Chap 6 : Pembuktian (18+)

865 24 1
                                    

WARNING : Untuk adik-adik dibawah 18+ mohon skip saja ya bagian dewasanya.

(Maaf ya sebelumnya juga banyak Typo, Makasih yang sudah like dan vote cerita ini, kalau ada masukan boleh banget yaa dikomenin. Makasihhh)

.

.

.

Pria berumur matang bermata merah itu duduk di kursi kerjanya, melihat beberapa potret Sylus dan Maya yang telah diberikan kepadanya oleh mata-mata rahasianya hari ini, dia sekarang mengetahui beberapa fakta dari Maya saat ini.
Maya merupakan anak yatim piatu yang diasuh oleh neneknya, dia gadis yang cantik, tetapi tidak ada sisi lain yang menonjol darinya, secara akademis dia biasa-biasa saja, tetapi setelah memata-matainya, pria itu mengetahui bahwa Maya merupakan anak yang baik hati dan terlihat tulus pula kepada Sylus, dia tersenyum kecil.
Saat ini dia merasa sedikit lega setelah mengetahui Maya bersikap baik kepada anaknya, dan karena Maya pula Sylus nampaknya akhir-akhir ini semangat pergi kesekolah dan latihan dengan serius, Maya berdampak positif untuk Sylus, maka dari itu dia membiarkan Maya untuk terus disamping Sylus hingga hari turnamen international, setelah itu dia akan mencoba menguji Maya langsung, apakah Maya bisa melewati ujian yang dia berikan pada saat itu?

"Kerja bagus. Tetap awasi mereka berdua."

.

.

.

Zayne POV

Zayne merenung di meja belajarnya, meratapi kesalahan yang telah dia perbuat, mengapa dia baru menyadari bahwa selama ini dia menyukai Maya? Mengapa kemarin dia mau saja berpacaran dengan Stella? Apa yang ada dipikirannya saat itu?

Zayne melepaskan kacamata nya dan mengacak rambutnya frustasi, memang Stella menarik karena dia merupakan gadis yang sangat pintar dan juga tak kalah cantik, tapi dia tidak mengetahui bahwa itu hanyalah perasaan kagum semata, bukan perasaan cinta, sejujurnya dia merasa bodoh sekarang ini, mengapa tidak bisa membedakan perasaan cinta dan kagum semata? Apa memang benar bahwa setelah tiada baru terasa ? Dia baru menyadari bahwa dia mencintai Maya setelah Maya menjauh darinya dan semakin dekat dengan Sylus.
Saat ini juga Zayne menyalahkan Rafayel yang salah memberi informasi pada Maya mengenai lokernya, saat ini dia takut kehilangan Maya sepenuhnya karena kini rivalnya adalah Sylus, pria tampan dari keluarga konglomerat yang sangat gila melakukan pendekatan pada Maya.
Zayne tidak dapat belajar seharian ini, dia terus memikirkan Maya dan Sylus yang semakin dekat, dan karena sikap gegabahnya, Maya sekarang jadi terlihat membencinya, bahkan kontaknya pun di blockir oleh Maya.
"Ahh! Aku tidak bisa menahannya!"
Sebaiknya Zayne mendatangi rumah Maya saja, tidak perduli apa yang akan terjadi selanjutnya, sebaiknya dia berhenti menjadi pengecut dan memutuskan akan meminta maaf langsung.

.

.

Zayne melihat sebuah motor asing terparkir dihalaman rumah Maya, dan dia melihat nenek yang berjalan menuju rumah, tatapan keduanya segera bertemu dan Zayne segera menunduk sopan sekilas, dan menyapa nenek.
"Selamat sore nek"
"Zayne, lama tidak terlihat."
"Ahh...iya, sebentar lagi ujian kelulusan, jadi saya sedang fokus belajar dan sibuk les."
"Mau mampir dulu?"
Zayne tersenyum kecil dan meraih tas belanjaan dari nenek.
"Tapi didalam kebetulan ada pacarnya Maya, dia sering sekali mampir kesini, habis latihan tinju juga bukannya pulang kerumah malah menyempatkan diri mampir kesini, romantis sekali ya? Padahal dia sibuk sekali loh dari bulan kemarin, sebentar lagi dia mulai turnamen."
"Pacar?"
"Iya, namanya Sylus, Maya tidak ada cerita ya?"

Zayne terdiam saja dan nenek membuka pintu, Zayne melepaskan sepatunya dan masuk bersama nenek, melihat Sylus yang tengah bercanda dengan Maya yang tertawa.
Melihat pemandangan dihadapannya saat ini membuat dunia Zayne runtuh seketika, sejak kapan mereka berpacaran? Sering mampir kerumah? Dari kapan? Kenapa mereka berduaan saja dirumah?

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang