Langit mulai menunjukkan senjanya. Burung-burung terbang untuk berimigrasi. Hembusan angin menusuk kulit-kulit mereka yang berada diluar.
[Name] berdiri di bagian belabuhnya kapal, menatap matahari yang akan tenggelam. Matanya menunjukkan kekosongan. Air mata mengalir tanpa ia sadari.
Suara alunan musik yang diputarkan oleh para nelayan membuat hatinya semakin terkikis. Bagaimana tidak, lagu itu adalah lagu kesukaan adiknya. Ia sangat merindukan sang adik, merasa sangat bersalah atas dirinya sendiri karena tidak bisa melindunginya.
"[Name]?"
Gadis itu tersentak dikala ada yang memanggilnya. Pandangannya langsung menoleh kesamping dan menemukan Luffy dengan daging besar ditangannya. Luffy tampaknya juga terkejut dengan air mata yang membasahi pipi [Name].
"Kau menangis??"
"Tidak! Hanya debu yang masuk kedalam mata" [Name] mengelak dengan tangan yang terus menghapus air matanya.
[Name] memang akan selalu datang ketempat ini setiap harinya ketika pikirannya sedang kacau-kacaunya.
Luffy melangkah mendekat hingga [Name] sedikit mendongak. "Kau sudah bertambah tinggi rupanya, padahal dulu kau lebih pendek dariku"
[Name] terkekeh pelan, mundur beberapa langkah dan tersenyum. Luffy merasa heran dengan tingkah [Name] yang tidak seperti yang ia kenal. [Name] sangat berbeda.
Dulu gadis itu akan selalu tampak bersinar dengan senyumannya yang lembut. [Name] tidak seheboh dirinya saat kecil, gadis itu tampak jauh lebih dewasa dibandingkannya. [Name] akan menjadi penengah antara dirinya dan Uta ketika bertengkar.
Walau ujung-ujungnya Uta akan mengadu kepada [Name], tapi Luffy bakalan ikutan mengadu karena tidak mau kalah dari Uta.
"Oh! [Name], apa kau tertarik untuk ikut bersamaku?" Luffy tiba-tiba saja bertanya, menggigit daging ditangannya.
"Kemana?"
"Mengelilingi dunia! Jadilah kru ku!"
[Name] tersenyum disaat mendengarnya. Ia senang karena mendapatkan tawaran ajakan bergabung kedalam bajak laut miliknya.
Tapi sayangnya ia harus menolaknya.
"Maaf Luffy, aku tidak bisa"
Luffy sedikit memiringkan kepala. "Kenapa? Aku sangat ingin kau bergabung ke dalam kru ku!"
[Name] menggeleng dengan senyuman. "Tidak bisa Luffy. Aku harus menetap disini karena sudah menjadi tugasku"
Luffy tidak mengerti. Tugas apa yang dimaksud. Didalam pikirannya sekarang adalah mengajak [Name] pergi bersamanya untuk melihat luasnya dunia dan mencari one piece.
"Padahal aku sangat menginginkannya" Luffy memasang ekspresi murung. Pandangannya menunduk, menggigit daging itu sekali lagi.
[Name] tertawa kecil. Kembali menatap laut yang dimana matahari sudah tenggelam. Gadis itu menghela nafas panjang, angin malam mulai berhembus menusuk tulang mereka. Dingin.
Kedua mata gadis itu mulai terpejam, senyuman miris terbentuk. "Maafkan aku Luffy. Aku tidak bisa ikut denganmu karena aku tidak bisa keluar dari sini"
Luffy menatapnya lagi. "Tidak bisa keluar? Kenapa? Apa ada yang menahanmu?"
[Name] menatap Luffy dengan sebuah lirikan mata. Gadis itu tidak memberikan respon apapun. Mereka saling diam untuk beberapa saat, sampai ada seorang laki-laki menghampiri mereka dan menyebut nama [Name].
"[Name]"
Gadis itu lantas menoleh, begitu juga dengan Luffy. Ketika dilihat perawakan laki-laki itu tampaknya seusia dengan Luffy. Wajahnya terdapat beberapa goresan luka. Rambutnya yang berwarna coklat susu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴏᴅᴜʀᴏ ᴏɴ'ɴᴀɴᴏᴋᴏ // ᴏɴᴇ ᴘɪᴇᴄᴇ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ
FantasyKisah seorang penari cantik yang berasal dari desa kecil. Penari yang memiliki pesona yang tidak bisa ditolak. Tubuhnya bergerak dengan sangat indah ketika musik diputarkan. Siapa yang menyangka kalau tarian indah itu akan bisa menjadi tarian yang...