Part 19

2 0 0
                                    

Brooklyn Square, Brooklyn, NYC.

Meghan menatap Patricia dengan lekat. "Sebenarnya ada apa, Pat? Kenapa aku baru mengetahui jika kau akan keluar?"

Membuang nafas panjang, Patricia tahu jika berita ini akan segera terdengar oleh Meghan. Dan jujur saja, Patricia cukup merasa bersalah karena tidak bisa menceritakan apapun kepada temannya itu.

"Maaf, Megi. Aku benar-benar tidak bisa menceritakan alasan kenapa aku keluar. Tapi yang jelas, aku memang di pecat seperti rumor yang tersebar di F&B," ungkap Patricia.

Meski Meghan sangat ingin tahu kenapa alasan Patricia bisa di pecat, namun ia tidak bisa memaksa. Meghan tahu ada suatu alasan yang mungkin pribadi, mengingat Meghan pernah mendengar jika Patricia pernah membawa putri bos baru berkeliling hotel. Seolah Patricia dan putri bos memang sudah seperti keluarga, seperti mereka memang sudah sangat mengenal lama.

Membuang nafas panjang, Meghan mengangguk pasrah. "Lalu bagaimana setelah ini? Kau sudah mendapatkan rencana pekerjaan baru?" tanya Meghan khawatir.

Gantian Patricia yang membuang nafas panjang. "Belum, Meg. Aku sudah mencoba mencari di online dan surat kabar. Tapi hanya beberapa pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku,"

Patricia kembali membuang nafas panjang. "Hanya memiliki pendidikan lulusan high school sepertiku bisa apa, Meg," sesal Patricia. 

"Oh Tuhan. Kenapa semua ini mendadak sekali," keluh Meghan. "Harusnya mereka memberiku waktu setidaknya selama satu bulan," protes Meghan dengan putus asa.

Patricia menggeleng. "Aku di pecat, Meg. Sebenarnya mereka sudah cukup baik karena sudah memberikan waktu selama seminggu untukku."

"Oh Lord … aku bagaimana agar bisa membantumu, Patty?" tanya Meghan dengan prihatin.

Patricia terkekeh. "Ayolah … jangan seolah-olah dunia akan runtuh karena aku di pecat, Meg," kata Patricia penuh jenaka. Ia tidak benar-benar tidak ingin membuat beban pikiran Meghan bertambah karenanya.

"Tenang saja dan jangan lupa jika kau memiliki orang tua angkat yang kaya raya," lanjut Patricia sambil mengedipkan satu mata.

Memutar bola mata dengan malas, Meghan kembali meraih gelas jusnya. "Baiklah." Meghan pasrah. "Tapi jika kau butuh sesuatu, berjanjilah jika kau akan langsung memberitahuku."

Patricia langsung mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja, Megi. Kau lupa jika aku sangat suka merepotkanmu," kata Patricia sambil kembali mengedipkan satu matanya.

***

Patricia's House, Brooklyn, NYC.

Entah kenapa malam ini perasaan Patricia sangat kalut. Bukan karena hari ini ia telah melewati hari terakhirnya bekerja. Namun, ada sesuatu yang membuat perasaannya menjadi gelisah. Entah apa, tapi rasanya seperti sebuah firasat buruk.

Karena itu juga Patricia langsung menghubungi semua orang yang dekat dengannya. Terlebih Julie dan Andrew, dan thanks God, mereka baik-baik saja. Lalu setelahnya mereka mengobrol untuk membahas tentang rencana Patricia kedepannya setelah kehilangan pekerjaan.

Setelah mematikan sambungan ponsel, Patricia kembali mengusapi dada sambil berdoa, menyerahkan semuanya kepada Tuhan, agar melindungi dan menyertai orang-orang yang ia cintai.

"Baiklah, mungkin ini hanya perasaan buruk karena aku sudah jadi pengangguran," kata Patricia untuk dirinya sendiri. Mencoba menenangkan diri sendiri.

Lalu Patricia mulai menarik selimutnya untuk segera menjemput lelap, berharap dengan tidur kegundahannya bisa berkurang.

***

Between Love And LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang