•Selamat membaca•
🍑
Publikasi 17 Agustus 2024
★★★☆☆☆★★★
Semua orang memandang Nareika dengan tatapan kasihan. Namun, berada di sisi Jetha, Nareika merasa lebih baik. Belum lagi karena ulahnya kemarin, Jindra mendapatkan peringatan dari pihak sekolah karena telah membiarkan siswanya sendiri melakukan percobaan bunuh diri di depan mata dan bertindak semena-mena dengan membiarkannya melompat pula.
Padahal, Jindra sendiri yang mendorong Nareika. Hah, benar-benar rumit. Kepala Nareika terasa pening. Ia menyembunyikan wajahnya di balik punggung Jetha.
“Oi!” tanya Nareika. Jetha lekas membalik tubuhnya ia mendapati kepala Nareika tertunduk.
“Hah?”
“Makasih.”
“Buat?”
“Kamu bilang, kenapa bunuh diri selalu ada di kepalaku? Karena aku takut hidup, tapi aku juga takut benar-benar mati. Aku takut sendirian, tapi sekarang ada kamu sama Khayan. Aku nggak lagi mengharapkan mati duluan dan pulang. Aku cuma ingin semuanya terus berjalan. Kalau memang harus sakit sendirian. Setidaknya sekarang ada rumah baru,” jelas Nareika.
“Ada rumah Nugi juga rumah Jindra. Kalau aku kesepian aku bisa pergi ke sana.”
Jetha menarik tubuh kecil Nareika ke dalam rangkulannya. “Maaf gua pukul lo, karena emang lo goblok banget, tapi kakak gua bilang, lo emang kesepian.”
“Gua nggak masalah kalau lo nggak mau kita berteman, minimal cari gua sebagai teman satu kelas.”
Nareika menganggukkan kepalanya. “Aku ingin punya teman seperti dulu, Jetha mau jadi teman pertama di SMA rasanya sedikit aneh tapi menyenangkan.”
“Lo emang kaku, kikuk, dan nyebelin. Dah, jangan banyak mikir, gua suka sama lo sejak pertama dengan cerita lo dari Kak Jindra.”
Nareika menoleh terkejut.
“Jindra itu kakak angkat gua. Dulu gua juga cuma anak kecil yang mikir kalau bunuh diri itu mungkin bisa bikin kita baik-baik aja. Nyatanya, gua cuma koma terus patah tulang ini dan itu. Jadi, gua pikir ah udahlah.”
“Apa yang dia ceritain?”
Jetha tertawa sambil menepuk-nepuk pusat kepala Nareika. “Dulu, Kakak bilang kalau dia ketemu anak ingusan yang ngamuk-ngamuk ingin bunuh diri. Terus, dia bilang hidup nggak menyenangkan. Anak ingusan yang suka berenang, dia cerita kenapa dia berenang gaya punggung, karena dengan gaya itu dia bisa lihat wajah kakaknya pas lagi ngajarin renang.”
“Terus dia gambar bintang dan bulan di buku harian GMPR, dia bilang bulan itu kakaknya karena punya sinarnya sendiri. Kalau dia bintang, karena selalu butuh cahaya dari bulan. Terus dia bilang, tapi kakaknya nggak mau akur, karena banyak hal. Tapi dia bilang lagi nggak apa deh, yang penting bulan tetap bersinar. Dia tetap sayang kakaknya.”
“Kak Jindra tanya harapannya di masa depan apa? Anak ingusan itu bilang dia mau hidup lebih lama buat lihat kakaknya jadi atlet terkenal. Apa pun itu, dia mau lihat kakaknya gigit medali emas.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐸𝒟𝐸𝒩 | 𝐻𝓊𝑔 𝑀𝑒, 𝒫𝓁𝑒𝒶𝓈𝑒! [SELESAI✔]
Teen FictionNareika nekat bunuh diri. Sayangnya, ia malah berjumpa dengan Jindra, bukan malaikat maut. "Lagian di dunia ini bukan hanya lo yang kesepian." -Jindra. Start : 14 Mei 2024 Finish : not yet. Update : tidak menentu. Teenfiction