06 . RASA PENASARAN.

8 1 0
                                    

Sambil tetap berpikir Samuel dan Lixian berjalan pelan menuruni anak tangga sambil kedua mata mereka menatap sekitar pula secara Perlahan-lahan. Bahkan dari posisi mereka saat ini pula bisa dilihat dengan jelas jika baru saja ada seorang wanita yang pergi meninggalkan meja perpustakaan yang dimana beberapa sahabat dari mereka berdua itu sedang berkumpul saling bertukar pembicaraan satu dengan yang lain.

Setelah tiba dan posisi mereka berdua dekat dengan meja yang mereka perhatikan sejak tadi, Samuel memilih mengambil posisi dimana kursi tadi bekas sang wanita yang tadi berlalu dan disebelahnya Lixian yang tempati. Sambil menatap punggung wanita tadi yang mulai mengecil di lorong rak perpustakaan yang lama kelamaan menghilang itu.

"Kalian berdua kenapa? habis lihat atau bertemu hantu ya?" tanya Chiko yang menatap gelagat Samuel dan Lixian setelah kembali dari lantai 2 seperti terlihat sangat berbeda.

"Hah? apanya yang kenapa?" tanya Samuel tidak fokus.

"Ah tidak ada apa-apa kok tadi cuman penasaran sama wanita yang duduk disini tadi jadi tiba-tiba kepikiran aja," jelas Lixian sedikit mengalihkan akal pikirannya akan tumpukan buku yang di rantai tadi.

SREK... SREK...

Suara buku Elio yang terbuka membuat semua mata menatap Elio dengan sedikit perasaan yang campur aduk. Salah satunya Samuel dan Lixian yang sejak tadi seperti menyimpan sesuati dan itu hanya berdua saja pula.

"Kalian habis lihat apa di lantai 2 tadi?" tanya Elio dingin bahkan sangat dingin membuat bulu kudu Chiko merinding karena berada di sebelah Elio.

"Ti—tidak melihat apa-apa hyung. Kami... Itu... Dari tadi cuman cari buku tugas ya Lixian benarkan?" tanya Samuel sedikit panik karena tatapan Elio sudah berada tepat menatap mereka berdua bergantian bahkan Christian sendiri pun ikut menatap Samuel dan Lixian bergantian juga sekarang.

"Lix?" tanya Elio yang mengerti jika kembaran Chiko ini ketika terdesak akan menjawab jujur juga.

"Benar kok hyung apa yang Samuel bilang. Nih bukunya ada sama Samuel juga, ah iya wanita tadi siapa sih?" tanya Lixian sangat pinta mengelabuhi sosok Elio yang justru sekarang memicingkan matanya.

"Nanti ke ruangan ku dan jelaskan Lix." Titah Elio tegas sambil melanjutkan acara menulisnya yang tertunda.

"Ngomong-ngomong nih ya, Abian hyung belum kembali juga ya? lama banget dia di dalam sana," ucap Sky baru menyadari posisi mereka dan anggota mereka kurang satu orang sekarang.

"Sudah biasa Abian kalau mencari sesuatu pasti lama. Ujung-ujungnya tidak ada menemukan satu pun yang dia cari. Susul gih yang mau susul mana tahu pingsan tuh anak didalam." sembur Elio tanpa menatap sahabatnya yang lain tetap sama lanjut menulis tugas miliknya.

"Aku susul deh kebetulan mau ke toilet. Toilet yang tidak rusak sebelah dalam kan ya?" tanya Christian sambil memastikan pertanyaannya ada yang jawab dan yang jawab sama Elio juga dengan menganggukkan kepalanya.

"Ada yang mau ikut? hitung-hitungan refreshing sama healing dari buku hehe," ajak Christian tak lupa memberikan penawaran menggiurkan.

"Aku ikut hyung sekalian jalan-jalan," sahut Leo cepat karena dirinya sudah lelah menulis dan membaca sejak tadi.

"Ayo deh kalau gitu." Seru Christian sambil berjalan mendahului Leo yang mengikuti dirinya dari belakang.

~~~~

Sementar itu, di sebuah lorong yang sangat berdebu ada seorang pria yang sedang asik melihat, mencari bahkan membuka semua buku yang kira-kira menarik dan menjadi pusat tatapannya. Siapa lagi kalau bukan Abian sendiri orangnya yang rela berdiri berjam-jam cuman untuk mencari buku yang tidak tahu seperti apa wujudnya itu.

[SELESAI] 📚 Bibliotheca; Love Is MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang