TJ : 03. I Miss You, Je!

583 39 0
                                    

I  M I S S  Y O U , J E !

Tekan icon bintang sebelum baca. Tekan icon komentar setelah baca lalu tinggalkan jejak. Itu tandanya kamu menghargai karya sang penulis!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

『 Happy Reading 』


SAAT tiba di dekat gerbang sekolahnya, Joan dapat melihat satpam yang berdiri di depan, dan ia pun dengan segera mengambil jalan memutar menuju belakang sekolahnya.

Joan telah sampai di belakang sekolahnya, yang di batasi oleh dinding yang begitu tinggi. Ia menghentikan laju motornya, meletakkan helm, dan langsung melempar tas tersebut ke dalam sana. Kemudian ia melompati dinding pembatas yang cukup tinggi itu, sehingga ia pun berhasil masuk.

Joan dengan segera merapikan pakaiannya, lalu meraih tasnya yang tergeletak di tanah. Terlihat Joan yang langsung berlari ke arah kelasnya dengan secepat mungkin. Untung saja kelasnya berada di lantas satu, jika tidak pasti ia akan kesulitan untuk masuk kelas.

Ting!

Joan mengambil ponselnya yang berada dalam tasnya itu, kemudian itu terbelalak ketika membaca pesan yang di kirim oleh temannya yang bernama Rayhan.

Jangan masuk kelas ataupun area sekolah, Jo. Di ruang bk ada ayah lo dan di sekitar kelas ada bodyguard ayah lo, gue gak mau lo kenapa-napa.

“Aish, sialan,” umpat Joan.

Ia dengan segera memutar arah tujuannya yang semula hendak pergi menuju kelas menjadi ke arah belakang sekolah.

Ketika memanjat dinding yang begitu tinggi itu, tiba-tiba saja ia merasakan ada tangan yang menahan kakinya. Posisinya sekarang, adalah bergelantungan di dinding itu dengan tangan yang sudah berada di atas sedangkan kaki masih di bawah.

Joan menelan ludahnya dan melirik lambat ke arah bawah.

“Mau ke mana, hm?” ujar seseorang itu dengan santai yang membuat Joan terbelalak terkejut.

“Miss ... Kok bisa di sini?” tanya Joan dengan terbata-bata. Setelahnya ia menutup matanya ketika menyadari pertanyaannya yang terlalu basi.

“Menurut kamu, saya di sini karena apa?” tanya balik seseorang itu yang ternyata adalah Miss Raisa. Memang tidak heran lagi jika Miss Raisa itu guru yang sering berkeliling sekolah hanya untuk mengecek anak muridnya. Maklum, guru bk.

Tak hanya ada Miss Raisa yang berada di sana, namun sang ketua OSIS Andromeda juga berada di sana yang hanya diam menonton mereka sedari tadi dengan wajah datarnya.

Joan menyengir kuda kepada Miss Raisa yang membuat guru tersebut mendelik.

“Turun kamu, dan ikut saya ke ruang bk!” suruh Miss Raisa.

“Iya-iya Miss bakal turun kok, tapi lepasin dulu tangannya,” celetuk Joan.

Miss Raisa memandang Joan menyelidik. “Halah! Kamu itu gak bisa di percaya, pasti nanti mau kabur ‘kan?” tuduhnya.

Joan memandang Miss Raisa cengo. “Aduh, Miss! Percaya sama saya, deh! Suer gak pake bohong ini.”

Miss Raisa menghela nafasnya kasar dan lantas melepaskan tangannya dari kaki gadis itu. Sedetik kemudian wanita paruh baya tersebut melongo melihat Joan.

Terlihat Joan yang langsung meletakkan kakinya ke bahu sang ketua OSIS tersebut dan melompat ke luar. Sang ketua OSIS itu hanya memandang Joan datar ketika bahunya di jadikan tumpuan sebagai alat untuk memanjat.

Transmigrasi JoannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang