09. SEBELUM PUKUL 06.00

247 43 22
                                    

Para kru bajak laut topi jerami sangat terkejut dengan aura yang mencekam disekitar mereka. Mata mereka semua lantas tertuju kearah sang penari yang dimana rambut blonenya mulai berkibar dengan lembut.

Seluruh tubuhnya bercahaya. Kedua tangannya terbuka.

"Apa yang ingin dia lakukan" Zoro tampak heran dan waspada.

Dari arah pintu keluarpun menjadi penuh akibat kedatangan bola cahaya yang berasal dari ruangan yang ditemukan oleh Sanji dan yang lainnya.

"Itu kan yang ada didalam ruangan tadi!" Usop berteriak dan tangannya menunjuk kearah depan.

"Itu sepertinya jiwa yang dikurung" Robin mengatakannya dengan tersenyum. Matanya dari tadi melihat salah satu bola cahaya yang menunjukkan gambaran diri nya saat kecil hingga besar.

Semua bola cahaya terkumpul disekitar penari tersebut. Terkecuali [Name] yang masih tetap berada digenggaman Nami.

"Eh? Aku tidak melihat keberadaan Luffy" [Name] baru bertanya sekarang karena ia dari tadi tidak menemukan keberadaan Luffy.

"Dia sepertinya berhasil sadar" ucap Robin di sebelah Nami. [Name] merasa sangat lega, tapi ia mulai tersadar akan kejadian didepannya sekarang.

"Semuanya! Kalian harus bertarung untuk merebut kembali punya kalian"

"Jangan khawatir soal itu [Name]-san. Kami sudah tau akan hal itu, yohohoho" Brook tertawa. Tengkorak hidup itu sudah siap untuk bertarung.

"[Name], kau harus tetap disini bersamaku" Nami memutar tongkat miliknya.

"Semuanya dengar! Tujuan kita disini adalah untuk merebut kembali apa yang menjadi milik kita supaya bisa terbebas dari tempat ini!" Nami berseru kuat.

Teman-temannya mengangguk mengerti. Secara bersamaan mereka maju untuk mengambil bola cahaya milik mereka. Mereka dapat mengetahuinya dari perasaan mereka sendiri.

Gadis tersebut memutar dua senjata miliknya. Ia melangkah sesuai tempo, memberikan tendangan ketika Sanji terlebih dahulu berada didepan. Tangan yang menggenggam jarum besar itu bergerak, hampir mengenai Usop.

"HIII AKU HAMPIR MATI!!" Usop menjerit panik, air mata sudah mengalir deras dari dua sudut matanya.

"Kau tidak mungkin mati karena ada [Name] yang mengatur dunia ini" ucap Franky yang menatap datar kearah Usop yang terus memegang lehernya.

Dari arah atas datanglah Chopper dengan tubuh yang sudah berubah menjadi bentuk karatenya. Penari itu langsung memutar tubuhnya, menggoreskan jarum besar itu didada Sanji yang menghalangi pergerakan nya.

Scrack!

Darah keluar dari dada koki kapal. Tubuhnya masih bisa berdiri walau ia hampir terjatuh. Luka di dadanya secara perlahan mulai tertutup dengan gelembung cahaya.

"Oh benar lah!" seru Usop dengan kagum, kedua matanya bercahaya.

[Name] hanya diam menatap kearah penari tersebut. Cahaya ditubuhnya mulai meredup, menunjukkan kalau dirinya sedang berekspresi sedih.

Penari itu semakin jengkel. Ia melompat keatas, menggunakan pinggiran tangannya untuk memukul bagian leher Chopper sehingga rusa tersebut terhempas, dan Chopper berhasil mendarat dengan selamat.

Brook muncul di belakangnya. Penari itu langsung membalikkan tubuhnya dan menahan pedang Brook dengan dua senjata jarumnya. Penari itu menangkisnya, memasukkan jarum miliknya disela-sela tubuh tengkoraknya, menariknya dan menghempaskannya ke lantai.

Brakh!

Sanji menggunakan tendangan berapi miliknya untuk menghancurkan pijakan tanah sang penari. Gadis itu melompat tinggi. Badannya memutar dengan cepat sehingga selendang panjang yang melilit tubuhnya terhempas.

ᴏᴅᴜʀᴏ ᴏɴ'ɴᴀɴᴏᴋᴏ // ᴏɴᴇ ᴘɪᴇᴄᴇ x ʀᴇᴀᴅᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang