Chap 15 : Maafkan Aku

274 12 6
                                    

-Flashback mode : ON-

Sylus tak memperdulikan rasa malu atau pun pandangan orang padanya, terlihat beberapa wartawan juga dilokasi saat ini, bahkan dirinya yang menangis ini dipotret para wartawan itu, tapi saat ini dia hanya ingin Maya, dia tidak perduli menangis dihadapan banyak orang, dia terus memaki-maki dan bahkan mengancam salah satu tenaga medis disana agar bisa menyelamatkan Maya segera, tak lupa dia mengutuk Yvone.
Hingga tiba sebuah mobil ambulance, dirinya terus menggenggam tangan Maya erat, dirinya tak kuasa melihat Maya saat ini yang bersimbah darah dengan penuh luka-luka ditubuhnya, bibir Maya membiru dan dirinya sangat pucat dan mulai mendingin, tenaga medis melakukan tindakan pertolongan pertama dengan membalut luka-luka dan tusukannya.
"Detak jantungnya melemah...siapkan alat pacu jantung"
Sylus terpaksa melepaskan genggamannya, dia terus berdoa agar Maya bisa kembali, dia terlalu takut kehilangan Maya, bahkan dirinya berusaha untuk tidak melihat kondisi Maya dan ucapan para tenaga medis saat ini, yang hanya ingin dia dengar adalah 'Maya telah sadar kembali', dirinya masih menangis dan sambil berdoa.
"Tuhan, kumohon...kumohon dengan amat sangat, aku sangat ingin Maya kembali, aku ingin dia tetap hidup, jika dia pergi, aku akan menyusulnya...hanya dia tujuanku sekarang ini, aku sungguh menginginkannya, aku berjanji tidak akan mengecewakannya lagi jika dia kembali, aku akan menjaganya lebih baik...biarkan kau beri aku kesempatan lagi tuhan..." Sylus berdoa dengan sungguh-sungguh.

-Flashback Mode : OFF-

.

.

.

Kini mereka telah sampai dirumah sakit, Maya langsung dilarikan ke ruang operasi, Sylus menunggu dengan cemas, perawat menawarkan tisu basah padanya, melihat dirinya yang bersimbah darah, Sylus menerimanya tanpa lupa mengucapkan terima kasih.
Keadaannya saat ini sungguh kacau, dirinya penuh keringat, darah dan rambut yang acak-acakan, beberapa bodyguard nya mulai berdatangan, beserta para wartawan.
Saat ini Sylus sangat lemas dan tak bertenaga, para bodyguardnya mulai mengelap darah pada dirinya dan menbawakan pakaian baru, para wartawan juga ditahan oleh para bodyguardnya.

.

.

.

Saat ini Luke telah berada dikantor polisi, menjadi saksi mata dan dia ingin melihat Yvone.
Luke mendatangi Yvone, dan menatapnya penuh tatapan hinaan, Yvone hanya tertunduk lesu, Luke mengetuk kaca pembatasnya, Yvone pun mendangakan kepalanya menghadap Luke.
"Kenapa kau harus melakukan ini? Aku tidak menyangka kau orang seperti ini."
"Sylus...jika aku tidak bisa memilikinya, siapa pun tak boleh bisa."
"Bedebah! Memangnya kau siapa? Sikap obsesimu ini yang membuat Sylus tidak menyukaimu! Kau dan Maya sangat berbeda jauh...pantas saja Sylus tidak pernah melirikmu sedikit pun."
"Hahahaha!! Kau mengatakan itu apakah karena dia cantik? Atau Kau juga menyukainya? Ahh...atau karena dia pacar Majikan mu?" Ledek Yvone.
Tapi ledekan Yvone tidak digubris oleh Luke, dia hanya tersenyum kecil.
"Sylus memang majikanku, lalu apa? Lagipula walau hubungan kami memang boss dan pekerja, tapi dia sama sekali tidak memperlakukanku begitu, dia memperlakukanku sangatlah baik, seperti saudara." Balas Luke enteng.
"Ah iya...omong-omong, selamat ya, kau dapat hukuman pasal berlapis, percobaan pembunuhan, penculikan serta hampir membuat Maya dilecehkan dengan menyewa banyak pria untuk melecehkannya, bahkan kau juga melawan salah satu aparat dengan menusuk dadanya...wahhh,kau dalam kondisi gawat nih, siap-siap membusuk di penjara ya, beginilah akhir kisah model ternama Lincon dan calon dokter lulusan harvard kita...sayang sekali ya, karirnya dan prestasinya yang cemerlang harus ditutup dengan kisah menjadi seorang pembunuh." Lanjut Luke meledek, Yvone segera mengangkat kursinya dan membantingkannya ke kaca pembatas, dirinya pun mengamuk dan berteriak kesetanan mengutuk Luke.
"HEII BAJINGAN!! TUNGGU AKU DILUAR PENJARA YA!! KAU LUPA SIAPA ORANGTUA KU?! SEBENTAR LAGI AKU AKAN KELUAR DARI SINI AHAHAHAHA!!!" Yvone masih menukuli kaca pembatas dengan brutal.
"Aku jadi tidak yakin kau beneran bisa masuk Harvard...sepertinya kau menyogok ya? Bodoh sekali, apa kau lupa bagaimana hubungan kepolisian dengan Onychinus? Dan berkat kau melakukan ini, imbasnya keluargamu keikutan kena tuh, kasus korupsi dan penyuapan keluargamu jadi dikuak dan
kau berhasil membawa keluargaku ikut dalam penjara juga. Padahal jika ingin tetap aman, kau hanya perlu diam saja."
Luke menunjukan layar di HP nya mengenai kasus korupsi dan penyogokan keluarganya, semua harta bendanya pun telah disita oleh negara, Yvone terdiam kaku, menatap nanar berita itu dan dia mulai mengeluarkan air mata.
"Berkatmu membuat Onychinus marah, kebusukan keluargamu juga dibongkar"
"Ku...kumohon...masalah ini hanya antara aku dan Sylus saja...ini semua tak ada hubungannya dengan keluargaku..." pinta Yvone.
"Sayangnya kau berurusan dengan orang yang salah, aku tak bisa membantumu."
Yvone terduduk lemas dan menangis meraung-raung menyesali perbuatannya.

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang