TJ : 06. Dia Alesandra

635 43 0
                                    

D I A  A L E S A N D R A

Tekan icon bintang sebelum baca. Tekan icon komentar setelah baca lalu tinggalkan jejak. Itu tandanya kamu menghargai karya sang penulis!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

『 Happy Reading 』

PUKUL 16.43, Jerman.

Kring!

Kring!

Terdengar suara alarm yang berbunyi untuk membangunkan pemiliknya. Sang pemilik alarm masih tertidur pulas di brankar rumah sakit. Alarm tersebut di bunyikan oleh Anasera agar keponakannya itu bangun dari tidurnya.

Anasera menghela nafasnya kasar melihat keponakannya itu masih belum terbangun juga.

"Astaga anak ini,” monolognya dengan tangan memijat pelipisnya. Tidak biasanya keponakannya itu kebo seperti ini, karena telinga keponakannya itu sangat tajam hingga suara kecil pun ia langsung mendengar.

Anasera melangkahkan tungkainya ke arah nakas sembari mengambil sebuah botol air mineral. Lalu ia berjalan kembali ke arah brankar yang terdapat gadis yang sedang tertidur nyenyak itu.

Terlihat kening Sandra yang mengerut akibat percikan air yang berasal dari tangan Anasera.

“Bangun, Ale. Anak gadis kok kebo!” tutur Anasera ketika melihat Sandra yang sudah terbangun dan kini menyipitkan matanya menyesuaikan pencahayaan ruangan serba putih itu.

“Ini di mana?” tanya Sandra yang berganti jiwa dengan tangan yang terangkat menggaruk tengkuknya.

Anasera memandang heran keponakannya itu. “Astaga, Ale ... Ini di rumah sakit lho, masa lupa?!”

“Oh iya, lupa,” ucap Sandra dengan cengirannya.

Kemudian mereka berdua serentak menoleh ke arah pintu masuk ketika mendengar pintu itu terbuka.

“Sayang, gimana keadaan Ale?” tanya sang pembuka pintu itu kepada Anasera, tampaknya sang empu tidak menyadari jika objek pembicaraannya sudah terbangun sedari tadi.

Anasera menunjuk ke arah Sandra dengan dagunya yang membuat pria itu menoleh ke arah Sandra.

“Eh? Udah bangun?” tanya pria itu.

Pria itu bernama Arkana Mario Salvador. Pria yang berstatus suami dari Anasera dan adik dari Sebastian Vettel Salvador─ayah Sandra. Yang berarti Sandra adalah keponakan pria itu.

Arkana serta Anasera sangat menyayangi Sandra, karena melihat nasib Sandra yang menyedihkan sedari ia kecil. Juga, Anasera seperti melihat sosok abangnya ketika melihat Sandra. Abangnya dan Sandra, ialah sosok menyedihkan yang pernah dia kenal. Mereka berdua, sama-sama tidak mendapatkan kasih sayang oleh orang tua mereka.

Mengingat abangnya, dia jadi merindukan sosok pelindungnya itu. Yang pasti abangnya sudah bahagia dengan pasangannya, dan sudah terlepas dari rantai menyakitkan yang melenggunya.

Anasera tersadar dari lamunannya ketika melihat tangan Arka yang melambai-lambai di depan wajahnya. Lalu dia menoleh ke arah suaminya itu.

Transmigrasi JoannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang