TJ : 12. Tuduhan

167 22 5
                                    

T U D U H A N
"Tidak ada yang memerhatikan rasa sakitmu, tetapi semua orang memerhatikan kesalahanmu."

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Tekan icon bintang sebelum baca. Tekan icon komentar setelah baca lalu tinggalkan jejak. Itu tandanya kamu menghargai karya sang penulis!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

『 Happy Reading 』

"CASSANDRA ROSEANNE SALVADOR!"

Cassa yang semula merunduk untuk melihat ponselnya, menjadi mendongakkan kepalanya ketika mendengar teriakan nyaring seseorang yang memanggil nama lengkapnya. Ketika melihat siapa gerangan yang meneriaki namanya, gadis itu mendatarkan wajahnya dan menghela nafas kasar. Kali ini, apa lagi tuduhan mereka kepadanya?

Tidak hanya Cassa, kelima gadis lainnya juga mendatarkan wajah mereka. Apalagi Sandra yang menatap tajam seseorang yang meneriaki nama adiknya. Tidak lupa murid Cakrawala yang mendengar teriakan itu pun menjadi menoleh untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Dapat mereka lihat, seseorang yang meneriaki nama Cassa tadi mendekat sembari menarik tangan pemuda cantik yang ada di sebelahnya.

“Sialan lo! Maksud lo apa ngebully Aezar sampek lebam begini, hah?” bentak lelaki itu yang ternyata adalah si protagonis pria alias sang seme, Kendrick. Dan yang ada disebelahnya adalah sang uke, Aezar. Juga yang ada di belakang Kendrick adalah para sahabatnya, inti geng The Liondez.

Sandra menaikkan sebelah alisnya ketika melihat tiga pemuda yang tidak asing diingatannya. Bukankah...

Mereka adalah ketiga pemuda yang bertemu dengannya tadi didepan ruang kepala sekolah? Sandra melirik ke arah pemuda yang juga menatapnya tajam.

Dia...

Adalah pemuda yang sama dengan pemuda yang sempat bercekcok dikelas bersama dengan dirinya. Sandra tersenyum remeh, membuat Raja yang menatap Sandra tajam segera mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin adu mulut sekarang.

Cassa yang sedang menghisap teh esnya lantas menengok ke arah Aezar dan memandang  pemuda itu dari atas sampai bawah berulang kali.

“Bangsat, bisa gak sehari aja jangan ganggu Aezar, Sa? Kalo iri jangan kaya gitu caranya anjing!” lanjut Kendrick dengan nada sinis.

Mendengar perkataan itu lolos dari mulut pemuda yang dicintainya, lantas Cassa pun terkekeh sinis dan menundukkan kepalanya. Dia bahkan tidak mem-bully Aezar, sialan! Mengapa lelaki ini berspekulasi jika dirinya pelakunya?

“Orang lagi ngomong tuh di denger, anjing! Bukan ketawa gak jelas, denger kagak lo kata gue tadi?”

Cassa memberhentikan kekehannya dan seketika mengangkat kepalanya kembali menatap lurus tepat pada mata lawan bicaranya. “Denger ya setan, gue kagak budek.”

“Lagipula, gue dari tadi disini gak ke mana-mana. Gue gak ngebully PACAR kesayangan lo itu!” lanjut Cassa dengan menekan-kan kata ‘pacar'.

“Terus Aezar kenapa bisa acak-acakan kayak habis di-bully gini, hah?!”

Sandra yang mendengar itu melirik ke arah Aezar yang nampak berantakan. Penampilannya seperti sehabis di-bully namun pemuda itu tidak membuka suara sejak tadi dan hanya bisa ... Menangis. Ia paling benci ketika melihat boti, uke atau semacamnya lah itu, karena sifat lelaki tidak ada pada diri mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi JoannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang