SPESIAL CHAPTER [END]

337 67 6
                                    

[Name] sedang berada di dapur bersama Sanji. Ia sedang ingin melakukan kegiatan memasak jadi ia meminta pria koki itu untuk mengajarkannya.

Dengan senang hati Sanji mengajarkannya. Senyuman bermekaran dibibir penari itu membuat jantung Sanji berdetak lebih cepat dan mengeluarkan mimisan yang sangat banyak.

"Sanji...?" [Name] jadi merasa khawatir, ia takut dimarahi oleh Chopper lagi.

Pria berambut kuning itu menggeleng, mengangkat tanganya dan sedikit melambaikannya. Ia mengatakan kalau ia baik-baik saja. [Name] mengangguk lalu menyerahkan selembar sapu tangan kepadanya.

Sanji menerimanya lalu mengusapnya untuk menghilangkan noda darah dihidungnya.

"Baiklah mari kita mulai belajar memasaknya" Sanji mengatakannya setelah berdehem lalu kemudian tersenyum.

[Name] mengangguk dengan semangat. Kedua tangannya terkepal dan tersenyum lebar. "Mohon bantuannya!"

Selama memasak [Name] mengikuti arahan Sanji dengan benar. [Name] melakukannya dengan sangat baik walau sempat kebanyakan menuangkan bumbu masakan, namun Sanji memberikannya solusi untuk mengurangi rasanya.

[Name] merasa sangat kagum dengan pria koki itu. Walau mesum dia sangat sopan dan lembut ketika mengajarinya. Sebelumnya ia merasa sangat tidak nyaman setiap di dekat pria itu namun semenjak di whole cake Sanji melindunginnya.

Setelah memakan banyak waktu akhirnya makananya siap. Hasilnya sangat memuaskan, [Name] tersenyum semakin lebar dengan tangannya yang saling bertautan. Wajahnya bahkan sampai merona karena ia sangat bahagia karena berhasil menghasilkan masakan seenak dan secantik ini.

"Terimakasih, Sanji!" [Name] tersenyum dengan kedua mata yang terpejam. Hal itu berhasil membuat Sanji menjerit tanpa bersuara.

Wajah Sanji sampai memerah padam ia gelagapan setiap kata. [Name] tertawa kecil ia berjalan meninggalkan Sanji untuk memanggil yang lainnya karena makanan sudah siap.

Semuanya langsung meninggalkan kegiatan mereka dan berjalan menuju ruang makan, terutama Luffy. Luffy paling bersemangat dan sampai terlebih dahulu.

"Menu apa hari ini?" Luffy bertanya dengan mulut yang berair. [Name] tersenyum, kedua tangan berada dipinggang, ia jadi bersemangat karena kali ini makanan hari ini adalah masakannya.

"Udang kuah dan beberapa makanan seafood lainnya. Oh iya, hari ini aku yang masak! Sanji mengajarkanku" [Name] tersenyum lebar.

"Benarkah? Aku tidak sabar!!" Luffy langsung masuk dan duduk dikursinya, ia melahap makanan seperti biasa.

Yang lainnya menghela nafas, tidak heran lagi dengan sifat rakus milik Luffy. [Name] melihat ke arah Nami dan Robin yang baru saja tiba.

"Nami! Robin! Kalian harus merasakan masakanku" [Name] mengatakannya dengan semangat. Dua orang itu mengangguk dan terkekeh.

"Baiklah akan kami coba. Kalau tidak enak kau harus membayarku ya?" Nami menyengir kecil. [Name] mendengus.

"Itu tidak adil. Ini pertama kalinya aku memasak"

Nami tertawa, tangannya mengusap puncak kepala [Name]. "Aku bercanda, tapi aku yakin masakanmu enak. Buktinya Luffy memakannya sambil menangis"

[Name] melihat dan yang dikatakan oleh Nami benar. Luffy berulang kali mengatakan kalau makanan hari ini sangat enak. Wajah gadis itu kini memerah karena merasa terharu serta salah tingkah. Apa makananya seenak itu, itu membuatnya senang. Ia tidak mungkin untuk tidak tersenyum.

"Itu benar Nami. Ayo [Name], kita harus makan bersama" Robin mengajak gadis itu. [Name] mengangguk dan mereka bertiga duduk secara berderet. Makan bersama yang lainnya.

ᴏᴅᴜʀᴏ ᴏɴ'ɴᴀɴᴏᴋᴏ // ᴏɴᴇ ᴘɪᴇᴄᴇ x ʀᴇᴀᴅᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang