06. KEKUATAN SEBENARNYA

448 73 5
                                    

"Shanks, terimakasih karena sudah mau membiarkanku dikapalmu" [Name] memperlihatkan senyuman manisnya kepada Shanks serta para kru bajak laut lainnya.

Dirinya sudah turun dari kapal, melambaikan tangannya tinggi-tinggi ketika kapal itu hendak akan berlayar tanpa dirinya.

Suara tangisan Uta menggema di udara. Ia tidak ingin berpisah dengan [Name] yang harus meninggalkan kapal bajak laut akagami dan tinggal bersama keluarganya.

[Name] sudah kembali mengingat adiknya sehingga ia harus kembali kerumahnya, bertemu dengan sang adik yang sendirian di rumah. Shanks tampak sangat menyanyangkan hal itu, ia juga tidak rela, tapi itu adalah keinginan [Name] sendiri.

"Beckman-otousan!! Aku menyanyangimu!!" [Name] bersorak riang, Beckman tersenyum dan rasanya ingin menangis setelah mendengar jeritan [Name].

"BAHKAN UNTUK TERAKHIR KALINYA KAU TIDAK MEMANGGILKU DENGAN SEBUTAN AYAH?!" Shanks tampak sangat tidak terima sehingga ia sampai berteriak ketika kapal semakin menjauh dari pelabuhan pulau.

Para kru bajak laut tertawa dengan ocehan Shanks. Berakhir Shanks mendiamkan Beckman untuk beberapa saat karena merasa dicurangin oleh temannya.

[Name] terkekeh karena hal itu. Badannya memutar, melihat keberadaan adik laki-lakinya yang sudah berdiri disana sambil tersenyum hangat kepadanya. Anak itu pun langsung berlari memeluk sang kakak yang sudah lama menghilang dari pandangannya.

"Akhirnya aku dapat bertemu dengan kakak!!" Anak imut itu bernama Kun. Anak yang memiliki ciri fisik seperti dengannya, atau biasanya orang-orang selalu mengatakan [Name] sebagai versi laki-laki.

"Hahaha, kakak minta maaf karena membiarkanmu sendirian" [Name] memeluk adiknya yang berbeda setahun itu. Tangannya mengusap kepala sang adik dan memberikan kecupan lembut di pipinya yang tembam.

"Tidak apa! Aku pasti akan selalu menunggu kakak" Kun benar anak yang baik. Itulah alasan mengapa [Name] sangat menyanyangi adiknya yang manis.

"Kakak sangat menyanyangimu, Kun"

Kun mengangguk dengan semangat. "Aku juga sangat menyanyangi kakak!"

Pertemuan yang sangat manis. [Name] sangat bahagia, mereka menjalani hidup layaknya orang normal selama lima bulan lamanya. Sampai sesuatu yang mengerikan datang didesa mereka.

"AKGHHHH SELAMATKAN AKU!!!"

Suara jeritan orang-orang melayang diudara. Mereka kedatangan dua orang monster yang tidak segan-segannya membunuh mereka. Setiap adik beradik itu berlari maka mereka akan bertemu dengan mayat dimana-mana.

Tidak ada tempat aman untuk mereka berdua.

DOR!

Tubuh Kun tertembak dengan senapan, dan mengenai bagian kepalanya.

"KUN!!!" [Name] berteriak. Berlari menghampiri tubuh sang adik yang sudah terbaring. Ia kehilangan kesadarannya dalam kedua matanya yang masih terbuka.

Tubuh [Name] gemetaran akibat ketakutan, menatap darah yang sudah mengotori tubuhnya. [Name] menangis, memeluk tubuh sang adik yang kian mendingin.

[Name] tidak cukup kuat untuk membawa mayat Kun dengan cara menggendongnya. [Name] memapah mayat itu, membawanya menjauh sebelum orang yang menembaknya tadi menemukannya.

Sehingga ia sampai ditempat yang sudah terbilang cukup jauh. [Name] menatap kosong kearah mayat tersebut. Air matanya sudah habis, ia tidak bisa menangis lagi. Yang bisa ia lakukan hanyalah merenung, memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya diatasnya.

Grep!

Sesuatu datang dan langsung menangkup kedua pipinya. Membuat pandangannya bertemu dengan sepasang mata berwarna merah milik laki-laki didepannya.

ᴏᴅᴜʀᴏ ᴏɴ'ɴᴀɴᴏᴋᴏ // ᴏɴᴇ ᴘɪᴇᴄᴇ x ʀᴇᴀᴅᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang