16 • Bencana Di Kamar Mandi

30 2 1
                                    

Perlahan-lahan Haran menanggalkan pakaian. Mulai dari baju kemeja kemudian roknya. Menatap dirinya sendiri ke cermin, gadis itu kini hanya mengenakan kaos dan cawet dengan motif spam stiker kue yang lucu.


Pikiran Haran campur aduk ketika harus memakai ini. Dia lebih suka pakai polos tanpa desain apa pun, tapi Ruby terus memaksanya menggunakan pakaian memalukan ini. Rasanya pesona anak kecilnya semakin kuat.


Belum lagi, kaos yang dikenakannya sekarang seolah tidak menghormatinya sebagai perempuan menutupi bagian dada sampai perutnya. Dia menggunakan BH sebelumnya, tapi karena terlalu kecil …


「Eh, lebih baik pakai ini saja. Menurutku tetep imut kok!」


Haran teringat ucapan Ruby yang terdengar polos sewaktu membeli pakaian di butik. Meski kesannya memang tidak ada gunanya Haran memakai BH, bagi Haran itu sudah termasuk penghinaan.


Padahal dia mengharapkan sesuatu di umurnya yang sudah dua puluh tahun ini, sayang tubuhnya seperti memang sudah mencapai batasnya. Dia tidak ada bedanya ketika dia berumur sepuluh tahun sekarang ini.


「Apa-apaan aku ini, malah memikirkan sesuatu yang sia-sia.」


Dengan kesal, Haran melepaskan kaos dan cawetnya kemudian melemparkannya ke dalam mesin cuci bersamaan dengan baju dan roknya tadi. Tanpa mengenakan sehelai benang, dia pun segera memasuki area pemandian.


Ketika memasuki tempat ini, udara sekitar terasa lebih hangat dari ruangan sebelumnya. Asap yang mengepul dari bak mandi yang ukurannya setara lapangan basket ini terlihat begitu memukau. Apalagi dengan panaroma dan hiasan di dinding termasuk kaca anti-intip yang mengarah ke taman dan pemandangan langit berbintang, membuat siapa saja merasa ingin ada di sini selamanya.


Dibandingkan tempat-tempat yang dikunjungi Haran seharian ini, sepertinya area pemandian adalah pemenang mutlak di hatinya. Sekarang dia bingung harus menyesal atau beruntung bisa masuk ke mansion ini.


Haran berjalan menuju kursi duduk kecil tanpa penyangga di sudut kolam yang menghadap cermin. Di sebelahnya terdapat rak berisikan aneka jenis peralatan mandi seperti sabun, sampo, spon, penggosok, shower dan sebagainya.


Ketika hendak mengambil sabun, suara pintu masuk pemandian terbuka mengagetkannya. Dia sontak menutupi bagian dada dan melipat kakinya kemudian menoleh ke sumber suara.


Di sana, Ruby yang telanjang bulat itu pun dengan senyuman manisnya mendekati Haran.


「Ruby! Bukannya kau lagi memasak?!」


Haran pikir dia bisa mandi sendirian dengan tenang selagi Ruby mempersiapkan makan malam, sepertinya hal itu akan pernah terjadi. Dia bahkan bisa masuk dengan mulus ketika pintu sudah dikunci rapat-rapat.


「Kamu ini udah hilang beberapa kali ketika nggak dalam pengawasan aku! Daripada masak, Haran jauh lebih penting!」


Hanya helaan napas kasar yang terdengar. Sepertinya Haran memang harus membeli vila lalu mendesain ulang area pemandian persis seperti tempat ini baru bisa sendirian dengan tenang.


Terlebih penting, tidak akan pengganggu seperti sekarang ini.


「Haran …」


Kali ini suara Ruby terdengar lemah dibarengi pandangannya yang menunduk. Haran tidak bisa langsung menatap gadis karena itu malu dan lagi, tubuhnya juga terekspos saat ini. Tidak peduli gender apa pun, dia malu melihat ataupun ditatapi dengan keadaan begini.


「A-apa?! Ce-cepat katakan!」


Masih dengan mengalihkan pandangan dan gelapan, kondisi saat ini benar-benar bikin Haran muak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GL, Haran Cuma Ingin Bunuh DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang