21. BLUE-RED AURORA (TANDA AKHIR DUA PUSAKA)

5 1 0
                                    

Abian yang dilanda emosi mulai sulit untuk dikendalikan. Berbagai macam barang yang ada di sekitarnya berusaha ia lempar dan hancurkan tanpa sebab. Christian dan Elio sendiri sudah berusaha semampu mereka menggunakan sihir yang mereka miliki. Namun, semuanya sia-sia yang ada justru membuat goresan di tubuh Abian dan mengeluarkan darah berwarna hitam.

"Black Blood?" tanya Caroline yang sadar akan sesuatu dalam diri Abian saat ini.

"Ke—kenapa darah Abian hyung bisa berwarna hitam seperti tinta begitu? Dia sakit atau apa?" tanya Samuel panik.

"Racun. Itu racun bukan darah, racun itu bekerja melalui ingatan Abian oppa. Beberapa jam yang lalu, ingatan Abian oppa sudah kembali 100% namun, sejak angin yang masuk melewati balkon ini tadi ingatan Abian oppa menurun drastis," jelas Caroline sambil membaca beberapa keterangan yang mirip dengan tanda yang tubuh Abian perlihatkan saat ini.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Elio yang sudah mulai kehabisan energi karena menahan tubuh kekar Abian dengan kekuatan yang ia miliki.

"Racun yang sama akan membantu Abian oppa tapi aku butuh sedikit kekejaman disini. Karena... Akan menyiksa sang pemilik tubuh nantinya," seru Caroline yang sendirinya tidak lah tega juga melakukan hal yang ia ketahui kepada orang yang ia cintai.

"Kekejaman seperti apa yang kamu maksud Line? Mana Mama papa belum kembali dari lapangan." cemas Christian saat melihat kearah pintu masuk kerajaan yang tak memberikan tanda akan terbuka dan memperlihatkan kedua orang tuanya.

"Kebat Abian Oppa di tiang lapangan latihan medan peperangan. Karena racun yang ada di tubuh Abian oppa bisa hilang bahkan lenyap sampai akar jika terkena sinar matahari langsung. Selepas itu aku akan membantu dengan menggunakan cairan racun yang aku miliki di kamar. Sakit jelas sakit yang akan dirasakan Abian oppa akan menyiksa dirinya tetapi jika tidak seperti itu dan cepat racun itu akan merubah Abian oppa selamanya menjadi manusia setengah Alien dan itu... Berbahaya." jelas Caroline cepat sambil memperhatikan setiap gerakan yang Abian lakukan sambil membantu menahan amukan Abian sendiri.

"Lakukan saja jika memang itu bisa menyelamatkan Abian. Aku sebagai kakak hanya ingin yang terbaik untuk adikku." seru Christian dengan mantap walau pun ada rasa takut di dalam hatinya.

"Aku butuh dua orang untuk teleportasi sambil membawa Abian oppa ke lapangan sekarang. Ada yang bersedia?" tanya Caroline dengan hati-hati.

"Aku siap," kata Christian lantang.

"Aku siap juga demi Abian hyung," ujar Lixian cepat sambil mengambil posisi di sebelah kiri Abian.

Melihat seperti apa kompaknya persahabatan bahkan ikatan keluarga mereka membuat Caroline tersenyum dan yakin jika apa yang akan dia lakukan akan berhasil. Dengan cepat Caroline mengambil posisi di tengah untuk memimpin jalannya teleportasi agar tidak salah tempat.

"Jess, bawa nampan biru ku yang ada di kamar ke lapangan sekarang. Aku tunggu disana ya," seru Caroline kepada Jesslyn yang entah di mana peri kecil itu.

"Pejamkan mata dan bacakan mantranya sekarang." titah Caroline sambil memeluk erat buku yang sebelumnya menjadi alat bantu penjelasan keadaan Abian tadi.

~~~~

@LAPANGAN LATIHAN PERANG

Sementara itu pula, kedua orang tua Abian dan Christian baru saja selesai berlatih pertempuran yang mereka siapkan entah untuk kapan itu. Ketika hendak melangkah pulang, langkah mereka terhenti karena kemunculan Abian dan rombongan yang secara tiba-tiba itu. Ditambah lagi kondisi Abian setengah sadar karena pengaruh dari racun yang ada di dalam tubuh Abian saat ini. Luka memar yang ada di beberapa tempat di tubuh Abian membuat mata dari Raja Alexander memicing tajam seolah-olah dia tahu apa yang sudah terjadi kepada anak keduanya itu.

[SELESAI] 📚 Bibliotheca; Love Is MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang