Mau seberapa kali Haran bercermin, itu tidak akan mengubah penampilannya yang terlihat seperti anak kecil. Seragam kantor yang dia kenakan sangat tidak cocok dengan ukuran tubuhnya yg mungil. Sedari tadi hanya wajah cemberut dan helaan napas yg terlihat.
⠀
「Rasanya seperti melihat anak SD yang tengah memakai pakaian orang dewasa.」⠀
Haran pun menyudahi peratapan kenyataan yang begitu pahit ini.⠀
Di umurnya yang baru saja menginjak enam belas tahun ini, dia merasa masih ada peluang untuk tumbuh sedikit lagi. Namun, dia sendiri tidak benar-benar yakin.⠀
Mengingat kembali alasan dia berpakaian begini, Haran menggeleng-gelengkan kepalanya. Sekarang bukan saatnya untuk meratapi hal tidak penting itu. Hari ini adalah hari pertama kalinya dia bekerja dan harus bisa tampil serapi mungkin.⠀
「Berhenti membuang-buang waktu.」⠀
Haran segera keluar kamar dan pergi ke dapur. Terlihat peralatan memasak yang cukup lengkap mengkilap di balik lemari kaca yang tidak pernah dibuka.⠀
Jujur sedari awal Haran menyewa apartemen ini, dia belum pernah menggunakan semua peralatan itu. Sejauh ini, hanya gelas saja yang sering dipakai.⠀
Alasannya karena dia jarang makan makanan konvensional setelah mengenal produk yang cukup aneh tapi dapat membantu memberi energi hanya dalam hitungan detik.⠀
Hawa cukup dingin mengepul keluar ketika kulkas dibuka. Siapa pun yang melihat isi kulkas Haran sekarang pasti akan bingung dan terheran-heran. Untungnya di apartemen ini hanya ada Haran seorang.⠀
Isi kulkas Haran hanya terdiri dari satu jenis makanan dan minuman saja. Selusin susu kotak ukuran besar di bagian bawah kulkas dan ratusan kantong plastik perak berbentuk pasta gigi berisi jeli memenuhi setiap sudut lemari dingin ini.⠀
Bukan berarti Haran tidak punya uang untuk membeli makanan biasa. Dia hanya merasa bahwa mengkonsumsi makanan ini sangat efisien.⠀
Selain bentuk jeli, makanan sintetik itu juga bisa diperkecil ke dalam bentuk pil yang jauh lebih mudah dibawa. Di dalamnya sudah terkandung aneka jenis gizi, vitamin, dan kebutuhan nutrisi lainnya dalam satu suapan.⠀
Terlebih penting, harganya juga murah.⠀
Diambilnya sekotak susu dari kulkas dan dituangkan ke dalam gelas secukupnya. Sensasi dingin langsung mengurai di tenggorokannya setelah meneguk minuman yang kaya akan kalsium itu. Dilanjutkan dengan mengambil satu kantong jeli. Haran pun duduk sebentar di meja makan sambil menghisap makanan kenyal itu.⠀
Rasanya tidak terlalu buruk. Hanya saja cuma ada satu varian rasa yaitu blue berry. Meski sebenarnya mau tidak ada rasanya pun, Haran tetap akan memakannya.⠀
Beginilah sarapan Haran setiap hari. Hanya perlu memakan waktu sekitaran kurang dari satu menit. Setelahnya bisa kembali beraktivitas seperti biasa.⠀
Pola hidup ini tanpa sadar sudah diterapkan sedari lama. Kenapa harus seketat ini? Jawabannya hanya satu.⠀
Waktu.⠀
Sesuatu yang sangat terbatas dan tidak bisa dikembalikan. Bagi Haran satu detik itu sangat berharga. Kehilangan momen sedikit saja, akan membawanya ke jurang yang akan disesali seumur hidup.⠀
Salah satu pengusaha yang Haran kagumi pernah berkata bahwa orang yang kaya itu bukan hanya memiliki banyak uang. Akan tetapi, memiliki waktu untuk menikmati dan mengelola kekayaaan itu.⠀
Tanpa sadar, hal itu menjadi motivasi penuhnya dan mendorong gadis itu untuk hidup penuh perhitungan. Walau terkesan berlebihan.⠀
Haran menoleh ke kaca jendela yang kini memperlihatkan pemandangan kota yang terlihat mendung dan gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
GL, Haran Cuma Ingin Bunuh Diri
Teen FictionID 🇮🇩 • [On-Going] • Haran Arstarte berniat bunuh diri dengan cara menenggelamkan dirinya ke laut. Namun, rencananya gagal ketika seorang gadis bernama Ruby Radiata mengacaukan semuanya. Haran yang kesal menuntut Ruby untuk bertanggungjawab. Tanpa...