sad...